Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

💋KMD💋 - Chapter 04

Hai sweeties, jangan lupa tinggalkan jejak dan vote untuk pasangan gemes kita ya... Seojin dan Suzy
.
.
.

Aku pastikan akan sembuh tanpa menyeret orang lain ke dalam hatiku. Aku akan sembuh dengan sendirinya.

Dengan langkah gontai, Suzy keluar dari lift diikuti oleh Seojin. Ternyata mereka tinggal di lantai yang sama. Selama lima tahun tinggal di sana, Seokjin belum pernah berpapasan dengan Suzy sekali pun. Hal itu dikarenakan jadwal Suzy yang terlalu padat. Waktu kerjanya bisa dikatakan lebih banyak dihabiskan di luar kota bahkan luar negeri, dari pada sekedar bersantai di apartemen.

Pandangan Suzy tertunduk dan kosong. Ia seperti anak itik yang kehilangan induknya. Menjadi hilang arah dan tidak tahu harus berbuat apa. Dari kejauhan Seokjin masih mengamati wanita itu hingga masuk ke dalam unitnya. Jaket denim yang tadi dipinjamkan Seokjin juga masih melekat di tubuh sintal itu.

"Meow...meow..." Kucing ras persia himalayan dengan bulu putih dan corak abu di bagian kepala, menghampiri Seokjin yang baru saja memasuki apartemennya.

"Sweetieee, kau menungguku pulang?" Seojin langsung membungkuk dan menangkap tubuh gembul kucing yang mempunyai nama Sweetyitu.

Kucing hasil persilangan ras persia dan siam itu tampak nyaman berada di pelukan Seojin. Dengan lembut Seokjin mengelus puncak kepalanya. Sweetie adalah kucing kesayangan Yoona. Karena sekarang sang puan sudah tidak ada di dunia, Seojin lah yang akan merawat Sweetie.

"Sweetie, hari ini kita pindah ke rumah baru ya," ucap Seokjin sambil meletakkan sweetie di sofa panjang.

Diraihnya pigura kecil yang menampilkan potret bersama Yoona. Di foto itu Yoona tertawa lepas dengan kedua tangan yang mengalung di leher Seokjin. Wanita itu terlihat sangat bahagia, begitu juga dengan Seojin.

"Yoona-ya, aku sangat merindukanmu," ucap Seojin lirih.

Bagi Seojin, Yoona adalah tinta yang mampu memberikan warna untuk hidupnya. Mengubah potrait kelabu menjadi lebih hidup dengan jutaan kenangan yang dibuat bersama. Yoona adalah cinta yang tidak akan pernah tergantikan.

Ting tong

Seojin beranjak dari duduknya ketika mendengar suara bel berbunyi. Ia mendapati wajah Yunki yang sedang berdiri di balik pintu dari layar doorbell-nya. Pria berkulit putih pucat dengan mantel warna hitam itu tersenyum lebar ketika Seojin membukakan pintu untuknya.

"Kunci untuk rumah barumu," tukas Yunki sambil memperlihatkan keycard kepada Seokjin. "Kunci cadangan kalau sewaktu-waktu kau lupa sama nomor pinnya."

Seojin menerima kunci itu sambil berucap, "Terima kasih Yunki-ah. Masuklah."

Yunki melewati tubuh Seojin dan masuk ke dalam apartemen dengan tatanan modern itu. Seokjin memilih furniture yang minimalis dengan warna biru dipadukan dengan putih. Yunki mendudukkan bokongnya di salah satu sofa panjang berwarna biru tua. Ia langsung membuat posisi nyaman di sana dengan menyandarkan punggung.

"Kau jadi pergi ke Jepang?" tanya Seojin seraya mengulurkan kaleng soda untuk Yunki.

"Jadi lah, ada pekerjaan yang harus aku selesaikan. Oh ya, rumah itu awalnya milik pejabat Park. Ehm...aku rasa masa jabatannya sama persis seperti paman Kim." Yunki menjelaskan asal usul rumah itu.

"Seongbuk-dong memang tempatnya para pejabat," celetuk Seojin. Seongbuk-dong dikenal sebagai hunian orang kaya atau biasa disebut old money. Terletak di perbukitan yang menghadap ke kota, membuat daerah ini lebih tenang apabila dibandingkan dengan pusat kota Seoul.

Yunki menikmati buliran air soda yang melewati kerongkongannya, kemudian mendesah. "Ah...sepulang dari Jepang sebaiknya kita jalan-jalan sambil cari pasangan. Kita bisa ke pulau Jeju, atau berlayar ke Uleung Island."

Seojin menghela napas dan menyandarkan punggungnya di sofa. "Hatiku akan sembuh tanpa bantuan orang lain."

"Bukankah cara yang paling manjur dari patah hati adalah dengan mencari hati yang baru?" tukas Yunki.

"Ada yang beranggapan seperti itu. Tapi apa kesannya tidak seperti kita mencari pelampiasan saat hati kita kosong? Beruntung kalau kisah itu bisa berlanjut. Kalau nggak, kita akan mempermainkan satu hati lagi." Seokjin yang dikenal sebagai f*ck boy sebelum bertemu dengan Yoona, kini berceletuk layaknya pakar cinta.

"Wooo, kau jadi lebih bijaksana soal percintaan." Yunki terkekeh.

"Kau juga bisa seperti itu."

"Bagaimana caranya?"

"Saat kau sudah menemukan cinta yang tepat." Seojin kembali meneguk sisa minumannya hingga tandas.

💄💄💄

Suzy berkali-kali mengembuskan napas pelan. Ia berusaha melepaskan rasa sesak yang sedari tadi menggelantung erat di dada. Suara hinaan yang dilontarkan oleh remaja tadi masih mengiang di telinganya.

Wanita jalang

Perusak rumah tangga orang

Rasanya sangat tidal adil, apabila kerja keras yang selama ini ia lakukan berakhir tragis seperti ini. Suzy tidak melakukan hal yang salah. Ia hanya bersosialisasi dengan orang yang tidak tepat. Kesalahan terbesarnya adalah berada di tempat dan waktu yang salah.

Ia beranjak dari duduknya dan berjalan menuju ke balkon. Tepat di hadapannya ada layar billboard besar yang terpasang di bagian atas gedung. Di sana menampilkan wajah Suzy yang sedang tersenyum lebar, terlihat sangat bahagia. Well, salah satu alasan Suzy memilih unit di apartemen itu karena setiap waktu ia bisa melihat wajahnya di sana.

Sejak kecil impian Suzy adalah melenggang di catwalk, berpose di depan kamera dan menjadi pusat perhatian banyak orang. Melihat wajahnya terpasang di papan billboard yang besar, cukup memberikan kepuasan tersendiri. Namun, sekarang lampu pada billboard itu meredup. Sama persis dengan karir yang sedang berada di ujung tanduk.

"Eomma." Suara bergetar terucap dari bibir Suzy dengan kedua mata yang berlinang air mata. "Apa yang harus aku lakukan?"

Lagi, ia mengembuskan napas pelan ke udara. "Gwenchana Suzy-ah, kau pasti bisa melewati ini semua. Gwenchana."

"Huh, aku bisa. Aku akan bertahan. Eomma jangan terlalu memikirkanku, aku pasti bisa mengatasinya. Kau tahu kan? Aku adalah anak yang kuat." Kedua mata nanar Suzy menatap langit tanpa hiasan bintang. Ia berusaha tegar meskipun hatinya patah. Well, sejak kecil ia sudah ditempa dengan beberapa kepahitan. Mulai dari pengkhianatan sang ayah, hingga kepergian kedua orang tuanya. Ketika hidup sebatang kara, ia diharuskan untuk bisa menguatkan diri sendiri.

💄💄💄

Suasana hening menyelimuti ruangan yang berukuran luas dengan sofa panjang yang diatur berhadapan. Ada tiga orang yang duduk dengan kepala tertunduk, salah satunya adalah Suzy. Ia masih tertunduk dengan pandangan kosong.

"Dapyonim, aku tidak melakukan hal itu. Aku memang datang ke private party yang dilakukan pejabat Han. Tapi bukan aku saja model di sana. Ada Yoo Eunbi juga. Semua kabar itu bohong, salah paham semuanya." Suzy menjelaskan panjang lebar.

"Suzy-ah, masalahnya publik sudah melihat bukti itu, dan kita tidak bisa mengelak," jelas Bae Seorin. "Lebih baik kamu beristirahat dulu, sampai kegaduhan ini mereda. Selain itu, kita harus menunda perpanjangan kontrak."

"Kita bisa lakukan press conference. Aku akan menjelaskan semuanya secara detil. Kita bisa cek juga CCTV bar dan hotel. Bisa kita buktikan aku melakukan hal aneh atau tidak." Suzy masih bersikeras.

"Publik tidak akan percaya. Lagi pula di dalam kamar hotel tidak ada CCTV. Kita tidak bisa membuktikan apapun," tandas Bae Seorin.

"Tapi mereka juga cuma lihat aku masuk ke kamar. Itu tidak menjelaskan kalau aku dan pejabat Han melakukan sesuatu. Pejabat Han meminjamkan kamarnya karena gaunku ketumpahan wine. Itu saja!" Mulut Suzy mulai gemetar ketika menjelaskan kejadian sebenarnya.

"Lalu? Kenapa pejabat Han ikut masuk ke kamar?" Seorin kembali mendesak.

"Dia hanya mengambil ponselnya di kamar," jawab Suzy tegas. "A-atau kita bisa minta penjelasan pejabat Han. Kami nggak ada hubungan apapun. Dapyonim tolong percaya padaku." Penjelasan yang dilontarkan Suzy bagaikan angin yang berhembus. Sama sekali tidak bisa mengubah apa pun.

"Maafkan aku Suzy-ah. Beristirahatlah sebentar." Seorin memijat kepalanya yang terasa pusing. Berita dari Suzy benar-benar membuat kondisi agensi menjadi cukup terguncang.

Soobong yang sedari tadi terdiam sambil merekam percakapan keduanya mengelus punggung tangan Suzy. "Ayo kita pulang."

Dengan hati yang kecewa, Suzy beranjak dan berjalan dengan tegak. Ia tidak ingin terlihat hancur dan lemah. Perusahaan yang selama ini mendapatkan jutaan keuntungan sama sekali tidak bisa membantunya keluar dari masalah sialan ini.

Berkali-kali Suzy mengembuskan napas, untuk menguraikan rasa sesak dan kesal yang bercokol di dalam dada. Ia ingin mengumpat dan berteriak. Entah harus merutuki perusahaan yang payah ini atau nasibnya yang begitu malang.

Pyarrr

Satu butir telur dilemparkan mengenai kepala Suzy dan membuat langkahnya terhenti.

Pyarrr

Telur yang kedua, ketiga, dan Suzy masih terdiam di tempat. Tangannya meremas kuat pinggiran mantel yang dikenakan.

"Suzy-ah, ayo masuk!" Soobong langsung menarik tubuh Suzy kemudian lari menuju ke mobil van.

"Hey jalang! Kau tidak akan bahagia selama hidupmu!"

"Kau jalang jahanam!"

Teriakan seorang remaja yang menjadi pelaku pelemparan telur itu tertangkap oleh pendengaran Suzy. Gadis itu yang menjambaknya di lobi apartemen tempo hari. Well, sudah bisa dipastikan itu adalah putri dari pejabat Han. Ah, andai saja Suzy bisa membuktikan kalau rumor itu hanyalah omong kosong belaka!

"Astaga kau jadi bau amis." Soobong membersihkan sisa telur yang menempel di rambut Suzy. Wanita itu sudah seperti adonan telur yang siap untuk digoreng.

Suzy menarik tisu basah dan membersihkannya. Raut wajah iba terlukis jelas di wajah Soobong.

"Gwenchana Oppa, semua akan baik-baik aja," ucap Suzy sambil memaksakan senyum.

"Yaaa Suzy-ya, kalau mau menangis cukup menangis saja. Jangan sok kuat!" pekik Soobong yang kedua matanya sudah berlinang.

"Buat apa aku menangis. Aku bisa melalui semua ini. It's okay...semakin tinggi pohon maka semakin banyak cobaannya." Suzy merebahkan punggung pada sandaran kursi dan membuka akun media sosialnya.

Dengan gesit, Soobong merebut ponsel itu. "Jangan! Jangan pernah membuka media sosial saat situasi seperti ini. Hanya akan membuatmu tambah sedih."

"Sudahlah Oppa, tidak apa-apa. Kembalikan ponselku." Suzy mengambil kembali ponsel itu dari genggaman Soobong.

"Suzy-ya...." Suzy tidak mengindahkan peringatan Soobong.

Benar saja, beberapa postingan tentang kasus Suzy langsung muncul dengan ribuan komentar pedas.

lambenyinyir_ : Jadi selama ini selingkuhan? Pantas karirnya cepat naik

Lacibolala_: Tidak kusangka, ternyata ada main sama pejabat

Montana_: Benar kalau buah tidak akan jatuh dari pohonnya. Keturunan pejabat Park nih!

Dollalalasol_: Kelakuannya sama persis kaya ayahnya.

Trilili_: Ayahnya tukang selingkuh, anaknya perusak hubungan orang. Mantep deh!

Darah seakan mendesir menuju puncak kepala Suzy. Rahang wanita itu ikut menegang dengan kedua bagian gigi yang beradu. Seluruh bagian sarafnya ikut mengencang secara keseluruhan.

Tidak, aku tidak seperti ayahku.

TO BE CONTINUED...

Hai hai...

Semoga suka ya sama cerita ini ❤

Terima kasih buat yang udah mampir.

Kasihan ya Suzy 😭 Ada yang pernah ngalamin kaya Suzy? Berusaha menguatkan diri sendiri.

Han Seojin

Angela Suzy

Lee Yunki

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro