1
Ini cerita kedua author semoga kalian pada suka dengan cerita ini ya....
Kalo gitu selamat menikmati.
.
.
.
.
.
Author P. O. V
Pagi yang cerah, burung burung berkicau. Matahari menyinari bumi membuat kehangatan bagi para spesies di bumi.
Tidak terkecuali gadis muda dengan perawakan cantik yang sayu ini. Dia bernama Mitsuko Athena. Orangtuanya sudah meninggal 2 tahun yang lalu.
Tapi semangatnya untuk hidup tak padam akan hal itu. Karena pesan terakhir ayah dan ibunya adalah untuk menikmati hidup.
Wanita itu berumur 25 tahun. Dan sekarang dia sedang...... Errr..... Tidur.
Mitsuko P. O. V
'KRRIINGGGG'
Ummm mataku berat, tapi kurasa ini sudah saatnya untuk bangun. Kubuka mataku perlahan menampakkan iris berbeda warna milikk.
Awalnya kukira aku ini aneh, tapi kata orang tua dan orang orang disekitarku itu Unik dan hanya ada mungkin 10 dari 10.000 orang yang memiliki keunikan sepertiku.
Baiklah aku harus mandi sekarang dan pergi kerja.
Bangun dari tempat tidurku dan langsung menuju ke kamar mandi untuk melakukan kegiatan pagiku yankni sikat gigi, cuci muka dan mandi tentu saja.
Setelah selesai mandi kupakai baju kantorku. Ya, aku adalah pekerja kantoran dan aku adalah tangan kanan perusahaan.
Otakku yang agak encer dan selalu bisa membuat keunikan ini membuatku dengan gampang bisa menjadi tangan kanan perusahaan.
Kuambil tas kantor dan kunci mobil kesayanganku. Aku berjalan menuju garasi.
Memasukan badanku ke mobil daan mulai mengendarainya. Kukendarai mobil itu dengan pelan karena ternyata ini masih jam 6 pagi. Dengan kata lain masih terlalu pagi untuk ke kantor.
Astaga.... Bagaimana hal seperti ini tidak dapat kulihat saat tadi dirumah. Tau begini kan aku bisa nyante nyante bentar di rumah.
'TIN! TIN! TIN! TIN! '
sara klakson mobil yang membuatku menengok ke arah itu. Mataku membulat melihat Bis yang melaju sangat cepat ke arahku.
"Kumohon, bila bisa..... Aku masih ingin.... —"
'CRASS'
"hidup"
Setelah mengeluarkan kata tanpa suara itu pandanganku benar benar mengelap.
Mitsuko P. O. V end
Di sebuah ruangan berwarna outih yang jika kalian ada disana kalian sama sekali tidak bisa membedakan langit langit maupun daratan.
"Bangunlah Mitsuko, Buka matamu"
Ujar seorang wanita cantik bergaun putih berwarna mata hitam sambil menguncangkan seorang gadis berwarna outih yang tengah terlelap.
Mitsuko yang mendengar suara Familiar langsung membuka matanya.
"Mama.... "
Ujarnya lirih tapi dapat kita dengar ada nada bahagia di dalam sana.
"Maaf aku tidak bisa menepati janjiku untuk hidup, seperti yang kujanjikan ke mama dan papa"
Ujar mitsuko penuh dengan nada penyesalan.
"Ahh.... Kau sudah melakukan yang terbaik kok mitsuko. "
Ujar Sierra Athena. Ibu dari Mitsuki.
"Tapi.... Mitsuko sudah mat—"
"Tidak sayang, kau masih hidup. Sebentar lagi.... Kau akan hidup.... "
Ujar Sierra kepada putri kesayangannya itu.
"Tapi Mama..... Itu tidak mungkin"
Ujar Mitsuko.
"Itu mungkin, buktinya sekarang kau akan bereinkarnasi.... Sekarang...."
Ujar Sie kepada putri tunggalnya itu.
"Ap—"
Sebelum Mitsuko selesai bicara badannya sudah diselimuti sebuah cahaya.... Tapi seblum dia menghilang dari tempat itu dia mendengar sebuah suara sang mama.
"Mitsuko sayang, semoga mitsuko bahagia disana, dan mama yakin kau akan sangat senang saat tau dimana tempat reinkarnasimu nanti... Jaa nee Mitsuko Athena.... Putriku tersayang.."
Ujar Sie dengan suara lembutnya mengantarkan putrinya pergi untuk bereinkarnasi.
.
.
.
.
.
.
.
Hutan Kiroki... . Malam bersalju... Era Taisho....
(Auto Ngasal nama hutannya)
Malam ini adalah hujan bersalju, kali ini hujannya sangat lebat membut 2 orang anak laki laki berumur sekitaran 10 tahun itu panik.
Panik karena sang kakak yang tengah demam dan mereka yang tidak dapat keluar dari rumah untuk meminta obat ditabib diakibatkan badai salju ini.
"Kak.... Bagaimana ini.... Nee-chan sedang demam dan kita harus meminta obat kepada tabib.... Tapi badai salju di luar sangat lebat.... "
Ujar seorang anak laki laki kepada kakak laki laki seumurannya... Ya mereka kembar.
Sedangkan sang kakak hanya diam sambil memikirkan cara yang terbaik untuk kakak mereka berdua.
'eunghh'
Lenguhan sang kakak perempuan membuat perhatian mereka terambil.
Mitsuko P. O. V
"Eunggh"
Lenguhku, perlahan kucoba membuka mata ku yang terasa berat ini. Kucoba untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam retina mataku.
'Dimana ini?' Itu adalah salah satu pertanyaan dari sskian pertanyaan yang ada di dalam otakku.
Pasalnya aku yakin langit langit kamarku tidak seperti ini. Ini lebih ke arah jepang padahalkan langit langit kamarku berwarna putih polos bukan seperti era jaman dulu di jepang.
Ya... Walau aku memang tinggal di jepang sih....
"Onee-chan harus istirahat, onee-chan belum sembuh"
Ujar seorang anak kecil... Yang... Ohmygad...... Imutnya kelewatan Maximal.
"S... Sia... Pa..."
Ujarku terbata bata dengan suara yang serak.
"Tidurlah Onee-chan "
Bukan, itu bukan anak yang pertama yang berbicara denganku. Dan kurasa mereka tidak mendengar gumamanku tadi.
Aku memilih untuk menuruti perkataan mereka saja. Toh aku memang masing ngantok... Tapi kok rasanya pernah melihat mereka ya.... Tapi lupa dimana hehehe ya sudahlah Good night.
Lalu aku menutup mataku rapat rapat.
Mitsuko P. O. V end
Setelah Mitsuko menutup mata, beberapa saat kemudian dengkuran halus keluar dari mulut mungilnya pun terdengar.
"Otouto coba kau lihat nee-chan jika nee-chan masih panas lebih baik kita meminta obat di tabib kebetulan badainya sudah mulai mereda. "
Ujar Si kembar sulung kepada kembarannya.
"H...ha'i Nii-chan"
Ujar si kembar bungsu .
Beberapa saat setelah mengecek keadaan onee-chan mereka. Si kembar bungsupun tersenyum sambil berjalan ke arah sang kembar sulung.
"Nii-chan, onee-chan sudah tidak terlalu panas. Mungkin besok dia akn sembuh panasnya sudah menurun drastis"
Mendengarkan pertanyaan Sang bungsu si sulungpun tersenyum.
"Kalau begitu jaga jaga hari ini kita tidurr bersama Onee-chan ok. "
Ujar si sulung kepada si bungsu.
Dan dijawab dengan anggukan antusias dari si bungsu. Merekapun berakhir tidur bertiga dengan alasan ingin menjaga sang kakak.
.
.
.
.
.
.
Pagi yang cerah, salju masih setia turun dari langit tapi tidak lebat ok. Perlahan kelopak mata gadis berambut putih dengan ujung berwarna ungu itu membuka matanya.
Menampakan mutiara unik berbeda warna itu. Dia mencoba menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam matanya dengan cara mengeddipkannya beberapa kali.
Setelah selesai membiasakan diri dengan cahaya yang masuk ke dalam matanya dia langsung memposisikan tubuhnya untuk duduk.
Setelah berhasil mendudukkan dirinya dia mencoba menganalisa tempat asing ini sekarang.
'Dimana ini? '
Inginnya dia mengatakan 2 kata itu namun tertahan, karena dia mungkin sudah mengetahuinua sekarang. Matanya yang awalnya sayu langsung berubah menjadi blink blink.
'Sekarang aku sudah tau kenapa mama bilanh begitu..... Ahhh Tuhan terimakasih atas Anugerah ini!! '
Batinnya bersyukur dalam hati.
'Pantes mirip, yaiyalah mirip ini kan Yoriichi ama Michikatsu'
Batinnya berbunga bunga.
Setelahnya dia hanya menatap kedua anak kembar berumur 10 tahun yang belum ia ketahui adalah adiknya itu.
Bersambung....
Entahlah author nga tau kalo dia tau kalo yori ama michi itu adiknya. Jugaan author nga mau spoiler fanfic author kok.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro