Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

06; Asal Muasal Naksir (3)

Dalam lubuk hatinya yang paling paling dan paling dalam, Brian mengutuk Jevian yang tiba-tiba pingsan sebelum ia memukul dahi anak itu. Jevian betulan pingsan, dan bukan dibuat-buat. Keterangan petugas UKS, napas Jevian yang kecil dan berat adalah pertanda bahwa orang tersebut pingsan asli.

Usut punya usut, setelah dianalisis secara amat singkat ternyata Jevian punya penyakit maag dan ternyata tadi pagi kambuh tapi begonya ga bawa obatnya padahal sudah sarapan.

Brian mikir, "Lho, emang bisa ya maag walaupun udah makan?" Dan dijawab dengan enteng oleh petugasnya, ""Bisa. Kalau kamu kemarin ga makan sama sekali, jadi kambuhnya telat." Cowok itu cuman manggut-manggut paham.

Back to the topic, Jevian akhirnya sebelah-sebelahan sama Arin—cewek tadi pagi yang ia tak sengaja tabrak ala cerita novel remaja. Bedanya, keadaan Jevian mirip kayak orang tolol yang sengaja pingsan demi ketemu pujaan hati padahal kisah aslinya cuman cowok yang maag-nya lagi kambuh.

Sungguh, Brian menahan malu sekaligus menatap sedih Jevian yang terbaring masih tak sadarkan diri.

"Anu, Kak—"

"Apa?! Kalian yang tadi dicari-cari Verel karena bolos acara 'kan?"

Sudah jatuh, tertimpa truk— maksudnya tangga. Brian agak sial hari ini, tapi gak masalah karena jadi pengalaman pertama yang cukup jelek memasuki sekolah baru. Ternyata, ia dan Jevian jadi buronan satu kepanitiaan karena catatan mereka lupa terbawa saat membolos.

Tapi, keuntungan Jevian pingsan adalah menjadi alasan bagi Brian untuk menghindari ceramah panjang kali lebar dari salah satu panitia yang duduk di seberangnya. Ia cuma kena semprotan kecil saja karena tak izin.

"Jangan marah dulu atuh. Saya di sini mewakili teman saya mau minta maaf karena lupa bilang. Saya juga gak bakal nyangka kalau dia bakal pingsan," tukas Brian dengan hati berdebar dan suara saliva yang ia telan dengan berat.

"Gak gue maafin," jawab Endo.

"Waduh, sebagai sesama manusia harus saling memaafkan atuh, Kak. Biar nanti kalai tiba-tiba meninggal, kalau dimakamkan gak ada gangguan badai hujan petir maupun gempa hehe," balas Brian bermaksud membujuk dengan selipan bercanda. Bercandanya dia agak gelap sih.

Endo membalas dengan tatapan tajam. "Lah, gue hindu gak pake acara dimakamin. Gue kalau meninggal ya cuman dibakar."

Waduh, semakin gelap.

Untungnya Jevian bangun sebelum keringat di dahi Brian semakin banjir karena ia sudah salah bicara.

"Udah bangun, Pangeran? Gimana tidur selama 100 tahunnya?" goda Reyna, panitia seksi P3K yang dari tadi mengipasi Jevian yang pingsan.

"Di mana aku? Siapa aku?" tanya Jevian dengan wajah linglung.

Bola mata cantik itu berputar malas melihat Jevian bertingkah seperti artis-artis di Indosiar. "Eh, lu pingsan cuman 5 menit gak usah pake acara drama amnesia segala," celetuk Arin yang tidur setengah duduk di kasur sebelah.

"OMG, ADA CEWEK CAKEP— Akh!!"

Kepala bagian belakang Jevian dipukul. Kali ini betulan dipukul sama Brian gara-gara bangun dari pingsan malah mendadak jadi aktor FTV Indosiar.

"Itu cewek yang lo cari bukan? Jangan malu-maluin, plis. Wajah lo bakal sia-sia kalau gini," ucap Brian yang tidak berkaca pada diri sendiri. Telunjuknya menunjuk ke arah Arin yang sedikit bingung.

Beberapa saat kemudian Arin tersadar kalau Jevian, cowok yang pingsan itu, adalah cowok yang sama yang tidak bertanggung jawab seusai menabrak dia secara terburu-buru tanpa mengucapkan kata maaf sependengarannya.

"OH, KAMU YANG NABRAK GUE?!"

"Siapa?" tanya Jevian. "Gue?"

"...."

"Oh iya anjir, gue yang nabrak lo!" Barulah Jevian sadar tujuan awal dia mengiyakan untuk membolos gara-gara dipelototin Arin. "Gue minta maaf, please. Tadi pagi gue gak sengaja nabrak lo, tapi keburu disuruh ke Aula jadi gak sempet bilang sama bantuin. Kalau ga percaya, tanya aja sama CCTV sekolah!"

"Bagian depan ga ada CCTV, lo gue mau percaya sama siapa? Hantu?"

Kakak-kakak panitia MOS di sana bingung, Brian ikut bingung bagaimana cara melerai keduanya dengan baik dan benar. Jadi mereka cuman menonton, ada yang sambil minum es teh buatan anak PMR.

Lanjut.

"Tapi, karena gue ga mau masalah ini tambah panjang jadi gue maafin lo. Buat kali ini aja. Saksinya kakak-kakak dan semua orang yang ada di sini. Soalnya gue orangnya pendendam."

"Oke! Gue janji sama lo gak bakal gini lagi!"

"Deal?"

"Deal!"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro