Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

💋KMD💋 - Chapter 17

.
.
.

Mendengar berita dari televisi, Seojin langsung beranjak pergi dan meninggalkan burger yang baru saja dipesan. Ia memacu kecepatan mobil dengan cukup tinggi. Sementara tangan yang lain sibuk melakukan panggilan kepada Suzy. 

"Angkat Suzy," desis Seojin panik. Sekian kali ia melakukan panggilan, tetapi tidak tersambung. 

Kaki Seokjin semakin menginjak gas dan menambah kecepatan. Ia tidak ingin sesuatu hal buruk terjadi kepada Suzy. 

Jemari Seojin bergulir pada layar monitor di mobil dan mencari nama Yunki. Tidak membutuhkan waktu lama untuk tersambung. 

"Yunki-ya, apa Suzy berangkat ke Hanyang seorang diri?" 

["Bagaimana kau bisa tahu?"] 

"Jawab aku Yunki!" Nada Seokjin meninggi. 

["I-iya dia berangkat sendiri, dan membawa mobilku yang remnya bermasalah. Kenapa suaramu terdengar panik, ada sesuatu yang terjadi?"] 

"Ada kejadian di Hanyang. Aku berharap itu bukan dia. Nanti kuhubungi lagi." Panggilan keduanya terputus. Seokjin yang melakukan. 

Tidak jauh dari Seojin mengemudikan mobil, terlihat pembatas polisi dengan seorang petugas yang memberikan isyarat untuk melintas dengan hati-hati. Di sisi jalan terlihat dua mobil yang bersinggungan dengan sisi penyok sebagian. 

Seojin semakin mempercepat lajunya hingga berhenti tepat di depan pembatas itu. Mobil putih dengan nomor polisi yang cukup dikenali olehnya terlihat melintang. Hal itu sontak membuat Seojin membelalakkan kedua matanya. Ia segera turun dari mobil dengan langkah yang memburu. 

Ia menyibakkan gerombolan orang yang mengerumuni tempat kejadian. Ada tubuh yang terbaring di sana dengan bantuan beberapa medis. 

"Permisi ... permisi," ucap Seokjin mendesak kerumunan. "Suzy!" 

"Seojin-ssi?" Suara yang dikenali oleh Seokjin terdengar di samping kerumunan tersebut. 

Seojin menoleh dan mendapati Suzy sedang duduk bersedekap bersama salah satu petugas. Wanita itu terlihat sedang memberikan informasi. 

Melihat Suzy yang baik-baik saja, Seokjin langsung merengkuh tubuh wanita itu dengan lega. Hal itu kontan membuat Suzy terkesiap. Tubuhnya dengan sukarela jatuh ke dalam dekapan Seokjin. 

"Syukurlah kau tidak apa-apa. Ahhh... syukurlah." Napas lega lolos dari bibir Seokjin. Tangannya mengelus pelan rambut Suzy. 

Wanita yang berada di dekapan Seojin kini hanya bisa mematung. Detak jantungnya bergemuruh dengan sangat hebat. 

Jika kau bersikap seperti ini terus, bagaimana bisa aku menahan rasa ini untukmu? 

Melepaskan pelukannya kemudian Seokjin meraup wajah Suzy. "Apakah ada yang terluka?" 

Pria itu memeta setiap jengkal tubuh Suzy dan memastikan tidak ada luka di sana. Embusan napas lega terlontar dari bibir ketika melihat Suzy baik-baik saja. "Ah, syukurlah. Kenapa kau sangat ceroboh? Bisakah kau tidak bertindak semaumu sendiri? Tidakkah kamu bertanya terlebih dahulu mobil ini layak dikemudikan atau tidak?" 

Serentetan kalimat yang keluar dari mulut Seojin hanya semakin membuat Suzy membisu. Well, dari mana Suzy tahu kalau mobil itu akan mengalami rem blong. Ia hanya asal mengambilnya saja sesuai dengan perintah. 

"Maaf, aku tidak tahu kalau mobilnya bermasalah," ucap Suzy yang sekali lagi langsung ditarik ke dalam pelukan Seojin.

Kali ini detak jantung Suzy bersuara semakin kencang. Mungkin Seojin bisa merasakannya, karena tubuh mereka sekarang tertempel tanpa jarak. 

Pria itu terlalu hangat untuk Suzy yang sudah sekian lama tidak pernah dikhawatirkan oleh orang terdekatnya. Paling hanya Soobong yang khawatir Suzy akan melewatkan acara fashion show atau pemotretan dan membuat agensi harus membayar kerugian karena itu. Namun, ini perhatian di mana Seokjin tidak ingin melihat dirinya terluka. That's really sweet thing. Hal manis yang sudah lama tidak dirasakan oleh Suzy. 

"Kita pulang sekarang, aku akan minta seseorang untuk mengurus mobil ini," ucap Seojin yang mendapatkan anggukan persetujuan dari Suzy. 

"Apakah, aku sudah bisa membawanya pulang?" tanya Seojin kepada salah satu petugas kepolisian. 

"Sudah, Nona ini tidak bersalah, dan kami sudah mendapatkan informasi yang kami butuhkan," terang petugas tersebut. 

"Terima kasih." 

Tangan Seojin merangkul tubuh Suzy dan membawanya masuk ke dalam mobil. Pemandangan tersebut membuat sepasang mata enggan berpaling. Sedari tadi Yunki memperhatikan Seojin dan Suzy dari kejauhan. Ia mempunyai niat yang sama seperti Seokjin. Menyelamatkan Suzy, tentu saja. Namun, kali ini ia terlambat. 

Batin Yunki bergejolak dengan hebat. Tangannya yang semula melonggar langsung mengerat dengan kuat. Tidak, kali ini ia tidak boleh terlambat mengambil langkah. Ia tidak akan mengulangi kesalahan di masa lalunya. Lagi pula, Seokjin bersikap seperti itu hanya untuk menunaikan janji yang sudah dibuat kepada Yoona. 

💄💄💄

Melajukan mobilnya dengan kecepatan rata-rata. Sesekali Seojin melirik Suzy dari ekor mata. Wanita itu masih terlihat sedikit kaget dengan kajian tidak terduga tadi. 

"Aku merasa bersalah kepada Yunki-nim. Mobilnya rusak karena aku bawa," celetuk Suzy tiba-tiba. 

"Itu bukan salahmu. Mobil Yunki memang dari awal tidak layak pakai. Untuk apa kau menyalahkan dirimu sendiri, yang terpenting kau selamat." Seojin menjeda ucapannya sesaat kemudian melanjutkan, "itu sudah membuatku sangat lega." 

Meskipun lirih, tetapi Suzy bisa menangkap ucapan itu dengan jelas. Wajahnya kembali bersemu merah karena itu. Ia kembali memperhatikan Seojin dari samping. Lengkungan senyum kembali tercetak di wajah. Ah-katakan padaku, wanita mana yang tidak meleleh dengan sikap hangat seperti ini? batin Suzy. 

Seokjin menepikan mobilnya di depan coffee shop. Tanpa sepatah kata pun ia turun dari mobil dan berlari kecil. 

Suzy meraup wajahnya dengan kedua tangan. Senyuman melebar kembali tersungging. "Ah, bagaimana kalau Seojin memang benar-benar menyukaiku?" pekiknya girang. 

Selama ini Suzy banyak berhubungan dengan pria. Well, meskipun kebanyakan dari mereka hanya akan memanfaatkan ketenaran Suzy di dunia hiburan. Semua pria itu akan berlagak memberikan perhatian penuh yang lebih mendekati ke kata 'modus'. Namun Seojin berbeda. Ia bersikap hangat dan melindungi Suzy saat dalam keadaan yang terpuruk. Tidak memiliki ketenaran, uang, dan bahkan harus meniti karir dari awal. Tidak dipungkiri, Suzy melihat ketulusan Seokjin. 

"Ah ...  jika dia memang menyukaiku, aku tidak akan menolaknya," gumam Suzy dengan wajah yang merona diikuti hentakan kaki. 

Sadar akan presensi Seojin yang semakin mendekat, Suzy merapikan poninya sambil berkaca. 

"Ah, antrinya lumayan panjang," ucap Seojin sambil membuka pintu mobil. "Ini cokelat hangat untukmu." 

"Gumawo." Suzy menerima cokelat hangat dari Seojin. Kedua tangannya merasakan hantaran panas yang menghangatkan. 

Suzy meneguknya perlahan, lambungnya terasa nyaman kala minuman favorit itu tiba di sana. 

"Apa kegiatanmu besok?" tanya Seokjin yang membuat Suzy menghentikan tegukannya. 

"Aku hanya tinggal menunggu lagunya jadi saja. Setelah itu melanjutkan untuk promosi." Suzy menjelaskan. 

Seojin mengangguk paham. Sesekali manik matanya melirik kearah Suzy diikuti sunggingan tipis di bibir. 

💄💄💄

Seojin merapikan jas yang melekuk tubuh. Hari ini Areumdaem galeri akan memamerkan pameran fotografi dari salah satu fotografer terkenal yang juga menjadi idola Seojin. 

Sebelum acara dimulai, Seojin memberikan sedikit sambutan sebagai perwakilan dari galeri. Suara riuh tepuk tangan menemani langkah Seokjin ke podium. Ia sesekali menunduk sopan. Wajahnya yang teduh dengan senyuman merekah menambah ketampanannya. 

"Saya ucapkan terima kasih kepada Sandeul-nim yang sudah memilih Areumdaem sebagai tempat yang mengukir sejarah untuk karya yang sangat luar biasa ini." Seojin menunduk ke arah Nam Sandeul. "Juga kepada tamu undangan yang sudah berkenan hadir. Selamat menikmati keindahan yang sudah diciptakan oleh Sandeul-nim" 

Pidato singkat Seojin ditutup dengan tepuk tangan dari tamu undangan. Ada beberapa pasang mata yang enggan berpindah menatap Seokjin.

"Putra Lee Seol-A sangatlah tampan," bisik salah satu perempuan dengan rambut yang tergelung rapi. 

"Kau benar, wajahnya sangat cocok menjadi seorang aktor," timpal lawan bicaranya. 

Beberapa tamu lainnya menghambur ke beberapa arah. Mereka menikmati setiap potret yang tergantung pada dinding. 

Seojin pun ikut berkeliling. Ia tidak pernah berhenti kagum pada keindahan yang ditawarkan dari potret fotografi. 

"Wah, Daebak! Kau tahu ini Suzy, model yang sempat terkena skandal itu. Ia sekarang menjadi penyanyi," ucap seorang wanita yang merupakan salah satu tamu undangan. 

"Suaranya sangat indah," timpal wanita yang lainnya dengan fokus yang tersita pada layar ponsel. 

Percakapan dua orang itu tertangkap oleh rungu Seojin. Ia pun tidak bisa menahan rasa penasaran untuk melihat penampilan pertama Suzy sebagai seorang penyanyi. 

Merogoh dalam ponsel pada sakunya, Seojin langsung membuka layanan v-tube dan melihat siaran langsung Suzy berada di baris paling atas. Seojin tersenyum tipis ketika menyadari penampilan Suzy malam ini menjadi trending. 

Rambut kecokelatan yang membingkai wajah mungil Suzy tampil pada layar ponsel milik Seojin. Anting yang menjuntai menghiasi kedua telinga wanita itu. Blouse warna putih yang memamerkan bahunya nampak melekuk tubuh, dilengkapi chocker yang melilit leher. 

Suara lembut Suzy mengalun indah. Kedua matanya terpejam menghayati isi lagu. Hingga di akhir lagu, kelopak matanya terbuka dengan perlahan. Senyuman bahagia tercetak di wajah Suzy. Kedua matanya berbinar ketika melihat beberapa pasang mata terpesona.

Melihat wajah bahagia Suzy membuat Seojin ikut menarik kedua sudut bibirnya ke atas. Kedua mata Seokjin enggan untuk berpindah dari layar ponsel. 

"Suzy-ya, teruslah bahagia dan tersenyum seperti itu," gumam Seojin lirih. 

TO BE CONTINUED.... 

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro