Chapter 1: The Beginning
Author POV
"Riku, hari ini aku turun gunung ya. Jangan keluar kecuali kalau ada apa-apa. Kalau ada suara-suara aneh, jangan takut. Hadapi. Aku pergi dulu, ya. Udah ditungguin Tanjiro, nih" kata Tenn sambil berjalan pergi dari rumah setelah ditunggu satu-satunya tetangga mereka, Kamado Tanjiro.
Nanase futago yang saat ini berusia 16 tahun tinggal di gunung yang disana jarang ada penghuninya. Mereka cuma tinggal berdua setelah ayahnya menghilang dan ibunya tersambar petir saat mencarinya. Untungnya, mereka teman disini. Dia lebih muda 3 tahun, Kamado Tanjiro. Dia dan adik-adiknya berteman dekat dengan Riku dan Tenn. Kadang mereka pergi untuk melihat tarian Kagura keluarga Kamado. Meski entah setelah ayah mereka, Kamado Tanjuro meninggal Tanjiro menggantikannya atau tidak.
**********
Tenn POV
'Hari sudah sore. Sudah mau malam. Sebaiknya aku cepat pulang'.
"Ayo, Tan. Kita balik. Dah mau malam, nih"
"Benar, ya. Sudah mau gelap. Kalau begitu, Ayo!!"
Lalu kami bertemu Om Saburo. Dia hidup sendiri sejak kehilangan keluarganya. "Hei Tanjirou, Tenn! Kalian mau pulang ke gunung? Karena berbahaya, sebaiknya jangan" kata om Saburo mengingatkan. Tanjiro malah menjawab "Karena indra penciumanku tajam, aku akan baik-baik saja". "Menginaplah di rumahku. Ayo sini!" pinta om Saburo. "Tapi..." kata Tanjiro menolak. "Gak usah protes, cepat sini!" paksa om Saburo. "Iblis akan muncul!" lanjutnya. "Tan, kita turuti saja dia. Dia serius" ajakku. Bagaimanapun juga, kami memang tidak punya pilihan selain menginap di rumahnya.
**********
Author's POV
'Kok rasanya ada langkah kaki orang, ya? Ada 2. Tenn-nii & Tanjiro, atau bukan?' batin Riku saat dia berada di dalam kamarnya. Kamarnya terletak di paling belakang, yang sangat sering terdengar suara-suara aneh dari sana. Tiba-tiba, dia mendengar suara teriakan dari rumah keluarga Kamado yang jaraknya tidak terlalu jauh. 'Apakah ada beruang yang tidak hibernasi?' pikirnya.
Tidak lama kemudian, Riku mendengar obrolan dri belakang rumahnya.
"Benar ini tempatnya?"
'Ternyata bukan Tenn-nii'
"Benar *****-sama, saya gak bohong. Lagian, apa 'dia' masih belum muncul? Setelah mengurus mereka, harusnya 'dia sudah datang bukan?"
"Harusnya 'dia' sudah dekat. Tapi kamu tahulah, seperti apa dia. Tokorode, ***. Sebaiknya kita pergi dari sini. Ingat tujuan awal" jelas si bosnya.
**********
"Om, Iblis itu seperti apa?" tanya Tanjiro. Saburo menjawab "Makhluk yang muncul di malam hari dan memakan manusia". Tenn merinding mendengarnya. 'Ada sesuatu yang terjadi' batinnya. Menyadari itu, Saburo menyarankan "Sebaiknya kalian cepat tidur, supaya besok bisa pulang cepat".
Esok paginya sebelum matahari terbit, mereka pulang. Mereka berpisah saat Tenn sudah tidak jauh dari rumahnya. Agak mengagetkan baginya melihat Riku menggunakan segala barang-barang tajam yang ada untuk menahan makhluk aneh berpostur manusia (oni/iblis) di depannya. "Riku! Daijoubu?" panggilnya. "Tenn-nii, tolongin!" balas Riku. Langsung dia berlari membantu Riku untuk menahan iblis itu. Setiap Tenn melihat celah, tempat itulah yang dia serang. Tapi ketika dia mengincar lehernya, iblis itu bisa mengambil dan memasang kembali kepalanya.
Beberapa menit kemudian, matahari terbit. Iblis itu menghilang ---–mati begitu saja. "Jadi kasusnya berbeda dengan yang terjadi pada Tokitou" kata seorang wanita berambut putih dari . Riku & Tenn yang menyadari keberadaan wanita tersebut langsung menoleh kepadanya.
"Hajimemashite, Ubuyashiki Amane desu"
Preview Next Chapter
"Untuk menjadi seorang pemburu iblis, kalian harus dapat menguasai teknik berpedang mereka"
.
.
.
"... Kamu bisa melambat? Saljunya, tebal"
.
.
.
"Haori kalian belang, ya. Kayak yang punya Tapioka"
Chapter 2: Senpai
•————————————————————————•
Yo, ges!! Sori klo menurut klean kependekan. Saia ntar gtw mau up ch. 2 kapan (yg pasti setelah ch. 3 selesai, target gaada sepekan lebih setelah ini). Sori klo ntar kelamaan. Sengaja sy ngasih preview biar klean bisa nebak next chapter bakal kek mana (dapet ide beginian setelah baca H**rtXBr**k). Yah, yg penting klean tunggu next chapter aja dah
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro