💋KMD💋 - Chapter 15
Kita tidak bisa menyenangkan semua orang. Cukup buat senang dirimu sendiri terlebih dahulu.
.
.
.
"Suzy-ssi, kau tidak apa-apa?" Panggilan Seojin membangun Suzy dari lamunan indahnya.
"Ne...a-aku tidak a-apa apa." Melepas pelukan Seojin dengan sungkan. Suzy menyelipkan helaian rambutnya ke belakang telinga berkali-kali karena terlalu gugup.
Mendadak Suzy yang biasanya sangat percaya diri berubah menjadi tremor. "Uhm...aku mau ke toilet sebentar."
"Oh...baiklah aku juga mau ke toilet," sambung Seojin.
"Ba-baiklah kita bisa pergi bersama." Dengan langkah terburu-buru Suzy menuju ke toilet terdekat.
Menepuk lembut kedua pipi agar kesadarannya kembali. Ia seperti terhipnotis seketika. Bahkan jantungnya masih berdegup dengan keras.
"Sadarlah Suzy!" peringat Suzy kepada diri sendiri.
Suara obrolan wanita yang semakin mendekat, memaksa Suzy untuk segera bersembunyi di salah satu toilet.
"Aish, make up ku luntur lagi." Suara nyaring seorang wanita tertangkap oleh rungu Suzy.
"Kau pakai lipstik yang diiklankan Angela Suzy?" tanya wanita yang lainnya.
"Uhm, ini produknya oke juga."
"Ngomong-ngomong Angela Suzy, apa menurutmu dia akan kembali?"
"Kembali? Aku bahkan tidak mengharapkan dia kembali. Wanita selingkuhan sudah punya image yang buruk, susah untuk diterima publik." Kata-kata yang tertangkap oleh Suzy membuatnya mematung. Seketika semangat Suzy luntur. Ia menjadi ragu untuk kembali ke dunia hiburan.
"Ah, percayalah padaku. Wanita selingkuhan seperti Angela Suzy tidak akan berani menampakkan wajahnya lagi di publik."
Celotehan dari dua gadis muda tersebut membuat Seokjin mengarahkan pandangan kepada mereka. Namun, tidak lama kemudian fokus Seokjin teralih pada presensi Suzy yang baru saja keluar dari toilet. Well, Suzy keluar dengan wajah yang masam. Tentu saja, ia baru saja mendengarkan cibiran tentang dirinya.
"Seojin-ssi, bisakah kita pulang saja?" pinta Suzy dengan setengah wajah yang tenggelam dalam syal kelabunya.
"Pulang? Kau yakin?" Seojin memastikan, dan langsung mendapatkan anggukan dari Suzy sebagai jawabannya.
Suzy membuntuti Seojin di belakang. Wajahnya masih terlipat lesu karena mendengar ucapan tadi. Ah-sial, seharusnya aku tidak mendengarkan celotehan mereka, batin Suzy.
Selama perjalanan, baik Seokjin maupun Suzy terjebak dalam keheningan. Tidak ada yang berniat untuk mengajukan celetukan terlebih dahulu. Namun, fokus Seokjin tidak bisa terlepas sedikit pun dari raut wajah suram milik Suzy. Senyum yang sempat dilihat ketika melihat konser tadi sudah surut.
Seokjin sudah bisa menduga apa yang membuat suasana hati Suzy memburuk. Well, memangnya apa lagi kalau bukan karena celetukan dua wanita tadi. Sebagian besar orang hanya bisa mengomentari kehidupan orang lain. Tanpa memikirkan bagaimana kerasnya seseorang itu menjalani kehidupan.
Membuka pintu mobil lalu turun tanpa mengucap sepatah kata pun. Langkah Suzy sedikit gontai. Ia perlu menimbang kembali keputusan untuk comeback sebagai seorang penyanyi. Ah-ini tidak akan berhasil, batinnya.
Sebotol wine yang lama tidak tersentuh semenjak pindah ke Seongbuk-dong, menarik minat Seojin. Ketika hati sedang sedih, wine tidak pernah gagal untuk memperbaikinya.
Jemarinya menjepit dua gelas bertangkai, dan berjalan menuju ke taman samping kolam renang. Di sana ada Suzy yang tengah duduk di ayunan sambil menikmati langit malam.
"Wine?" Seojin menawarkan minuman mewah tersebut dengan gelas bertangkai yang terjulur untuk wanita itu.
Tanpa bersuara, Suzy menerima gelas tersebut. Kemudian aroma mewah yang hanya dimiliki oleh minuman mahal tersebut menguar. Harum yang dirindukan oleh Suzy. Sudah lama kerongkongannya tidak dibasahi dengan sesuatu yang mahal.
Menghirup aroma wine kemudian menyesapnya perlahan. Ah-sungguh nikmat, batin Suzy.
"Kau tidak apa-apa?" tanya Seojin.
"Apa kau mendengarnya? Dua wanita yang membicarakanku?" Pandangan Suzy sama sekali tidak berpindah dari langit hitam tanpa Kilauan bintang. "Sebenarnya aku ingin memberontak. Tapi tidak bisa, aku hanya bisa diam. Melihat ribuan artikel jahat, komentar beberapa orang tentang kehidupanku, keluargaku, semua kebohongan itu terasa menyesakkan."
Suzy menjeda ucapan sebentar, lalu menyesap kembali minumannya hingga tandas. Perlahan buliran bening mulai menetes.
"Kenapa semua tidak bisa berjalan sesuai dengan harapanku? Aku sudah berusaha selama ini....Terkadang aku merasa dunia terlalu jahat. Apa mungkin di kehidupan sebelumnya aku melakukan dosa besar?" terang Suzy.
Seojin yang sedari tadi memasang rungu dan menjadi pendengar setia mulai menyesap minumannya.
"Mengapa harus menyalahkan dunia tentang kemalangan kita? Semua orang merasakan kepahitan, hanya berbeda skenario saja," jelas Seojin sambil menyandarkan punggungnya pada sandaran kayu di ayunan.
Tersenyum miris, Suzy menertawakan kehidupannya sendiri yang terlihat sangat menyedihkan. "Sepertinya aku harus mempertimbangkan ulang tentang comeback."
"Hanya karena pendapat dua wanita tadi?" Seokjin menjeda ucapannya sesaat kemudian melanjutkan, "tidak perlu kau berusaha menyenangkan setiap orang. Cukup buat dirimu sendiri bahagia."
Sambil mengusap air mata yang masih menetes, Suzy bercerita, "kata orang...akan ada pelangi setelah badai. Tetapi, kenapa dari kecil aku tidak kunjung mendapatkan pelangi? Bahkan badai itu justru datang dari orang terdekatku."
Fokus Seojin masih tersita penuh untuk Suzy. Sesekali, wanita itu menoleh ke arah Seojin dengan senyum tipis yang berbingkai tetesan air mata.
"Kau tahu, saat upacara kematian ayahku. Aku harus melihat selingkuhannya datang bersama buah cinta mereka. Lebih parahnya, Eomma tahu dan menyembunyikan fakta itu hingga akhir hayat ayahku. Sakit sekali, ketika rasa sayangku bertumpuk justru ada duri yang terselip di dalamnya." Suzy menceritakan panjang lebar.
Satu tegukan wine yang baru saja diisi oleh Seojin, disesap perlahan oleh Suzy. "Rasanya aku ingin hilang ingatan, melupakan semua momen indah bersamanya."
"Terkadang aku juga berpikir seperti itu. Mengingatnya hanya akan membuatku sulit menjalani kehidupan." Satu tegukan kembali ditelan oleh Seojin. Membuat adam apple's-nya naik turun. "Apa kau juga membenci anak dari selingkuhan ayahmu?"
Pandangan Suzy berputar 60 derajat untuk Seojin. "Tentu saja, aku sangat membencinya. Bahkan jika dia berlutut memohon ampun kepadaku, aku tidak akan memaafkannya. Dia adalah hasil dari hubungan yang terbentuk dari air mata ibuku."
Kedua netra Seokjin masih memperhatikan Suzy yang tidak berbalas menatapanya. Fokus wanita itu tersita pada presensi langit malam. Sayangnya, Yoona tidak bisa berlutut di depanmu. Meskipun sebenarnya dia sangat ingin, batin Seokjin.
"Ah, tubuhku sangat panas karena terlalu banyak minum wine," ujar Suzy sambil memegang kedua sisi pipi. Wajahnya bersemu merah. Terang saja, ia baru saja menghabiskan empat gelas wine.
Kedua tangan kukuh Seokjin merangkum wajah Suzy secara tiba-tiba. "Lihat wajahmu seperti tomat. Apa masih terasa panas?"
Rangkuman tangan Seojin disambut oleh kedua tangan Suzy. "Ahhh, ini lebih baik. Tanganmu dingin sekali, biarkan seperti ini sebentar saja. Kau sangat nyaman."
Dua pasang iris itu saling bertemu dan mengunci. Debaran jantung Suzy kini mulai memberontak. Pria penuh perhatian yang sangat hangat itu membuat suasana hatinya lebih baik.
Entah mengapa ketika berada di dekat Seokjin, Suzy merasa semua akan baik-baik saja.
💄💄💄
Memijat pelipisnya sambil sesekali meneguk es americano. Pertanyaan Seokjin tempo hari masih bercokol hebat di benak Eunbi. Waktu itu, ia hanya menjawab pertanyaan Seokjin sekenanya.
Yoona adalah orang yang baik, aku rasa tidak ada orang yang patut dicurigai atas kematiannya. Itu sebuah kecelakaan.
"Orang baik?" Eunbi terkekeh. Bagi Eunbi, Yoona hanyalah wanita jahat yg sudah merebut cinta pertamanya. "Oppa, apa kau sudah membereskan semua, kecelakaan empat bulan yang lalu? Mobil yang aku kendarai dan semuanya?"
"Semua sudah aku bereskan, apakah ada masalah?" Junsu yang berada di kursi kemudi, memutar tubuhnya 90 derajat tertuju pada Eunbi.
"Seseorang masih menyelidikinya. Oppa, kau harus pastikan aku tidak terlibat. Kau tahu kan? Aku tidak sengaja melakukan itu. Aku dalam keadaan mabuk," pinta Eunbi dengan wajah yang mengiba.
Junsu sedikit terkejut, menyembunyikan kesalahan bukanlah hal yang mudah. Namun, ia akan melakukan apa pun untuk Eunbi. "Serahkan kepadaku."
Sedikit tenang ketika mendengar ucapan dari Junsu, Eunbi kembali membasahi kerongkongannya dengan cairan dingin es americano. Jemari lentik yang bersapukan kutek warna neon tersebut, berselancar pada layar ponsel. Beberapa artikel terus bergulir, tidak ada berita yang menarik perhatian Eunbi.
Sesaat kemudian, minuman yang baru saja diteguknya terasa menyangkut di kerongkongan. Ketika wajah rival Eunbi tercetak di salah satu artikel dengan headline yang membuat kedua pupil membesar.
Angela Suzy dikabarkan bergabung dengan YK entertainment sebagai soloist wanita.
Masih tidak percaya, Eunbi menyeringai. "Apa-apaan ini? Comeback? Sebagai soloist? Wanita itu sungguh, masih berani dia memperlihatkan wajahnya kepada publik?"
TO BE CONTINUED....
Jinzy couple back 🙈🙈🙈
Unyu banget sih mereka 😍😍😍
Tunggu bab selanjutnya ya, Angela Suzy akan comeback dengan single berjudul "Pretend". Lagu favorit aku... banget 😍😍😍
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro