Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

💋KMD💋 - Chapter 08

Rasa kagum yang terlalu cepat akan menimbulkan cinta yang instan. Cinta yang mungkin tidak akan membekas di ingatan.

Yoo Eunbi sudah bergegas menuju lokasi pemotretan sejak pagi buta. Jemarinya berselancar pada layar ponsel. Sesekali wanita itu menyeringai ketika membaca artikel yang membuat bahagia.

"Junsu oppa, berhenti di depan sebentar. Aku harus bertemu seseorang," pintanya kepada asisten sekaligus sopir pribadi.

"Ne," jawab pria itu dengan sekali anggukan.

Sesaat setelah mobil Eunbi berhenti, seorang pria dengan topi dan masker yang menutupi sebagian wajah, masuk ke dalam.

Eunbi memberikan amplop cokelat kepada pria itu. "Kerja yang bagus. Ingat hubungan pekerjaan kita sudah selesai di sini."

Pria itu memeriksa isi amplop dan mengangguk paham. "Terima kasih, senang bekerja sama denganmu."

"Ternyata mengusir nyamuk pengganggu itu bukanlah hal yang sulit. Model tanpa berita miring? Bullshit!" Eunbi terkekeh ketika teringat rencananya berjalan dengan begitu mudah. Bahkan ia tidak menyangka akan selancar ini.

Mobil Eunbi melaju dengan perlahan. Wanita itu menyandarkan punggung di kursi. Jemarinya masih asyik berselancar di layar yang berukuran 5 inchi itu. Kali ini bukan berita yang diamati. Melainkan akun sosial milik Seokjin.

Kedua iris Eunbi membulat ketika melihat beberapa potret Seojin yang tergambar di sana. Sesekali senyuman manis tertoreh di bibir merah jambu itu. "Kau masih sangat tampan. Tidak pernah berubah, sejak dulu. Seojin-ah. Selalu membuatku berdebar."

💄💄💄

Buliran air hangat membasahi lapisan epidermis kulit Suzy. Terasa menyegarkan bila bangun pagi langsung membasuh tubuh. Ia sangat berterima kasih kepada Jake yang telah membantunya tinggal sementara di rumah ini. Sejak kemarin, Soobong maupun Chansung tidak membalas pesan Suzy. Ah, sudah cukup banyak ia merepotkan dua individu itu.

Lagi pula sekarang mereka sudah tidak ada kewajiban untuk mengurusnya. Kontrak Suzy masih belum diperpanjang. Ah, ia selalu ingin mengumpat dan memaki apabila teringat bagaimana cara agensi itu memperlakukannya. Hanya pasrah dan sama sekali tidak memberikan pembelaan kepada Suzy selaku aset perusahaan.

Menyugar rambut sambil menikmati guyuran air hangat. Kedua mata Suzy ikut terpejam. Nyaman sekali.... Baru kali ini ia bisa berlama-lama menikmati rutinitas mandi.

Bibir Suzy perlahan bergumam, melantunkan lirik lagu favoritnya. Diikuti tubuh yang berliuk mengikuti irama.

Sorry Sorry Sorry Sorry

Naega naega naega meonjeo

Nege nege nege ppajyeo

Ppajyeo ppajyeo beoryeo baby

Shawty shawty shawty shawty

Nuni busyeo busyeo busyeo

Suaranya masih menggema sampai ia keluar dari kamar mandi dan berjalan menuju balkon kamar. Kedua netra Suzy membulat ketika melihat Seojin yang asyik bermain air. Pria itu tengah mencuci mobil. Sebagian rambutnya basah karena tertimpa cipratan air. Sesekali ia mengibaskan rambut, dan membuat Suzy ternganga sejenak.

Suzy meneguk saliva ketika liukan leher Seokjin memperlihatkan adam's apple yang begitu menggoda. Kedua tangan Suzy menopang dagu, dan masih terpaku.

Kaos hitam dipadukan celana pendek sedikit basah tampak sempurna melekat di tubuh gagah itu.

He's so damn hot!

Katakanlah ini secuil keberuntungan pada hidup Suzy. Setidaknya ia masih bisa melihat pemandangan yang menyegarkan mata. Setiap hari.

"Hey! Apa yang kau lihat!" teriak Seojin sambil menyemprotkan air ke arah Suzy.

"Yaaak! Sangat tidak sopan!" pekik Suzy yang langsung menghindar dan masuk ke dalam kamar.

Suzy masih menggerutu sambil mengusap bathrobe-nya yang sedikit basah. "Sial, pria itu sangat menyebalkan. Untung tampan!"

Melihat Suzy yang berlari tunggang langgang, Seokjin terkekeh. Suara pagar yang digeser menarik perhatian pria itu. "Jake? Sepagi ini kau sudah datang?"

"Ehm... ya aku mau mengantarkan sarapan untuk Suzy sunbae," jawab Jake yang langsung masuk ke dalam rumah. Seojin tidak bereaksi selain melengkungkan bibirnya ke atas. Seperti mimpi bisa berbicara dengan Jake, meskipun masih sedikit canggung.

Suzy menuruni tangga sambil mendendangkan lagu. Tidak terlihat seperti seseorang yang tersandung masalah. Well, ia harus menghibur hatinya sendiri dan tidak berlarut-larut dalam kesedihan. Life must go on!

"Sunbae! Aku membawakan sarapan untukmu." Jake menyajikan makanan pagi yang masih menguarkan asap tipis.

"Apa itu? Japchae?" Suzy mempercepat langkah menuju ke meja makan. "Ah, sayang sekali aku hanya sarapan smoothies."

"Smo-smothies? Maaf, aku tidak tahu," ucap Jake kecewa.

"It's okay, aku bisa sarapan di luar. Ada janji dengan kedua temanku."

"Aku antar." Jake menawarkan bantuan.

"Apa tidak merepotkan?"

"Tidak, hari ini kebetulan aku tidak ada kegiatan." Jake menjelaskan dengan semangat. Bisa pergi bersama idola adalah kesempatan yang langka.

"Pergi denganmu bukannya nanti akan mengundang perhatian juga?" ungkap Suzy ragu.

"Ah, selama daerahnya tidak terlalu ramai. Lagi pula bisa pakai mobil kakakku. Ya kan, Hyung?" ujar Jake yang membuat Seojin menoleh kepadanya.

"Terserah." Seojin melewati meja makan dan meneguk air mineral dari botol.

Adam's apple yang merupakan salah satu bagian tubuh favorit Suzy, bergerak naik turun. Sesaat menarik perhatian wanita itu.

Sungguh, Suzy memang wanita yang gampang terpesona dengan seorang lelaki. Kali ini dengan mudah ia tergoda dengan jakun seorang pria dan ingin memberikan jutaan kissmark di sana.

"Sunbae! Mau berangkat sekarang?" Panggilan Jake membuyarkan lamunan Suzy. Ia buru-buru menggelengkan kepalanya.

Sial! Otak ini selalu saja berkhayal yang tidak-tidak.

"Ah, baiklah. Kita berangkat sekarang," cicit Suzy sambil beranjak. Ia membasahi kerongkongannya dengan segelas air minum. Sesekali netra Suzy mencuri lihat pada Seokjin yang masih menikmati setiap tegukan.

"Hyung, aku pin-" Tangan Jake secara reflek menangkap kunci yang dilempar Seokjin. "Thanks."

"Meow." Suara yang paling ditakuti Suzy tiba-tiba tertangkap oleh rungunya.

"Sweety!" ucap Seojin sambil mendekap kucing himalayan itu.

"Swee-ty? Kau punya kucing? Astaga! Aku takut kucing!" pekik Suzy.

"Lalu? Apa urusannya denganku?" ucap Seojin enteng.

Suzy menghentakkan kakinya ke lantai. "Ih!!! Ayo Jake kita berangkat!"

Jake melajukan mobil lamborghini aventador Seokjin dengan kecepatan rata-rata. Sementara Suzy memantaskan diri dengan topi dan masker untuk menutupi wajahnya.

Kali ini ia ada janji temu bersama Lili dan Tae Yeon. Teman sesama pelaku hiburan di KiM entertainment. Bisa dikatakan dua orang ini cukup dekat dengannya. Namun, intensitas bertemu mereka terbatas karena kesibukan masing-masing.

Tidak lama kemudian, Suzy tiba di sebuah cafe yang sengaja dipesan oleh Tae Yeon agar tidak mengundang perhatian.

Sebelum turun dari mobil, Suzy mengedarkan pandangan ke sekeliling. Memastikan bahwa tidak ada pencari warta yang mungkin berada di sana.

Ia segera turun dan masuk ke dalam cafe. Sementara Jake menunggu di dalam mobil. Kali ini cafe yang dipilih oleh Tae Yeon adalah cafe yang menyajikan latte art, teknik melukis di atas kopi. Arsitektur yang ditawarkan di sana juga Instagramable, andai saja tidak terlibat skandal, Suzy mungkin sudah mengunggah beberapa foto di Instagram.

"Suzy-ya!" Tae Yeon melambaikan tangannya. Wanita itu sudah duduk di sudut ruangan bersama dengan Lily.

Dengan langkah cepat, Suzy berlari menghampiri mereka dan meletakkan bokongnya.

"Maaf kalian menunggu terlalu lama ya?" ujar Suzy sambil melepaskan semua benda yang menutupi wajah.

"Tidak, kami juga baru saja datang," jawab Lily sambil menyesap minuman dinginnya.

"Arghhh! Sungguh! Sepertinya aku membuat kesalahan di masa lalu. Bisa-bisanya agensi tidak melakukan apa pun. Hello! Aku sudah memberikan mereka keuntungan besar selama aku berkarir di sana. Mereka dengan mudah memintaku untuk istirahat sebentar tanpa memberikan pernyataan apa pun. Kesannya aku yang bersalah. Padahal aku tidak ada hubungan apa pun dengan pejabat Han. Kalian percaya 'kan?" Suzy mengoceh panjang lebar dengan melampiaskan kekesalannya. Sementara Lily dan Tae Yeon memberikan anggukan sebagai tanda mempercayai penjelasan Suzy.

"Ah, Unnie maafkan aku. Bukan maksudku menjelekkan agensi keluargamu. Tapi aku benar-benar kesal," ungkap Suzy sambil menatap Tae Yeon.

"Ah, tidak masalah. Mereka memang tidak begitu handal mengurus agensi. Maaf Suzy-ya, aku tidak bisa membantumu apa-apa," jelas Tae Yeon sambil mengusap punggung tangan Suzy.

"Unnie jangan berkata seperti itu. Kalian menyempatkan waktu untukku saja itu sudah cukup."

"Lalu apa rencanamu sekarang Suzy-ya?" tanya Lily.

"Aku akan pergi ke Gwancheon. Pamanku bilang ada properti yang diinvestasikan di sana. Aku akan menjualnya beberapa unit," jelas Suzy sambil membasahi kerongkongannya dengan jus jeruk.

"Suzy-ya, gwenchana?" Tae Yeon menatap penuh iba kepada Suzy. Ia bisa melihat kesedihan yang terpancar dari mata teman dekatnya itu.

"Unnie, apa maksudmu? Aku baik-baik saja. Tenanglah ... aku pasti bisa melewati ini semua." Meskipun sambil tersenyum, tetapi Suzy tidak bisa menyembunyikan guratan lara pada kedua matanya.

"Yaaak! Kau tidak perlu pura-pura kuat di depan kami. Kau bisa bersedih, tidak ada yang salah dengan hal itu. Menangislah kalau mau menangis!" tukas Lily dengan raut wajah hampir menangis.

"Yaaa! Unnie! Kau membuatku sedih!" Suzy menyambut pelukan Lily dan terisak bersama. Tae Yeon yang melihat pemandangan itu hanya menggelengkan kepala dan tersenyum tipis.

Lily masih mengusap punggung Suzy dan berceletuk, "Sesekali menangis tidak akan membuatmu terlihat lemah. Kau tidak sendiri, ada aku dan Tae Yeon unnie."

"Benar, hubungi kami kalau kamu butuh bantuan," timpal Tae Yeon.

"Gumawo," lirih Suzy sambil mengusap air mata yang sempat menetes dari pangkal matanya.

💄💄💄

Hari ini Seojin mengunjungi Areumdaem galeri yang berada di Seongbuk-dong. Ia belum mulai bekerja dan menjabat sebagai direktur di sana. Pemindahan jabatan baru akan dilakukan setelah sang ibu kembali dari California. Sementara Seokjin menjadi direktur pengganti dan baru akan mulai bekerja esok hari.

Ia mengamati ruang kerja yang diatur sedemikian rupa oleh ibunya. Ada beberapa lukisan abstrak yang tergantung di dinding. Tepat di dekat sofa ada pahatan berbentuk manusia dengan salah satu tangan menengadah dan pandangan menunduk dari seri "core" dan "cut-up" milik Paul McCarthy. Salah satu karya yang pernah di tampilkan di Galeri Kukje.

Seojin meletakkan bokongnya di kursi ergonomis belakang meja kerja sang ibu. Merogoh saku dalam dan mengeluarkan foto dari sana.

Kedua netra Seojin menatap foto itu lekat-lekat. "Yoona-ya, aku akan menjaganya. Sesuai janjiku..."

TO BE CONTINUED...

Hai so... di chapter ini aku bawa tokoh dari cerita satu project.
- Ada Lily dari ceritanya kireiskye yang berjudul perfect scandals.
- Tae Yeon dari ceritanya mahdiyani94 yang berjudul our secret.
- Selain itu aku ambil latar di cafe milik kak MeltySari24

Mampir juga ya di ceritanya teman-teman akuh 😘😘😘

Han Seojin

Angela Suzy

Yoo Eunbi

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro