💋KMD💋 - Chapter 06
Hai sweeties, karena kemarin di bab sebelumnya aku kelebihan kata, jadi aku upload ulang di sini. Kalian bisa baca mulai pembatas lipstik yak 😁😁😁
Jangan lupa tinggalkan jejak buat couple kesayangan kita ini ❤
.
.
.
Pasti akan ada pelangi setelah hujan badai.
Seojin langsung masuk ke dalam rumah dan meraih kunci motor. Kebetulan motor gedenya tiba terlebih dahulu dengan jasa angkut barang. Karena lokasi restoran tidak terlalu jauh, ia ingin mengendarai motor yang lama tidak terjamah itu.
Tubuh Seojin yang tinggi dan kokoh terlihat pantas menaiki motor hitam list merah dengan kecepatan 2889 kjp itu. Ia menutup kaca helm dan segera melaju dengan kecepatan rata-rata.
Hanya membutuhkan waktu 10 menit untuk sampai di restoran yang menyediakan aneka masakan Korea. Salah satunya adalah japchae. Masakan sejenis bihun goreng dari ketela yang dicampur dengan sayuran, daging, kecap dan jangan lupakan taburan wijen. Menu favorit Seojin yang selalu membuat lambungnya keroncongan. Pria itu langsung masuk ke dalam rumah dan meraih kunci motor. Kebetulan motor gedenya tiba terlebih dahulu dengan jasa angkut barang. Karena lokasi restoran tidak terlalu jauh, ia ingin mengendarai motor yang lama tidak terjamah itu.
"Namjun-ah! pekik Seojin sambil melepaskan helm. Entah mengapa rambut hitam yang berantakan itu menambah kesan sexy pada wajahnya.
Namjun melambaikan tangan dan menghampiri Seojin. Keduanya berjalan masuk ke dalam restoran yang lumayan ramai itu.
Setelah memesan makan siang yang dikehendaki, kedua pria itu memilih salah satu kursi yang berada di sudut ruangan. Salah satu posisi terbaik untuk bisa menikmati arsitektur restoran dengan desain semi vintage.
"Ah aku sangat lapar," keluh Namjun sambil mengelus perutnya yang rata.
"Kabar apa yang kau dapatkan?" tanya Seojin tidak sabar. Ia memajukan tubuhnya dan memberikan perhatian penuh untuk Namjun.
"Ah, kau ini tidak sabaran sekali." Namjun menghela napas. Dengan kedua mata yang mengamati sekeliling ia kembali berkata, "Lelaki tua yang mengaku sebagai penabrak Yoona itu adalah suruhan seseorang."
"Sudah kuduga. Siapa?"
"Aku belum tahu pasti, karena yang menyuruhnya pergi ke luar negeri. Tapi memang lelaki tua itu diminta mengaku menjadi penabrak dengan imbalan yang tinggi. Yah, dia juga sedang butuh banyak uang untuk keluarganya." Namjun menjelaskan panjang lebar.
"Aku yakin peristiwa tabrakan itu tidak disengaja. Karena terlihat dari bekas ban yang berhenti secara spontan," tambah Namjun sambil meneguk minuman dingin yang baru saja disajikan oleh pelayan.
"Sengaja atau tidak, seharusnya si pelaku tidak kabur. Dia harus mempertanggungjawabkan kesalahannya," tukas Seojin geram. Ia akan pastikan pelaku tabrak lari kekasihnya itu akan mendapatkan balasan yang setimpal.
"Berita yang sedang hangat diperbincangkan kali ini adalah tentang model terkenal Angela Suzy," ungkap seorang presenter wanita dari balik layar televisi.
"Wahhh... dia salah satu idolaku. Dewikuuu terjebak dalam skandal. Aku tidak menyangka dia akan melakukan hal seburuk itu," celetuk Namjun yang memusatkan perhatian pada layar besar yang tergantung di dinding.
"Karir Suzy yang sedang cemerlang terancam hancur karena perselingkuhan dengan salah satu pejabat tinggi Korea. Bahkan kemarin sempat ada penyerangan yang dilakukan oleh putri pejabat itu tepat di depan gedung agensi," jelas presenter wanita itu yang menyita atensi dari Seojin.
Kedua mata Seojin tidak berpindah dari layar ketika cuplikan di mana Suzy mendapatkan lemparan telur. Wajah wanita itu hanya bisa mematung dengan kwpala yang menunduk. Sesaat hal itu mengingatkan Seojin akan kejadian tempo hari. Saat Suzy mendapatkan jambakan keras dari individu yang sama.
"Aigoo...ini tidak adil. Kenapa hanya pihak wanita yang selalu mendapatkan cemoohan? Bukankah perselingkuhan itu dilakukan oleh dua orang? Ckckckkck...." Namjun kembali mengutarakan pendapatnya.
"Ah, idolakuuu... aku ingin menghiburnya," ujar pria berlesung pipi itu.
Seojin bergeming. Ia masih memperhatikan layar berukuran lebar itu. Embusan napas kasar sesekali terlontar dari bibir penuhnya.
Ah, ternyata dia tidak menjalani hidup dengan baik.
"Seojin!" Suara ketukan heels yang beradu semakin mendekati meja Seojin dan Namjun.
Seojin memanjangkan leher dan mencari sumber suara itu. "Oh, Yoo Eunbi."
"Oh, pengacara Namjun." Sapaan dari Eun Bi mendapatkan anggukan dari Namjun.
"Kau sedang mencari makan siang?" tanya Seojin ramah. Eun Bi merupakan sahabat dari Yoona.
"Iya, kebetulan aku ada pengambilan video klip di dekat sini," jelas Eun Bi. Kedua netra Eun Bi mendapati nama Yoona yang tercetak pada map kelabu yang tergeletak di meja.
Seojin yang menyadari gerakan mata Eun Bi berkata, "Aku masih menyelidiki kasus tabrak lari dari Yoona."
Sendu sesaat menyelimuti hati Eun Bi. Seojin bisa melihat sorot kesedihan dari kedua matanya. Well, memang tidak mudah untuk kehilangan orang yang sudah mengisi sebagian hati kita.
💄💄💄
Soobong Oppa_ : Suzy, dengarkan aku. Nanti kau akan dijemput Chansung. Kau harus keluar tanpa diketahui oleh para pencari berita itu. Ikuti perkataan Chansung. Mengerti?
"Hah, gwenchana, hanya beberapa hari saja. Semua akan baik-baik saja. Gwenchana, Suzy-ah." Suzy menghela napas kasar, sembari melipat ponsel dengan satu tangannya.
Deretan sepatu hak tinggi berbagai model dengan warna yang komplit sudah dikemas rapi di satu koper berukuran besar.
"Jimmy Choo, Zanotti, Tod's, Christian Louboutin...Okay udah semua." Suzy menutup kopernya dan hendak menarik zipper.
Namun, ia berhenti sejenak dan berkata, "Ehm...apa ini berlebihan ya? Lagian aku juga tidak akan lama kan di Seongbuk-dong. Tidak...tidak...aku harus kurangi lagi beberapa." Wanita itu kembali mengeluarkan beberapa pasang sepatu dan menatanya ulang.
Tidak lama setelah ia mengemas barang bawaannya, bel pintu berbunyi. Ia memeriksa layar doorbell-nya dan mendapati Chansung sedang berdiri di sana.
"Noona, es americano," ujar Chansung sambil mengulurkan es kopi hitam yang terlihat menyegarkan.
"Terima kasih Chansung-ah. Kau tahu saja aku memang butuh kopi." Tidak bisa menunggu lagi, Suzy langsung menghisap minumannya dalam-dalam hingga tersisa separuh saja.
"Ahhh segarnya," desah Suzy saat buliran dingin itu membasahi kerongkongannya.
Chansung cepat-cepat masuk ke dalam apartemen. Ia melihat sudah ada satu koper warna hot pink berukuran besar.
"Noona, kau pakai baju ini." Chansung mengulurkan kantong berwarna cokelat tua.
Dengan penasaran, Suzy buru-buru membukanya. Kedua mata dan bibirnya membuka secara bersamaan, ketika mendapati wearpack warna kuning cerah dengan list merah di bagian punggung.
"Ini apa?" tanya Suzy melemparkan tatapan untuk Chansung.
"Seragam petugas apartemen ini, Noona. Di depan penuh sama wartawan. Aku rasa kita tidak bisa lewat lobi. Kita harus lewat belakang dan harus menyamar. Aku sudah memperkirakan si Becky di belakang apartemen." Chansung menjelaskan panjang lebar.
"Be-becky? Mobil butut Soobong Oppa? Mobil yang sering macet itu? Mobil yang punya sejuta masalah?" Serentetan pertanyaan keluar dari mulut Suzy tanpa jeda. Well, sebenarnya ia tidak ada bedanya dengan mobil tua kesayangan Soobong itu. Sama-sama memiliki banyak masalah.
"Noona, kita tidak mungkin keluar dari sini dengan mobilmu. Terlalu menyita perhatian. Pakailah topi ini," pinta Chansung.
Tanpa menyahut, Suzy langsung menyambar topi itu dan berganti pakaian.
Suzy melipat bagian bawah wearpack-nya. Seragam engginering dengan warna terang itu terlihat sangat kebesaran.
"Ah, apa pun yang terjadi, aku tetap terlihat fashionable. Benar." Suzy meraup semua bagian rambut dan menggelungnya ke dalam topi.
Kepala Chansung menyembul di sela-sela pintu sambil mengamati sekeliling. Memastikan tidak ada mata yang mengawasi mereka.
"Noona, sudah siap?" Manik mata Chansung melihat penampilan Suzy dari ujung kaki sampai puncak kepala. Well, mau pakai apa saja Suzy terlihat memukau. Bahkan wearpack yang kebesaran pun terlihat trendi di tubuh sintal itu.
Suzy mengangguk sebagai jawaban. Ia mengepaskan kacamata hitam dan berjalan keluar unit.
Tidak lama bagi mereka untuk tiba di belakang gedung. Hanya perlu turun lewat lift barang.
Mustang warna putih kesayangan Soobong sudah terparkir di sana. Chansung segera menarik koper Suzy dan memasukkannya ke bagasi.
"Be-becky, baik-baik ya, Sayang. Bawa aku selamat sampai tujuan. Jangan macet. Okay." Suzy mengelus bagian spionnya. Mengingat mobil ini sering sekali mengalami masalah. Entah bagian handel pintu yang mudah terlepas, mesinnya tidak bisa dihidupkan, sampai bagian kaca yang tidak bisa dibuka.
Ia sudah berkali-kali meminta Soobong untuk mengganti mobilnya. Namun, jawabannya masih sama. Mobil itu penuh dengan kenangan.
💄💄💄
Seojin mengibaskan rambut panjangnya setelah melepaskan helm. Ia berniat untuk mempertahankan model rambut mullet miliknya. Ia menyugar rambut ke belakang, menampilkan pahatan dahi yang sempurna. Ketika ia meliukkan leher, adam's apple itu terlihat lebih menggoda. Beruntung tidak ada kaum hawa di sekitar Seokjin. Pemandangan yang membuat tegukan saliva tercipta secara berulang.
He's so hot! Like jalapeno!
"Kebuka? Perasaan aku udah kunci tadi. Jangan-jangan ada pencuri?" Seojin memasuki rumahnya dengan mengendap-endap.
Ia belum sempat mengganti pin rumah dengan nomor yang baru. Nomor pin lama sangat mudah untuk dilacak oleh pencuri, 33 22 11 sangat mudah bukan?
Sudah dipastikan bahwa pemilik rumah terdahulu sangat ceroboh. Bisa ditebak dari caranya memilih kode.
Kaki Seojin melangkah hati-hati. Ia meraih tongkat bisbol dari balik pintu. Berjalan menuju ke dapur dan mendapati pintu kulkas terbuka. Seokjin bersiap untuk memukul pencuri yang sedang mencari makanan di dapurnya.
"Aaaaaa!!!" Dengan reflek Suzy menyemprotkan saus yang digenggamnya. Sontak membuat mata Seojin terpejam karena pedas.
"Yaak! Siapa kau!" pekik Suzy dengan memasang kuda-kuda. Bersiap untuk memberikan tendangan kalau orang asing itu menyerangnya.
"Yaak! Kau yang siapa!" Seojin berteriak dengan kedua mata yang memicing karena terkena saus sambal.
TO BE CONTINUED ...
Akhirnya mereka bertemu 😍
Chansung
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro