01
"Tak..tak..tak..."
Suara benturan dua pedang bambu membelah keheningan pagi itu. Terlihat dua sosok manusia berdiri di tengah-tengah tanah tandus yang tepat berada di depan sebuah rumah Minka (民家)*. Di kedua tangan mereka terdapat sebuah pedang yang terbuat dari potongan bambu yang kemudian diikat dengan tali. Walaupun Sang Surya belum menampakan diri dan udara pagi hari masih terasa cukup dingin, tidak menyurutkan semangat mereka untuk melatih kemampuan diri masing-masing.
Dengan nafas terengah-engah, pemuda berambut soft pink terus menyerang pria didepannya dengan sekuat tenaga, berusaha untuk menjatuhkan pedang dari tangan sang lawan. Di sisi lain, pria paruh baya tersebut tidak terlihat kesulitan menangkis semua serangan yang ditujukan kepadanya.
"Hanya segini kah kemampuanmu, Tenn?" Tanyanya, setengah memprovokasi pemuda tersebut.
Tenn -Pemuda berambut soft pink- mendecih pelan. Dia melompat kebelakang, terlihat jelas butiran-butiran keringat mulai berjatuhan disekitar pelipis serta lehernya. Mengambil nafas perlahan, Tenn mencoba memfokuskan dirinya lalu mengatur kembali formasi kuda-kudanya. Dengan kekuatan penuh, Tenn berlari untuk melayangkan serangannya kearah pria tersebut. Namun, sebelum pedang bambunya mengenai lawannya, sebuah pedang mengayun kearahnya terlebih dahulu dan berhenti tepat di leher sebelah kirinya. Membuat ayunan pedangnya terhenti seketika.
"Hari ini cukup sampai disini," kata Pria paruh baya tersebut. Dia menarik pedangnya, dan Tenn langsung jatuh terduduk karena kelelahan.
"Hah...hah...hah... Ha'i Kujo-san." Ucapnya pelan.
Pria paruh baya yang di panggil "Kujo" itu mulai meninggalkan Tenn yang sedang terduduk kelelahan berjalan menuju teras -lorong- dan disana sosok gadis berambut hitam sudah menunggu mereka dengan nampan yang diatasnya terdapat dua gelas berisi air putih.
Gadis itu memberikan salah satu gelas kepada sang ayah ketika ayahnya sudah duduk diteras -lorong- rumah mereka, setelah itu gadis tersebut berjalan menuju ke arah Tenn duduk di tengah lapangan tersebut. Terlihat jelas sekali wajah lelah pemuda berparas can-tampan tersebut.
Mendengar suara langkah kaki yang perlahan mendekati dirinya, Tenn mendongakkan kepalanya. Tepat di depannya, gadis berambut hitam legam itu tengah membungkukkan badannya.
"Otsukaresama, Tenn. Ha'i," ucapnya sambil menyodorkan segelas air yang dia bawa tadi kepada Tenn yang kemudian diterima oleh pemuda itu dan meminumnya.
"Arigatou Nana."
Gadis itu hanya membalas dengan tersenyum kecil. Dia bangkit dari posisinya, dan mengulurkan tangannya. Tenn yang mengerti maksud dari gadis itu, menerima uluran tersebut. Nana menarik pelan pemuda itu, membantunya bangkit dari posisi duduknya. Tenn melepaskan uluran tangannya dan memberikan senyuman kecil sebagai tanda terimakasih. Kujo Takamasa yang melihat interaksi putri kandungnya serta putra angkatnya hanya tersenyum tipis.
Terdengar suara tepukkan pelan, membuat Tenn dan Takamasa serempak memandang gadis yang bernama lengkap Kujo Nana tersebut.
"Yosh, sebaiknya Tou-sama dan Tenn segera membersihkan diri kalian sementara aku akan menyiapkan sarapan pagi kita," perintah Kujo Nana. Yang dibalas dengan anggukan pelan oleh Takamasa dan Tenn. Mereka beranjak dari posisi mereka dan berjalan menuju sungai yang terletak tidak jauh dari kediaman mereka untuk membersihkan diri.
***
Tenn menyentuh wajah pemuda berambut merah yang tertidur dengan lelapnya. Sudah 2,5 tahun sejak kejadian mengerikan yang telah merenggut kedua orang tua dan seluruh warga desa tempat dia tinggal. Dan akibat kejadian itu, adik kembarnya, Nanase Riku, berubah menjadi sosok Oni. Sosok yang menyebabkan kedua orang tua mereka terbunuh. Menginggat kejadian itu, amarah Tenn memuncak. Kedua tangannya mengepal dengan kuat. Jika saja, Kujo Takamasa dan putrinya tidak segera datang untuk menyelamatkan mereka, mungkin mereka tidak akan selamat dan berada di sini sekarang.
"Sudah ku duga kau berada disini, Tenn."
Tenn menoleh kearah sumber suara. Maniknya menangkap sosok Nana yang memakai yukata yang biasanya gadis itu kenakan untuk menjalankan sebuah misi bersama sang ayah.
"Nana."
"Sudah waktunya kita berangkat, Tenn."
"Souka." Kini tatapannya kembali ke arah sang adik, dan tatapannya berubah menjadi sendu. Nana yang mengerti arti tatapan itu, hanya bisa tersenyum sedih. Ia berjalan mendekati Tenn dan menepuk pelan pundaknya.
"Semua akan baik-baik saja, Tenn. Sebentar lagi Riku akan terbangun, aku yakin itu. Dia hanya sedang beristirahat untuk memulihkan luka dan tenaganya yang terkuras karena pertarungan kalian sebulan yang lalu." Kata Nana berusaha menenangkan Tenn.
Pemuda itu menghela nafas pelan. Benar, Riku hanya tertidur sebentar untuk memulihkan tenaga dan mengobati luka-luka yang dia terima akibat pertarungan mereka sebulan yang lalu. Bukan meninggal. Dia pasti akan kembali sadar, dan dia akan segera bisa melihat kembali manik kesayangannya itu.
Riku bukanlah oni biasa. Riku merupakan oni langka yang bisa menahan hasratnya untuk memakan serta meminum darah manusia. Sejak dirinya berubah menjadi sosok yang menyeramkan tersebut, Riku sama sekali belum meminum darah manusia maupun memakan daging manusia. Entah darimana pemikirannya tersebut, yang pasti Riku tidak akan pernah menyerang manusia. Jika pemuda berambut merah itu terluka, dia akan tertidur hingga luka-luka itu sembuh seperti sedia kala.
Selain itu, Riku juga kebal dengan sinar matahari. Karena itu, dia menjadi buruan para Oni baik peringkat biasa hingga Oni peringkat atas.
Perlahan tangan kanannya terangkat, menepuk pelan tangan Nana yang masih berada di pundaknya, seakan berterima kasih atas perkataan gadis cantik itu. Nana tersenyum manis (yang tentu saja tidak terlihat oleh Tenn) dan beranjak keluar dari kamar si kembar. Perlahan, Tenn bangkit dari posisi duduknya. Mengambil pedang Nichirin yang dia letakkan disudut kamar mereka dan menyampirkan di pinggangnya, serta peralatan-peralatan yang mungkin dia butuhkan selama menjalankan misi. Menatap sebentar pemuda berambut merah yang tertidur itu, sebelum berjalan menyusul Nana yang telah keluar dari rumah mereka.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Disini akan ku kasih penjelasan tentang umur mereka:
Kujo Tenn dan Nanase Riku = 17 Tahun
Kujo Nana = 16 Tahun
Kujo Takamasa = 40 Tahun
*Minka (民家) = nama rumah tradisional Jepang.
Whussssss~
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro