Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Aichi Belajar Gombal (Part 1)

A/n: Akhirnya balik lagi setelah lama Hiatus. Maaf banget, ya. Bingung chapter mana yang duluan. Oke, langsung aja, nih.

Selamat membaca...

Di sekolah, Naoki hanya terduduk di kursinya. Dia sedang bosan tidak ada kerjaan yang datang menghampirinya.

Iachi sekolah di SMA lain sedangkan sahabat 'kecil'nya itu mungkin sudah punya jadwal penuh dengan pacar tercintanya.

"Mo ngapain, ya?" Kata Naoki. "Ke kantin, nggak laper. Tidur di kelas, nggak ngantuk."

Lalu, Naoki mendengar dua cewek mengobrol. "Kita ke perpustakaan, yuk! Males di kelas terus." Kata salah satu mereka.

"Ayo!" Jawab yang lain lalu mereka keluar kelas.

Naoki yang menguping pembicaraan mereka hanya bisa setuju-setuju saja. "Iya, deh. Ke perpustakaan aja. Kan tumben-tumben gue baca buku." Batin Naoki.

Dia beranjak dari kursinya dan berjalan menuju perpustakaan.

Naoki bukan tipe orang yang biasa ke perpustakaan. Di sana juga dia hanya melihat-lihat judul buku itu dikarenakan buku itu sama sekali tidak menarik baginya.

Dan disaat itulah, Naoki tidak sengaja melihat orang yang sangat dikenalnya yang menurutnya selalu memasang wajah tanpa dosa.

Ya, sahabatnya sendiri.

"Weh, tumben banget Aichi sendirian. Kourin-nya dimana, tuh?" Batin Naoki. Setidaknya ia bahagia karena ia punya waktu dengan sahabatnya itu.

Naoki berjalan mendekati Aichi dan melihat Aichi sangat serius membaca buku yang ia pegang. Naoki melihat judul buku yang Aichi baca dan hampir pingsan melihat apa yang Aichi baca.

'Kumpulan Gombal Yang Bisa Melelehkan Hati Cewek' itulah judul buku itu.

"Buset, dah! Oi, Aichi." Panggil Naoki lalu Aichi menoleh.

"Lo ngapain baca yang begituan. Kayak nggak ada buku untuk dibaca aja." Kata Naoki.

"Oh,... ingin baca aja, sih. Hanya iseng baca, kok." Kata Aichi dengan polosnya.

"Iseng baca, katanya? Tahu-tahu nanti iseng niruin." Batin Naoki. Naoki duduk di sebelah Aichi yang kembali melanjutkan membacanya. "Hei, Aichi."

"Ya, Naoki."

"Lo kira udah berapa banyak yang lo tiruin?" Tanya Naoki.

"Um,... banyak, sih." Kata Aichi.

"Semua waras?" Tanya Naoki lagi. Kali ini ia menuntut jawaban Aichi.

Aichi berpikir sejenak. "Iya, semua waras." Kata Aichi polos.

"Gundulmu! Lo nyadar gak, sih? Yang kamu tiruin itu justru banyak yang nggak waras tahu, gak?" Kata Naoki.

Aichi hanya terkekeh lalu melanjutkan kerjaannya. Tak lama kemudian, Aichi tersentak sedikit. "Kamu itu cewek, gak?" Tanya Aichi tanpa menoleh ke arah Naoki.

Naoki malah merasa dia yang ditanya. "Yah, nggak, lah." Jawab Naoki.

"Sayang sekali. Jika kamu cewek, pasti aku akan menikahimu." Kata Aichi.

Naoki syok mendengar perkataan Aichi. "Ih, Aichi! Lo nyadar nggak sih apa yang lo omongin tadi? Ilfeel gue dengan lo." Kata Naoki. Namun, Naoki menyadari setelah itu. "Itu gombalan di buku itu, ya?"

"Memang." Kata Aichi. "Satu lagi, Naoki. Apa bedanya kamu dengan singa?" Tanya Aichi.

"Uh,... apa?"

"Nggak ada bedanya." Kata Aichi lalu ia langsung menahan tawanya.

Naoki hanya mengelus dadanya. "Ingin sekali gue berkata kasar." Batin Naoki.

Setelah pulang sekolah, Aichi duduk di bangku taman sambil membaca buku gombalannya yang sebenarnya punya Iachi bukan pinjaman.

Selama Aichi membaca buku itu, ia tidak menyadari ada siswi SMP di belakangnya. "Baca buku apa, tuh?"

Aichi menoleh dan tersenyum. "Oh, Yova. Apa kabar?" Tanya Aichi lalu ia menggeser sedikit agar Yova duduk di sampingnya.

Yova langsung duduk dan melihat buku itu. "Kamu ingin belajar gombal, ya?" Tanya Yova.

"Uh,... kayaknya iya, Yova. Ini cukup menarik." Kata Aichi.

"Kenapa tidak bilang dari tadi? Aku bisa ngajarin kamu. Dijamin kamu bisa menjadi Raja Gombal." Kata Yova.

"Benarkah?!" Kata Aichi dengan semangat.

"Benar, lho." Kata Yova.

Gombalan ke-1

Kai sedang berada di toko milik keluarga Misaki. Ia sedang menunggu Misaki untuk keluar. Tapi tiba-tiba, ada yang menepuk bahunya dari belakang. Kai menoleh dan melihat Aichi.

"Lho? Aichi?" Tanya Kai.

"Kai, apa bedanya kamu dengan aku?" Tanya Aichi.

"Uh,... apa, ya?" Tanya Kai balik.

"Kalau aku seperti api yang kepanasan. Kalau kamu seperti es batu yang membeku." Kata Aichi.

Kai terheran. Namun, dia menyadari sesuatu. "Itu gombalan, ya?" Tanya Kai.

"Kok tahu?" Tanya Aichi polos.

"Aku bukan mau gombalin kamu, Setan!" Kata Kai yang kehabisan kesabaran.

"Kai marah. Langka banget kejadian seperti ini." Batin Aichi sambil terkekeh.

Gombalan ke-2

Seorang pejual bakso bakar melihat Aichi berjalan mendekatinya. Ia sudah bersiap-siap untuk melayaninya.

"Pak, tahu gak bedanya bola basket dan bakso bakar?" Tanya Aichi.

"Apa ya, dek?" Tanya Penjual bakso bakar itu.

"Kalau bola basket tidak berisi tapi bisa menambah skor. Kalau bakso bakar berisi tapi bisa mengenyangkan perut." Kata Aichi.

"Jadi?"

"Aku harap semua orang lebih memilih bakso bakar daripada bola basket agar jualan bapak bisa laris dan dilimpahkan rezekinya." Kata Aichi.

Penjual bakso bakar itu langsung 'terharu'(?) Dengan apa yang dikatakan Aichi. "Ya Allah, makasih banget dek buat doa dan harapannya. Nih, saya beri adek bakso bakar 10 tusuk. Gratis." Katanya sambil memberikan Aichi plastik berisi para(?) bakso bakar.

"Eh?! Beneran, nih?" Kata Aichi tidak percaya.

"Iya, bapak ikhlas."

"Uh,... oke. Makasih banyak, pak." Kata Aichi lalu menunduk sedikit dan berjalan ke tempat asalnya(?).

"Iya, sama-sama, dek."

Aichi duduk kembali di bangku taman dimana Yova menjaga tempat kosong untuknya. "Kamu mau, Yova?" Tanya Aichi sambil menyodorkan plastik bakso bakar ke Yova.

"Boleh. Makasih." Kata Yova sambil mengambil satu tusuk dari plastik. "Kemampuanmu sudah meningkat, tuh. Kamu sedikit lagi akan jadi Raja Gombal, tuh." Kata Yova dan Aichi hanya tersenyum mendengarnya. "Walau aku tidak pernah mengira kau bisa mendapatkan ini dengan gratis."

Aichi dan Yova pun mulai memakan bakso bakar itu bersama-sama.

Gombalan ke-3

Akari berjalan sendirian dengan head-set di kedua telinganya. Dia tidak menyadari kalau Aichi berlari menyusulnya dan meneriaki namanya.

"Kak Akari! Kak!" Teriak Aichi.

Namun yang terdengar di telinga Akari adalah: "Sono mi ni Likey, mi likey likey likey. Mi likey likey likey. Mi likey likey likey."

"Aduhai, capek banget manggilnya!" Kata Aichi sambil berhenti dan bernafas dengan terengah-engah.

Entah oleh penyebab apa, Akari menoleh ke belakang dan melihat Aichi. "Oh, hai, Aichi." Katanya sambil melepaskan head-setnya dan berjalan mendekati Aichi yang masih menstabilkan nafasnya.

"Aduh,... hah... hah,... nanti dulu, kak... hah." Kata Aichi.

15 menit kemudian

"Yak, maaf lama menunggu." Kata Aichi.

"Oh, tidak apa-apa." Kata Akari.

"Kak, kamu tahu gak perbedaan Kakak dengan coklat?" Tanya Aichi.

Berbeda dengan yang lain, Akari cepat menyadari kalau Aichi mau gombal. "Iseng, ah." Batin Akari, berniat mau jahil.

Akari mengira kalau Aichi akan jadi gugup kalau dia tahu bahwa Akari sudah tahu serangan rahasianya.

"Apa? Aku tidak tahu." Kata Akari dengan nada pura-pura.

"Kalau coklat itu manis tapi tidak bisa mencintai. Tapi kalau kakak itu manis dan juga bisa mencintai." Kata Aichi.

Akari malah tersipu mendengar gombalan Aichi. "Oh,~... Aichi bisa aja, deh." Kata Akari.

"Ngomong-ngomong, Kak Akari ada pacar gak?" Tanya Aichi.

Seketika Akari ingin menangis. "Aku gak ada pacar. Belum ada." Kata Akari.

"Sabar ya, kak. Aku nggak tahu." Kata Aichi sambil menepuk pelan bahu Akari.

Gombalan ke-4

Aichi melihat ada teman sekelasnya sedang membaca buku yang sangat tebal. Aichi mendekatinya dan duduk di sampingnya.

Temannya itu laki-laki, ya. Jangan salah paham dulu!

"Hai, Shingo." Panggil Aichi.

Shingo tersentak melihat Aichi lalu cepat-cepat menutup bukunya dan duduk dengan rapi. "Ya, ada yang bisa kubantu?" Tanya Shingo dengan semangat.

"Bapak kamu itu rumput yang bergoyang, bukan?" Tanya Aichi.

"Hah?" Kata Shingo heran. Namun, Shingo juga menyadari bahwa Aichi lagi gombal. "Kok tahu?"

"Tuh. Buktinya kaki kamu lagi bergoyang-goyang sekarang." Kata Aichi. Shingo menyadari bahwa kakinya bergoyang-goyang. "Um,... kamu bisa ke toilet, kok. Tidak usah memaksa begitu." Kata Aichi.

Shingo seketika berteriak dengan keras sehingga membuat Aichi terkejut. Shingo lalu melarikan diri. "AKU HANYA GUGUP DI DEPANMU!" Teriak Shingo.

Aichi hanya terbingung melihat tingkah Shingo.

Catatan: Shingo adalah fans berat Aichi walau Aichi sendiri tidak menyadarinya. Sering disebut Naoki seorang Stalker.

Gombalan ke-5

Aichi berjalan kembali ke Yova dan melihat Yova seperti ingin pulang. "Yova mau pulang?" Tanya Aichi.

Yova langsung peka terhadap pertanyaan itu. "Tadi itu bukan gombalan, kan?" Tanya Yova balik.

"Aku hanya bertanya, kok." Kata Aichi. "Oh ya, Yova. Bapak kamu seorang guru, ya?" Tanya Aichi.

"Ah, yang ini baru gombal." Batin Yova.

"Kok tahu?" Tanya Yova.

"Karena kamu telah mengajariku banyak hal tentang gombal. Mengajariku dengan tulus dan tidak pernah menyerah mengajariku. Terimakasih, guru." Kata Aichi sambil tersenyum lebar kepada Yova.

"Iyalah, iyalah. Sama-sama." Kata Yova datar.

Aichi terkekeh mendengar perkataan Yova. "Mungkin udah kebal terhadap gombalan." Batin Aichi.

Dan tiba-tiba saja, Aichi mendapat sebuah ide. "Teman-teman lain sudah. Tinggal Kourin nih yang belum." Batin Aichi sambil tertawa sendiri.

A/n: Nah, lho. Hati-hati terserang gombalan Aichi, Kourin! Oke, bagi semua readers-ku. Di sekolah sekarang semakin sering ujian tambahan atau apalah. Jadi, ada kemungkinan fanfic ini hiatus lagi. Tapi harap saja tidak. Bye... bye...

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro