
18. Tertuduh
“Katakan! Siapa yang menyuruhmu!” tegas Max dengan mata berkilat—marah. “ternyata kamu menyembunyikan kebusukan di balik kepolosanmu itu, jalang!”
Perkataan Max, tentu saja membuat Kathe kebingungan. “Menyuruh? Menyuruh apa?” sungguh dia tak mengerti dengan maksud perkataan Max tadi.
Max memperkuat cengkeramannya. “Jangan berlagak sok bodoh Katherine! Kamu sudah mengambil salah satu berkas penting di ruanganku, sehingga membuat proyekku rugi besar!” teriak Max berapi-api. Dia sangat marah sekarang. Katherine berani bermain-main dengannya.
Wanita sialan! Menyesal, dia sudah menaruh perhatian lebih pada wanita itu, sampai-sampai membiayai perjudian ayahnya beberapa hari terakhir agar tak mengganggu Katherine.
“Kau mata-mata yang di kirim ke sini untuk menghancurkanku huh?!” lanjut Max membuat Katherine menggeleng kuat.
“Tidak. Aku bukan mata-mata, dan aku tidak mencuri berkas yang kamu maksud. Aku tidak—“
Plak!
“Bedebah! Omong kosong! Sekarang pergi dari sini atau aku akan membuatmu membusuk di penjara seumur hidup!”
Deg!
Katherine mendongak sambil memegang sebelah pipinya yang dengan kejam Maxime tampar. Kenapa harus dirinya yang jadi korban? Sedangkan dia tidak tau apa-apa.
Lalu mata-mata? Mata-mata apa? Dia hanya bekerja sebagai pelayan biasa yang justru di siksa, itu pun dengan gaji yang sama dengan pelayan lainnya. Tak ada tambahan untuk kesabarannya.
Tidak adakah kesempatan untuknya membela diri? Bukankah belum ada bukti jika dirinya yang bersalah? Kenapa Max langsung menghakiminya seperti ini? Di depan banyak orang pula.
“Kau tidak bisa menuduhku seperti ini. Aku tidak bersalah!” bela Katherine pada dirinya. “lagi pula, tidak ada bukti yang menunjukkan jika aku bersalah. Karena bukan aku yang melakukannya.”
“Kau masih mengelak huh?!” teriak Maxime. “baik akan aku tunjukkan kebusukanmu itu di depan semua orang!”
Maxime menekan sebuah tombol remote yang sejak tadi berada di tangan Edlise hingga muncullah sebuah video di layar kaca, di mana dalam video itu menunjukkan Katherine yang dengan mudahnya masuk ke dalam ruangannya dan mengambil sebuah berkas di meja kemudian keluar dari sana.
Katherine menutup mulutnya. Benar itu adalah dirinya. Tapi dia tidak menyangka, jika berkas itu adalah berkas penting perusahaan.
“Itu, tidak seperti yang kamu pikirkan. A-aku, aku hanya—“
“Pergi Katherine!”
“Max, ini tidak—“
“Aku bilang pergi! Jangan pernah muncul lagi di hadapanku atau aku akan membuatmu di penjara!”
Air mata Katherine berjatuhan. Sedikit pun Max tidak mau mendengar penjelasannya, bahkan Edlise hanya diam saja tanpa mau membela.
Tidak tahukah mereka? Jika dirinya adalah korban juga. Lebih tepatnya, korban yang sudah Sella bodohi. Dia begitu percaya. Sampai-sampai saat Sella memintanya untuk mengambil berkas yang katanya diperintahkan Maxime, dia menurut saja tanpa mengecek dulu isi berkas itu apa.
Max kembali mencengkeram lengan Kathe dengan kuat. Dia pun mulai menyeret Katherine keluar dari kantornya. Dia benar-benar merasa di khianati sekarang. Sama seperti masa lalu, yang pernah menghancurkannya.
“Max, tolong percayalah. Aku tidak menghianatimu. Sella yang menyuruhku mengambil berkas itu.”
“Are you kidding me?” sentak Max sambil mengguncang tubuh Kathe dengan kuat. “kamu kira aku akan percaya huh?!” ucapnya. “Enyahlah! Dan jangan pernah muncul lagi di hadapanku! I hate you!”
Bruk!
Tanpa perasaan, Max mendorong tubuh Kathe keluar dari kantornya sampai berakhir bersimpuh mengenaskan di depan pintu. Tak mau mendengar apa-apa, Max pun lekas pergi dari sana. Dia benar-benar muak sekarang. Baru kali ini, seorang wanita benar-benar berani bermain-main dengan dirinya dan sialnya, dia sudah mulai memberikan wanita itu kepercayaannya yang langka.
Katherine bangkit. Dia semakin menjadi pusat perhatian sekarang. Tak mau berlama-lama di sana dengan rasa sakit karena di tuduh sebagai penghianat, dia pun memilih pergi.
Pergi bersama rasa kecewa karena tak di percayai, dan rasa marah karena di jadikan kambing hitam oleh orang yang sangat dia percayai.
Tega sekali kau Sella. Batinnya bergemuruh hebat.
Sungguh, Kathe tak pernah mengira, Sella memanfaatkan dirinya. Entah untuk siapa Sella bekerja, yang pasti, Sella berada di sana untuk menjadi mata-mata, dan dia bisa apa jika Max sama sekali tak percaya.
Hanya saja, Kathe tidak akan membiarkan Sella melanjutkan rencana busuknya. Masih ada kesempatan untuk meyakinkan Max dan dia akan terus mencoba.
***
Di atas sana, tanpa Katherine sadari, ada Max yang menatap kepergiannya dengan tangan terkepal kuat.
Sungguh, dia menyesal sudah menganggap Katherine berbeda dengan wanita lain yang tidak memikirkan uang atau kekuasaan.
Tapi hari ini, Katherine menunjukkan siapa dirinya. Jika wanita itu juga busuk di balik topeng kepolosannya.
Kau yang memintaku melakukan ini Katherine. Lihat, apa yang aku lakukan padamu nanti malam. Kau membuatku rugi besar, dan kau akan membayarnya setimpal.
***
Katherine memasuki rumahnya dengan lesu. Kejadian hari ini, benar-benar membuatnya tak memiliki semangat untuk terus berjuang. Bagaimana dia akan membuktikan jika dirinya tak bersalah jika Max sama sekali tak mau percaya? Muncul di hadapan Max sekarang, sama saja dia mencari masalah.
“Ahh—berlianku sudah pulang.”
Katherine tersentak. Terus-terusan melamun, membuatnya tidak sadar, jika di depannya kini ada dua orang asing yang berdiri di samping kanan kiri ayahnya. Dan sepertinya, ayahnya sedang merencanakan sesuatu yang buruk.
“Ayah? Si—siapa mereka?” Katherine gugup sekaligus ketakutan. Jangan-jangan ancaman ayahnya kemarin malam bukan bualan semata.
“Pegang dia!”
“Apa?!” pekik Kathe tak percaya. Apa ayahnya akan benar-benar tega menjualnya?
“Hey, lepaskan aku! Ayah, kau tidak bisa melakukan ini padaku! Aku akan memberikanmu uang! Jadi, tolong. Suruh mereka melepaskan aku!”
“Hahaha ...” Jack tertawa keras.
Tangannya yang keriput menyentuh dagu Kathe dan sedikit menekannya sampai-sampai membuat Kathe meringis.
“Melepaskanmu?” ujar Jack dengan kerlingan matanya yang licik. “Tidak akan putriku tercinta. Kau sudah aku jual, dan saatnya aku menyerahkan dirimu pada tuanmu yang baru.”
****
Sudah tersedia versi ebooknya ya teman-teman. Tapi, tentu saja tidak akan se lengkap bukunya. So, yang masih berminat, open PO masih terbuka lebar. 🙏🙏
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro