Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Kenangan

Akhirnya kamipun sampai di mall.

Walaupun kami sudah sampai di mall, sikap kaitopun masih berbeda. Dia menjadi lebih dingin dari sebelum menerima surat itu.

"Miku-chan, kau bisa  memilih barang yang akan kau beli." kata kaito dingin. Akupun hanya terdiam, tidak menjawab apapun.

"Kyaaaa husbandoku ada disini, waifuku juga ada disini. Kaito ! Kaito ! Kaito ! Miku ! Miku ! Miku !" teriak fans kami berdua. "Ayo kita foto bersama !" teriak salah satu fans yang membuat aku dan kaito berlari.

"Ayo miku, lari !" kata kaito sambil menggandengku untuk berlari. Akibat ulah fans, kami berlari naik turun eskalator, pindah-pindah lantai mall, sampai akhirnya kaito memutuskan untuk berlari meninggalkan mall menuju taman.

"Ha.ha.ha daijoubu desuka miku-chan ?" tanya kaito dengan nafas tersenggal-senggal. "Wa ha..ha.. Watashi daijoubu ne kaito-kun." kataku yang juga tersenggal-senggal.

"Kita dimana ?" tanyaku yang sudah mengatur nafas dengan susah payah. "Mungkin ini di taman." kata kaito yang juga sudah selesai mengatur nafasnya.

"Jadi begitu ya." kataku singkat. Tiba-tiba saja dari arah taman terdengar suara anak kecil menangis "huuuuwaaaaaa.... Ibu dimana ? Ibu...."

"Kaito, ayo kita cari asal suara itu." kataku yang tidak menatap mata kaito, karena aku tahu dia sedang dingin sekarang. "Baiklah, ayo." kata kaito sambil menggandeng tanganku.

"Huh, sampai kapan kaito berubah menjadi dingin seperti ini ? Kami-sama, tolong bantu aku." gumamku dalam hati sambil memegang dadaku yang begitu sesak karena menahan tangisku.

"Lihat, itu dia." kata kaito sambil menunjuk ke arah taman bermain untuk anak-anak. Akupun langsung melepaskan tanganku dari kaito dan langsung memeluk anak kecil itu yang disusul oleh kaito dengan tangan yang ia masukkan ke saku celananya.

"Tenanglah ya, kami akan membantu mencari ibumu." kataku sambil menghapus air mata anak kecil itu. Tetapi, anak kecil itupun tak kunjung diam dan juga kaito pergi tanpa sepengetahuanku.

"Siapapun tolong aku untuk menenangkan anak ini. Kami-sama tolong aku untuk menenangkan anak ini."  gumamku dalam hati yang tidak tega melihat anak didepanku yang terus menangisi ibunya.

"Tenanglah dik, onegai." kataku dengan tatapan berkaca-kaca. Akhirnya aku teringan satu lagu yang dulu ibuku nyanyikan saat aku sedang menangis dan saat ini aku akan mencoba menyanyikannya.

"Sekai de ichi-ban OHIME-SAMA
Sou-yu atsukai KOKORO-ete
Yone

Sono-ichi
Itsumo to chigau kami-gata ni kiga-tsuku koto
Sono-ni
Chanto kutsu made mirukoto, ii ne?
Sono-san
Watashi no hito-koto niwa mittsu no kotoba de henji suru koto
Wakatta ra migite ga orusu nanowo nantoka-site!

Betsuni wagamama nante itte nain-dakara
Kimi ni KOKORO kara omotte hoshii no KAWAII tte

Sekai de ichi-ban OHIME-SAMA
Kiga-tsuite ne e ne e
Mataseru nante rongai yo
Watashi wo dare-dato omotte runo?
Mou! nan-daka amai-mono ga tabetai!
Ima suguni yo?"

"Haik" jawab anak kecil yang sedari tadi menangis. Akupun tersenyum melihatnya yang sudah tidak menangis lagi.

"Hm nee-chan, apa aku boleh tahu namanya ?" tanya anak kecil itu dengan malu-malu. "Tentu, namaku miku. Hatsune Miku, kalau kamu ?" jawabku dengan senang sembari berbalik bertanya padanya juga.

"Namaku oliver. Jadi, kakak yang menjadi nomor 1 di V2, ya ?" tanya oliver dengan polos. "Hm, iya." jawabku dengan khawatir karena wajah oliver yang mulai sedih lagi.

"Ini, aku belikan ice cream." kata kaito sambil menyodorkan ice cream padaku dan oliver. "Arigatou nii-chan." kata oliver yang kemudian melihat kearahku yang tertunduk pada kaito. Sedangkan kaito tak memperdulikanku sama sekali.

"Hei nii-chan, ada apa dengan miku nee-chan ?" tanya oliver pada kaito. "Hm, aku juga murang mengerti. Ayo kita pergi ke mall miku, anak kecil." kata kaito dingin.

"Namanya adalah oliver." kataku dengan tertunduk. Kaito tak peduli denganku, ia lalu menarik tanganku dan oliver menuju mall.

"Nah oliver, kau bisa memilih barang yang kau suka. Sementara aku akan membelikannya untukmu." kata kaito dengan mengacak rambut oliver. "Tapi...apakah itu tidak merepotkan ?" tanya oliver. "Tentu tidak, karena aku yakin kau bisa bertemu dengan ibumu setelah kau senang." jawabku. "Haik." jawab oliver dan menarik tangan kami layaknya orang tuanya.

"Apakah aku boleh bermain disana ?" tanya oliver sambil menunjuk tempat bermain yang disediakan oleh pihak mall. "Tentu, bermainlah sepuasmu." kata kaito yang sifat dinginnya sudah hilang dan berganti dengan sifat ke-ayahan.

Akhirnya oliver bermain sendiri sedangkan aku dan kaito duduk di bangku dekat tempat bermain oliver. "Miku-chan, andaikan kita punya anak seperti oliver." kata kaito.

Akupun langsung menatap tajam kaito dan mencoba mencerna perkataan kaito. "Ah sudahlah, lupakan saja." kata kaito.

"Kaito-kun, mengapa kau menjadi dingin setelah membaca surat itu dan kau menjadi seperti ayah saat kau melihat oliver ?" tanyaku pada kaito yang sedari tadi memperhatikan oliver.

"Itu karena aku pernah mengalami hal buruk seperti oliver." kata kaito yang tak henti memperhatikan oliver. "Hal buruk apa ?" tanyaku pada kaito.

"Waktu aku kecil, aku terpisah oleh orang tuaku." kata kaito sambil memandangku. "Mengapa kau terpisah ?" tanyaku dengan penuh selidik.

"Karena masalah bisnis. Aku tak bisa melakukan apapun selain menangis dan menyebut nama orang tuaku. Para pembantuku tak bisa membuatku diam. Akhirnya hari demi hari membuatku mengerti tentang orang tuaku dan membuatku semakin membeci mereka. Sampai akhirnya aku memutuskan untuk pergi dari rumah dan mengikuti open member Vocaloid. Disini, aku dapat merasakan rasa sayang dari keluarga." kata kaito sambil menekan kata 'membenci' yang sangat mengganggu bagiku.

"Mengapa kau tidak kembali ke rumah sesekali ? Mungkin orang tuamu sangat merindukanmu." kataku sambil menggenggam tangan kaito. "Tidak, aku tidak akan kembali." kata kaito yang tertunduk.

"Kau harus, aku akan menemanimu setelah kita pulang dari Coldvocal dan aku yang akan berbicara dengan orang tuamu." kataku yang kusambung dengan gembungan pipiku. "Hm kau ini, sangat keras kepala. Baiklah setelah coldvocal, kita rayakan tahun baru di rumahku bersama dengan keluarga kita berdua." kata kaito sambil mengacak rambutku.

Tiba-tiba datang seorang ibu yang membawa sebuah foto dan bertanya pada aku dan kaito "Maaf, apa kau mengenal anak  ini ?" tanya ibu tersebut. "Sebentar ya, saya panggil dulu. Silahkan ibu duduk." kata kaito dengan ramah.

"Ibu, mengapa ibu bisa kehilangan oliver ?" tanyaku pada ibu oliver. "Itu karena saya lupa bahwa saya sedang berlibur dengan anak saya, oliver dan tiba-tiba ada panggilan bisnis yang membuat saya melupakan oliver. Saya merasa bersalah." jawab ibu oliver dengan air mata yang tidak dapat dibendung lagi.

"Ibu !!!" teriak oliver dan berlari memeluk ibunya. "Oliver anakku. Maafkan ibu ya, nak." kata ibu oliver sambil memeluk oliver.

"Kau baik-baik sajakan, nak ?" tanya ibu oliver sambil memastikan anaknya baik-baik saja. "Iya ibu. Soalnya miku nee-chan dan onii-chan menjagaku sedari tadi." kata oliver.

"Terima kasih. Ayo, kita pulang." kata ibu oliver sambil menarik tangan oliver. "Kak, terima kasih sudah menjagaku. Aku janji suatu saat bisa masuk Vocaloid dan membuat kakak bahagia seperti kakak membuatku bahagia sekarang. Sayonara" kata oliver sambil melambaikan tangannya.

Aku dan kaito tersenyum dan membalas lambaian tangan oliver. "Ayo miku, kita belanja." kata kaito sambil menarik tanganku untuk berbelanja.

Akhirnya, kamipun selesai belanja dan langsung pulang ke apartement. "Hei pasangan baru, ada paket buat kalian nih." kata gumiya sambil memberikan paket kepadaku dan kaito.

Kamipun membukanya. "Wah, ini foto-foto Vocaloid." kataku dengan kagum. "Kira-kira siapa yang mengirim ini ?" tanya kaito.

"Lihat, ada sebuah kertas." kataku dan kaito mulai menghampiriku.

"Terima kasih kak miku dan kaito karena telah melindungiku. Do'akan aku juga bisa ikut dalam Vocaloid seperti kakak ya.

Salam,
Oliver "

Akupun langsung menangis bahagia setelah membaca surat milik oliver dan kaito langsung memelukku, kemudian aku pingsan begitu saja. "Oi, antar miku ke apartement sana !" kata kiyotero.

"Iya-iya, aku mengerti." jawab kaito. Kaitopun langsung menggendongku ke apartementku dan membiarkanku tidur.



To Be Continued...

Konnichiwa minna-san, maaf baru bisa update. Saya minta maaf atas kegajean, typo, dll dalam ff ini.

Arigatou Gozaimasu ^_^


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro