Apakah Dia Masih Menyukaiku?
A/n: nggak ada kata-kata. Jadi, kita lewatin aja, ya.
Selamat membaca...
Naoki's POV
Walaupun Aichi itu baik banget orangnya, tapi gue paling gak seneng dengan sifat polosnya itu. Gitu aja nggak bisa nyadar. Gue udah tahu dia suka sama Kourin. Udah jelas banget. Saat gue ngomong kalau Kourin suka juga dengan dia, masih belum nyadar juga dia.
"K-Kourin suka padaku?"
Tuh, kan. Aichi ini anak siapa, sih? Yah, gue tahu dia anak siapa tapi kayaknya gue ragu kalau dia itu anaknya Pak Sendou -yang nggak polos seperti anaknya ini-.
"Aichi, jangankan gue yang tahu, seluruh teman kita tahu kalau Kourin suka sama kamu. Malahan lo yang ditaksir nggak nyadar sama sekali." Kataku sementara gue melihat Aichi makin bersalah.
Kami semua tahu karena Kourin selalu membantunya dan selalu ingin Aichi nggak cemas atau khawatir. Di dekat Aichi pun, Kourin diam-diam tersipu malu saat Aichi nggak melihatnya. Apapun dia akan lakukan hanya demi Aichi. Bahkan dia pernah dimarahi oleh bosnya karena terlambat datang gara-gara ingin mengobati lutut Aichi yang berdarah karena sebelumnya Aichi berlari, tersandung, dan lututnya bergesekkan dengan tanah. Itu terjadi disaat pelajaran olahraga.
Catatan: Aichi terkadang ceroboh jika dia hanya memikirkan satu hal yang dianggapnya sangat penting dari segalanya.
"Sepertinya kepolosanku keterlaluan banget, deh." Kata Aichi.
"Jangankan polos, lo aja hampir mendekati kata 'cuek'." Kataku dan membuat Aichi terkejut dengan penuh perasaan bersalah dan memprihatinkan.
"Aku sangat jahat. Aku telah cuek terhadap perasaan Kourin. Tapi aku bisa kan menebus kesalahanku dengan membalas cintanya?" Tanya Aichi dengan penuh harap.
"Yah, gue nggak tahu. Mungkin Kourin sudah menyadari lo nggak menyukainya dan telah belajar untuk move on dari lo."
Dengan perasaan bercampur aduk, Aichi berteriak sekuat-kuatnya. "Kenapa aku sangat jahat, sih?! Jahat, jahat, jahat! Kau jahat, teman-teman jahat, semanya jahat!"
"Loh, kok gue malah disebut jahat, sih?"
"Kau yang tidak bilang dari awal. Teman-teman juga sama. Jika kalian memberitahuku lebih cepat, mungkin Kourin tidak akan move on dariku. Gimana, nih? Nanti Kourin tidak menyukaiku lagi. Sakit rasanya, tahu!" Teriak Aichi dengan histeris sambil menutupi wajahnya dan menundukkan kepalanya. Dan gue bisa denger sedikit rengekannya.
"Hei, Aichi. Malu dong teriak-teriak. Di tempat umum lagi."
Catatan: Kami sekarang berada di taman kota yang biasanya cukup ramai.
"Aku. Tidak. Peduli!" Teriak Aichi tanpa melihat ke arah gue.
Belum sempat gue ngomong, gue mendengar 2 cewek melewati kami sambil berbisik tentang kami.
"Lihat, kayaknya pacarnya udah nyakitin dia, deh."
"Iya, kasihan, ya."
"Mungkin mereka nanti putus."
"Iya. Pacarnya juga jahat."
Apa-apaan cewek-cewek ini? Mereka kira kami pacaran! "Hei, ini cowok bukan cewek! Gue juga bukan homo!" Teriakku kepada mereka sambil menunjuk ke arah Aichi.
Mungkin Aichi itu terlalu imut sampai-sampai dikirain cewek. Tapi menurutku nggak kayak cewek banget. Malahan wajah dia mirip kayak anak-anak TK.
"Udah dong, Aichi. Tadi ada yang salah paham, lho. Jangan menyerah dulu, dong!" Kataku.
Untungnya, Aichi mengangkat kepalanya dan melihat ke arahku. "Buset, imut banget!" Batinku saat melihat wajah Aichi yang sekarang udah mirip anak TK yang sedang sedih. Gue jadi makin bersalah, nih. Jangan-jangan nanti ada yang ngira gue udah nangisin anak TK.
"Tapi gimana, Naoki... aku tidak tahu cara nembak dia ataupun mengambil hatinya lagi. Aku dulu tidak sengaja mengambil hatinya tapi aku sia-siakan. Sudah berapa lama aku cuekin perasaannya?!"
"Jangan pesimis dulu, dong! Bisa aja Kourin masih ngeharapin lo." Kataku supaya Aichi menjadi lebih optimis.
"Ya, aku juga berharap dia masih menyukaiku. Aku tidak mau dia move on dariku. Aku juga mungkin susah move on dari dia."
"Hai, Naoki, Aichi!"
Kami tersentak saat ada orang memanggil. Kami langsung menoleh lalu tiba-tiba terkejut dan menjadi tegang terutama Aichi.
"K-Kourin."
A/n: Nah, lho. Kourin udah di depan mata, Aichi. Gimana tuh reaksinya? Naoki juga kewalahan ngehadapi lo.Hehehe, mungkin agak sedikit lama mereka jadian. Tapi tenang saja, bro. Ini baru pemulaan. Oke, sampai jumpa dulu, ya...
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro