Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

💋KMD💋 - Chapter 14

Kedatanganmu berhasil mengusir rasa sepiku
.
.
.

Membuat langkah lebar sambil meneguk jus jeruk yang menyegarkan kerongkongan. Suzy memindahkan fokus yang awalnya tidak terarah, menuju ke sebuah ruangan dengan berbagai macam alat pembentuk otot. Ia mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru ruangan. Indera penglihatannya berhenti ketika presensi Seojin tertangkap.

Kaus putih yang bagian depannya basah karena keringat tersebut membuat Suzy menelan saliva secara berulang. Lengan kukuh yang sedang memainkan peck deck fly untuk membentuk otot dada itu, tercetak kekar. Keringat yang membasahi wajah Seokjin menambah kesan seksi pada dirinya. 

Astaga! Pemandangan macam apa ini? Di pagi hari? Oh come on, sungguh vitamin eye! 

Kedua mata Suzy seakan terhipnotis pada proporsi tubuh Seojin yang gagah. Hingga mata wanita tersebut dipaksa untuk membulat dengan sempurna, ketika Seojin beranjak dan melepaskan kausnya. 

Kini, pahatan otot pada bagian perut dan dada yang terbentuk, tidak bisa dihindari oleh netra Suzy. Bukankah sayang apabila pemandangan itu dilewatkan? 

Suzy kembali membasahi kerongkongannya yang mengering dengan saliva. Alih-alih dengan jus jeruk yang masih berada di genggaman. 

Tubuh wanita tersebut langsung keluar dari ruangan secara cepat, saat Seojin menyadari keberadaannya. 

Segarnya jus jeruk kembali diteguk oleh Suzy dan berlagak tidak melihat apa-apa. 

"Apa yang sedang kau lihat?" tanya Seojin yang sekarang tubuh gagahnya sudah dibungkus dengan kaus putih kering. 

"A-aku? Sedang minum, tentu saja. Apa kau tidak melihatnya?" ucap Suzy sekenanya. 

Mendengar jawaban asal Suzy, membuat Seojin menyeringai dan menaikkan kaus hingga separuh perutnya terlihat. Hingga gerakannya terhenti karena pekikan dari Suzy. 

"Yakkk! A-apa yang kau lakukan?" teriak Suzy dengan mata yang sedikit mengintip ke arah perut Seojin. Perut datar yang menampilkan pusar bulat. Sedikit menggoda. 

Menghentikan gerakannya sesaat dan berkata, "Dari pada kau mengintip untuk melihat ototku. Aku persilahkan kau untuk melihatnya secara langsung." 

"Yaaak! Apa kau sudah gila! Dasar pria mesum!" Suzy menghentakkan kakinya dan berlalu meninggalkan Seojin. "Jangan lupa nanti sore, kau sudah janji kepadaku untuk datang tepat waktu!" tambahnya tanpa menghentikan langkah. 

Senyuman tipis tersungging dari bibir penuh Seojin. Sesekali kepalanya menggeleng karena tingkah Suzy yang menggemaskan.

 Tersadar akan senyuman yang dibuat, Seojin langsung menghapuskan lengkungan tipis itu. Sekarang banyak senyuman yang tidak disengaja tercetak di wajahnya. Sejak kedatangan Suzy. 

"Tuan muda, ini jusnya," kata Ahjumma sambil menyajikan satu gelas jus jeruk dingin. Cocok untuk menghilangkan dahaga setelah berolahraga. 

"Terima kasih, Ahjumma." Seojin meneguk perlahan jus jeruknya dan kembali berucap, "Ahjumma, nanti ada yang datang untuk merenovasi kamar kosong di dekat ruang olahragaku untuk kamar Sweetie." 

Wanita paruh baya itu bergeming sebentar, terlihat sedang menelaah ucapan sang majikan. "Untuk Sweetie? Bukankah biasanya Sweetie berkeliaran di rumah, Tuan muda? Untuk apa dibuatkan kamar?" 

"Ada yang takut sama kucing," bisik Seojin diikuti kekehan tipis dari bibirnya. 

💄💄💄

Yunki-nim_ : Suzy-ssi apa kau ada acara malam ini? 

Mendengar nada pengingat pesan berdering, Suzy melemparkan dua baju yang tengah dipilih sebelumnya ke atas ranjang. 

Seperti tanpa berpikir, Suzy langsung membalas pesan dari Yunki. 

To Yunki-nim : Selamat sore Yunki-nim. Iya malam ini saya ada acara. Bagaimana kah?

Kembali dilemparkannya ponsel lipat tersebut setelah menekan tombol 'send'. Atensi Suzy kembali tertuju pada dua baju yang tergeletak di atas ranjang. 

Kedua lengannya terlipat di depan dada. Sesekali jari telunjuk wanita itu mengetuk bibir bawah, menimbang pakaian mana yang cocok untuknya sore ini. 

Celana jeans panjang dipadukan kaus crop tee, atau hot pants biru tua yang cocok dengan tank top hitam.  

Acara konser pasti akan berdesak-desakan, ditambah sedang musim panas. Sebaiknya mengenakan pakaian yang menyerap keringat. 

Tangan Suzy terulur pada perpaduan hot pants dan tank top. "Baiklah aku pilih ini saja." 

Seperti lesatan anak panah, pilihan Suzy dengan cepat juga berubah. "Hm...sebaiknya aku pilih ini saja yang lebih nyaman." 

Setelah mengganti pakaian, Suzy memulaskan sedikit bedak di wajahnya. Tidak lupa lipstik warna soft untuk mewarnai bibir. 

Tok...tok...tok...

"Tunggu sebentar." Suzy melenggang untuk membuka pintu kamar. 

Seorang pria dengan kaus putih, jaket denim dan celana warna senada sudah berdiri dengan salah satu tangan yang terselip di saku. 

Mata Suzy memperhatikan penampilan Seojin dari ujung kaki hingga puncak kepala. 

"Apa yang kau lihat?" tanya Seojin yang mengejutkan Suzy. 

"Kau lah, siapa lagi? Jaket yang baru saja kukembalikan kemarin langsung kau pakai rupanya," ujar Suzy sambil menampilkan deretan giginya yang rapi. 

"Apa yang salah? Jaket ini kan milikku." Seokjin menjawab tanpa basa-basi. Well, benar juga. Ah.. Suzy menyesal mengucapkan kata-kata bodoh itu. 

Meraih tas selempang dan topi. Kemudian tangan Suzy menggandeng Seojin untuk turun ke lantai bawah. "Ayo kita berangkat! Jake pasti senang kalau lihat kamu datang ke konsernya." 

Tanpa memprotes dan hanya patuh, Seojin membuntuti langkah Suzy, dengan tangan yang masih digandeng erat oleh wanita itu. 

Beberapa hari yang lalu, Jake pernah mengutarakan isi hati. Ia ingin sekali melihat Seojin datang menyaksikan konsernya. 

Semenjak kepergian sang ayah, tidak ada satu anggota keluarga yang sempat datang ke konser Jake. Sang ibu sibuk dengan kegiatan di galeri seni. Kakak keduanya Jeongguk sedang sibuk dengan studi di California. Seokjin? Jangan tanya, hubungan adik kakak itu memang tidak baik sejak kepergian ayah mereka. 

"Kau pasti akan menikmati acara konsernya," ujar Suzy menoleh ke arah Seokjin yang sibuk dengan kemudi. 

"Apa kau pernah datang ke konser?" tanya Seojin. 

"Tentu saja pernah, konsernya Suju. Boygrup favoritku." Suzy menjelaskan dengan semringah. 

"Apa tidak menyita perhatian penggemarmu?" Seojin menyelidik. 

Dengan kekehan tipis, wanita itu menjawab, "tenang saja. Aku punya cara khusus agar tidak dikenali." 

Mengepaskan topi hitam pada kepala kemudian kaca mata hitam. Tidak lupa Suzy mengalungkan syal dan menutupi sebagian mulutnya. Sekarang wajah mungil tersebut benar-benat tertutup rapat, hanya terlihat satu garis di bagian hidung saja. 

"Bagaimana? Kau sudah tidak mengenaliku 'kan?" tukas Suzy menoleh pada Seokjin. 

Sesekali Seojin melirik wajah Suzy dari ekor mata. Senyum tipis tersungging di wajah. 

"Aku masih bisa mengenalimu," kata Seojin. 

"Itu karena kau tahu itu aku." Suzy tidak terima. Selama menjadi model, penyamarannya tidak pernah gagal. 

"Hlue!" tambah Suzy dengan lidah terjulur.

Butuh waktu 45 menit untuk tiba di Seoul. Selang waktu yang terlalu lama untuk jarang tempuh yang tidak jauh dari Seongbuk-dong. Seokjin sengaja melajukan mobil dengan kecepatan rendah. 

Dengan wajah yang sudah tertutup rapat, Suzy turun dari mobil diikuti oleh Seojin. KSPO Dome, Seoul sudah dipenuhi ribuan penggemar dengan peralatan konser mereka. Seperti lightstick, beberapa poster idola, dan tidak jarang membawa kertas bertuliskan dukungan semangat. 

Tubuh mungil Suzy berusaha menyibakkan kerumunan sekitar panggung. Kali ini ia mendapatkan seat di bagian festival yang menghadap ke panggung. Tempat konser yang bisa dikatakan paling murah karena rentan dengan desak-desakan. 

"Apakah kau serius kita lihat dari sini?" protes Seojin. 

Suzy mencondongkan tubuhnya dan agak berteriak di salah satu telinga Seokjin karena suara sound yang terlalu keras. "Hanya tersisa bagian festival, dan seat ini adalah posisi terbaik. Kita bisa melihat Jake dari dekat." 

Memilih tidak memberikan jawaban, Seojin berdecak. Ia tidak perlu melihat Jake secara langsung juga. Toh Jake adalah adik kandungnya, tidak sulit apabila ingin melihat secara langsung. 

Sambil menikmati musik yang dimainkan, Suzy juga berusaha agar tidak lengah untuk menutupi wajahnya. Well, ia memang tidak seterkenal dulu. Namun, tetap saja ia tidak boleh terang-terangan muncul di publik. Bersama Seojin pula.

Deru musik mengalun dengan keras. Pertanda konser akan segera di mulai. Tujuh pemuda terlihat keluar dari pintu panggung yang terbuka secara otomatis. 

"Jake! Jake!" 

"Sungwoon!" 

"A-land!" 

Suara para wanita di sekitar Suzy dan Seojin saling bersahutan. Masing-masing menyuarakan nama idola mereka dengan intonasi yang keras. Cukup memekikkan telinga. 

"Ahhh! Itu Jake! Jake kami di sini!" Melambaikan tangan dengan semangat. Namun, usaha Suzy sia-sia. Jake tidak melihat keberadaan Suzy dan Seojin. 

Antusias para penggemar yang luar biasa membuat aksi dorong mendorong tidak bisa dielakkan. Berkali-kali tubuh Suzy terhuyung karena dorongan dari segala sisi. Sementara Seojin yang berada tepat di belakang, berusaha untuk melindunginya. 

Salah satu member A-land merunduk dengan niatan memberi sambutan kepada penggemar. Saking ingin melihat sang idola dari dekat, beberapa penggemar yang didominasi wanita itu mendorong barisan depan. Membuat Suzy kehilangan keseimbangan. 

Dengan sigap, Seojin langsung menarik tangan Suzy dan membawanya ke dalam dekapan. Ia melindungi Suzy dengan merengkuh tubuhnya. 

Hasil latihan memahat tubuh, sangat terlihat saat kondisi seperti ini. Kedua kaki Seojin dengan kokoh masih bertahan di tempat semula. Sementara Suzy hanya bergeming dalam pelukan hangat pria itu. 

"Kau tidak apa-apa?" tanya Seojin. 

Kedua netra Seojin menatap lekat Suzy. Tatapan sepekat obsidian itu seakan membuat Suzy tenggelam di dalamnya. Detak jantung yang awalnya teratur kini memiliki irama yang tidak menentu. Memaksa Suzy untuk menelan saliva secara berulang. 

Ini sungguh tidak masuk akal. Jantungnya seakan ingin terlepas dari peraduan ketika Seojin menatapnya selekat ini. Sangat dekat, hanya berjarak beberapa mili saja. Bahkan Suzy bisa melihat pantulan dirinya di mata Seojin. 

Bisakah waktu berhenti sekejap saja? Aku hanya ingin menikmati tatapan dari iris segelap obsidian itu sebentar lagi. Posisi ini sangatlah nyaman...

TO BE CONTINUED...




Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro