❗Part 2❗
Happy Reading!
"M-maksud?" jerit Fariq di hadapan banyak orang.
"Lihatlah! Penemuannya sama sekali tidak berguna. Hanya berguna dalam waktu satu hari" ujar salah satu petugas.
"T-tidak mungkin! Aku sudah mencobanya dan tahan lama!" jerit Fariq.
"Tapi kenyataannya, dia rusakkan? Jadi kau itu penipu!" ujar petugas itu menuduh.
"Apa! Aku bukan penipu!" tolak Fariq mentah-mentah.
"Fariq! Kamu sudah membuat saya kecewa" ujar sang pemimpin.
"M-maaf pak, saya tidak tahu ini akan terjadi pak, mohon maafkan saya pak" ujar Fariq memohon maaf.
Sang Pemimpin hanya melihat ketus Fariq. Dengan isyaratnya, Fariq dibawa oleh para penjaga untuk keluar dari ruangan itu.
"Pak, mohon! Maafkan saya!" jerit Fariq.
Naas, semuanya terlambat. Fariq benar-benar merasakan sakit di hatinya. Dia tidak menyangka kalau akan ada orang yang membencinya setelah dia sukses.
Skip Time
Akram mulai merasakan semua orang menjauh darinya.
"Abangmu itu ternyata boongan kram" ucap Ara kasar padanya.
"Aku ga tahu apa-apa Ara, ayolah" ujar Akram memelas.
"Dahlah, malas aku sama kau pengennya main sama yang lain aja" ujar Ara pergi dengan teman lainnya meninggalkan Akram.
Akram merasa tertekan dengan semua itu. Setelah mereka pergi, abangnya tiba dengan keadaan yang tidak baik-baik saja.
"B-bang! Abang kenapa?" tanya Akram iba.
"Gapapa dek, cuma luka lecet aja kok" ujar abangnya itu.
"Aduh, ayo masuk bang" ujar Akram.
Di rumah, mereka benar-benar tertekan dengan keadaan sekitar. Mereka tidak lagi dilihat sebagai orang terpandang.
Siang itu, Akram mencoba keluar rumah. Di luar, banyak cacian dan makian dari orang-orang sekitarnya. Akram merasa sedih harus mendapatkan hal seperti itu dari orang-orang. Dia hanya bisa bermain sendiri.
Dulu yang dia ada teman yang menemaninya, sekarang tidak. Akram hanya mampu menerima apa adanya yang terjadi. Hingga sore, dia dicuekin seluruh orang. Hingga, dia tertekan dengan semua itu.
Namun disisi lain, Fariq tidak bisa menahan kesedihannya. Dia benar-benar merasa tidak bisa menjadi abang yang baik untuk adeknya sendiri.
"Si Garzam itu..." ujarnya dengan suara rendah.
Disisi Akram, dia pulang dengan perasaan sedih. Saat itu menjadi saksi kesedihan Akram selama ini.
Malam itu, Akram berusaha tidur di kamarnya. Namun, setiap kali tidur dia merasa kesusahan. Dia mencoba untuk bangun.
Krik!
Tiba-tiba, ada bunyi menyeramkan entah dari mana. Seperti bunyi patahan tulang. Akram kaget ketika mendengar suara itu. Akram pelan-pelan keluar dari kamarnya. Alangkah kagetnya, bunyi itu berasal dari kamar abangnya itu, Fariq.
Akram ragu untuk membukanya, takut yang dilakukan abangnya itu adalah hal yang tidak bisa ia lihat. Namun, dia memberanikan dirinya untuk membuka pintu kamar abangnya itu.
"B-bang! A-apa itu!" ucap Akram terbata-bata.
Punggung Fariq, kini telah ditumbuhi sayap yang besar, sayap yang siap membentang terbang tinggi di langit malam, sayap kelelawar itu tetap membesar di punggung Fariq.
"Dek, kau harus pergi.." ujar Fariq dengan matanya yang sebelah berubah menjadi merah pekat.
"B-bang! Abang masih di sana kan! Hentikan itu bang!" ujar Akram takut.
"Pergi! Agh!" ucap Fariq yang kemudian menjerit kesakitan.
Jari-jari tangannya sudah membentuk kuku yang panjang. Tubuhnya mulai ditumbuhi rambut dan kulit kelelawar.
"Dek... Jaga dirimu. Aku tahu kamu akan menjadi yang terbaik di hidup abang.." ucap diri Fariq yang masih sadar di tubuhnya.
"Bang! Jangan bang!" jerit Akram menangis.
Muka Fariq mulai bermutasi. Taring-taring yang tajam bermunculan di mulutnya. Telinganya mulai berubah menjadi panjang seperti kelelawar pada umumnya. Sekarang, dia tidak lagi manusia. Dia sudah menjadi manusia kelelawar yang menyeramkan. Mata merah pekatnya menatap adeknya, Akram itu dengan tatapan mematikan.
"Sial" ujar Akram yang kemudian berlari berusaha menghindar dari kejaran abangnya itu.
Tapi sebenarnya hal itu sia-sia, namun kenyataannya Akram punya ide jenius.
Dia memilih berlari sekencangnya dan tidak membuka suara apapun ketika bersembunyi di sebalik tirai. Karena, kelelawar punya penglihatan yang jelek sehingga memanfaatkan media suara untuk mencari mangsa, benar tidak teman-teman readers?
Karena kejeniusan Akram, sosok itu pergi dari tempat itu melalui jendela. Pastinya terbang dong, kan sudah punya sayap.
Karena kekhawatirannya Akram dengan orang sekitar, dia mulai mengambil barang-barang yang bisa ia gunakan untuk menyelamatkan orang-orang.
Kembali ke masa kini
Akram hanya tetap tenang ketika melihat sosok itu berdiri tenang. Sorotan mata Akram tidak memperlihatkan ketakutan pada dirinya. Sosok itu, masih berdiri tegang karena hal yang telah terjadi.
Seluruh masyarakat hanya melihat dari kejauhan ketenangan dan ketegangan di antara mereka berdua.
"Bang, aku tahu abang masih di sana. Tapi, maafkan Akram yang selama ini masih salah sama abang, masih belum bisa jadi adek yang baik buat abang" ujar Akram buka suara.
"Tidak, tidak perlu itu" ucap sosok itu.
Sosok itu terbang menjauh dari tempat itu. Adeknya tetap merasa sedih walaupun masalahnya selesai. Namun, apakah ini berakhir?
Bersambung..
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro