Yoojung 💗 Jeon
"Aaaaaaa.... ..!"
"Aaah.. suamiku.. tolong..!"
"Tidak..."
Teriak mamah yang membuat Yoojung membuka kedua matanya dan bergegas untuk bangkit dari kasur, tapi pergerakan Yoojung terhenti saat merasakan sakit di sekujur tubuhnya terutama di bagian intimnya.
Yoojung memegang kepalanya yang sedikit berdenyut dan kejadian yang semalam seperti filem yang berputar kembali di ingatan Yoojung dengan cepat Yoojung memeriksa tubuhnya yang sudah tidak menggunakan busana hanya sehelai selimut dan noda merah di seprai membuat air mata Yoojung mengalir deras.
Yang berputar di otak Yoojung hanya saat pria dengan balutan serba hitam itu mulai mengikat kedua tangannya di atas pala ranjang dengan sebuah borgol dan mulai melucuti pakaian Yang di kenakan Yoojung sebuah Baju tidur bermodel Dress, Yoojung meronta minta di lepaskan tangisan dan jeritan keluar dari mulutnya seolah hanya penghabisan energi karena Yoojung tau kamarnya kedap suara tapi Yoojung berharap itu akan membangunkan siapa saja.
"Tenang sayang ini tidak akan sakit percaya." Yoojung menangis mendengar suara mengerikan yang keluar dari laki-laki itu.
"Bajingan jangan sentuh aku kau setan... Bajingan sialan STOP lepaskan aku.."
Yoojung meronta-ronta tubuhnya menggeliat saat kulit mereka mulai bersentuhan, Yoojung memalingkan wajahnya menghindar untuk tidak di cumbu oleh laki-laki itu, wajah Yoojung di tarik bibirnya di hantam dengan lidah yang masuk menerobos mencari kepuasan, payudara Yoojung berdenyut nyeri saat pria itu meremasnya dengan kasar.
"Jadilah wanita yang baik, ini sangat nikmat sayang.."
Air mata Yoojung mengalir begitu saja saat merasakan ada yang menghantam dengan kuat bagian kewanitaannya.
"Aghhh... Nikmat.."
"Aghhh jalang kau nikmat.."
"Kau perawan ? Jalang aku ingin tubuh mu kau jalang terbaik yang aku coba.."
Yoojung menangis saat lelaki itu merampas kesuciannya dengan makian yang keluar dari pria yang sedang memuaskan nafsu birahinya Yoojung menggigit bibirnya dengan kuat engan menikmati sentuhan demi sentuhan yang mulai terkendali Yoojung mengutuk dirinya sendiri bagai mana ia mulai menikmati permainan yang lelaki itu lakukan hatinya tidak rela tapi tubuhnya menginginkan puncaknya tanpa sadar Yoojung mengerang saat hentakan kuat menghantam dirinya.
"Agrh.."
"Yess. Seperti itu lebih keras lagi honey."
"Mendesahlah... sialan.."
Yoojung menggigit bibirnya dengan kuat engan menuruti semua keinginan lelaki itu yang kini semakin memainkan ritmenya, hatinya hancur tapi bagian dari tumbuhnya menginginkan lebih yang yoojung lakukan hanya menangis, dan berdoa bahwa semua hanya mimpi buruk.
Yoojung dapat merasakan sebuah cairan keluar dari vaginanya dan tubuh pria itu ambruk di atas Yoojung, dengan nafas masih memburu pria itu bangkit dari atas tubuh Yoojung dan tersenyum, mata mereka bertemu Yoojung bisa melihat betul dengan jelas mata pria itu berwarna hitam pekat walau tertutup topeng.
Pria itu bangkit lalu memungut bajunya mengenakannya dengan cepat, berjalan ke arah Yoojung yang menangis dengan gerakan cepat laki-laki itu menarik kalung Yoojung lalu tersenyum membuka satu borgol dan meletakan kunci borgol di atas nakas berjalan keluar kamar.
"Aku berjanji kita akan melakukannya lagi." Yoojung menangis mendengar kata-kata yang di lontarkan pria itu.
***
Yoojung memungut bajunya mengenakan dengan cepat, berjalan ke menuju sumber suara matanya mengintai melihat mamah yang kini tengah menangis.
"Papah.."
"Ada apa mah ?" Tanya Yoojung, "papah kenapa ?"
"Hiks.. tolong papah Yoo." Lihir mamah, membuat Yoojung melangkah dengan cepat menghampiri mamah yang kini terduduk di atas lantai, mata Yoojung membulat sempurna Kakinya terlalu lemas untuk menumpu tubuhnya, alhasil Yoojung ambruk tangannya gemetar melihat tubuh papah yang berlumur darah.
"Papah.. apa yang terjadi ? papa sadarlah pah.." tangis Yoojung pecah menangisi jasat Kim Myung papahnya.
Sudah dua Minggu paca kejadian yang menimpah keluarga Kim Myung dari hasil olah TKP polisi menyimpulkan telah terjadi pembunuhan belum di ketahui motifnya tapi polisi mengambil kesimpulan pelaku lebih dari 1 orang, Mamah yang masih berat hati meminta polisi menyelidikinya dengan teliti pelaku yang telah membunuh suaminya, sedangkan Yoojung menjadi sosok gadis yang semakin pendiam dan menutup rapat apa yang telah menimpa dirinya juga.
Keluarga Yoojung benar-benar hancur semenjak kepergian papahnya perusahan terus saja menurun karena belum ada sosok yang memimpin, dan dengan berat hati Yoojung ikut andil mengendalikan perusahan yang hampir bangkrut itu.
Dan di sinilah Yoojung di sebuah restoran di bibir pantai rela untuk menunggu hampir 3 jam lamanya, menungu direktur J&J Grup perusahan yang tengah naik daun berkat pencapaian direktur muda yang berhasil meningkatkan nilai saham hingga 95%, Yoojung tidak habis berpikir mengapa perusahan sebesar itu ingin melakukan investasi pada perusahan yang tengah di Landa krisis dan hampir bangkrut. Tapi Yoojung masa bodo yang harus ia lakukan hanya bisa meyakinkan investor agar mau menanamkan modal pada perusahannya.
"Permisi Ibu, Direktur J&J sudah tiba." Ucap Tenaga sekertaris nya membuat Yoojung bangkit lalu tersenyum menyambut seorang pria yang tengah berjalan kearahnya dengan seorang pemuda di belakangnya.
Yoojung mengulurkan tangannya berjabat tangan "perkenalkan saya Kim Yoojung direktur Geon Grup." Ucap Yoojung dengan senyum manis.
"Jeon Wonwoo Direktur J&J Grup." Wonwoo mengakhiri perkenalan tersebut dan mulai duduk di sofa yang nyaman, "Maaf menunggu lama ?"
"Tidak apa." Yoojung menatap mata Wonwoo hatinya terkoyak mata itu persis sama dengan bajingan yang telah merenggut kesuciannya, Wonwoo merasa ada yang aneh dari Yoojung yang kini menatapnya penuh kebencian.
"Direktur Yoojung apa yang terjadi ?" Yoojung terdiam lagi-lagi suara Wonwoo persis sama dengan suara si bajingan itu saat memanggil namanya.
"Maafkan aku, bagaimana kita pilih makanan terlebih dahulu ?" Tawar Yoojung yang di angguki oleh Wonwoo, Yena memilih menu dan selagi menunggu menu di hidangkan Yoojung mulai membahas proyek investasi yang akan di lakukan J&J, setelah 20 menit Yoojung meyakinkan Wonwoo tanpa pikir panjang Wonwoo menyetujui kesepakatan dan menanda tangani kontrak kerjasama mereka dan di akhiri dengan jabat tangan.
Tidak menunggu lama makanan akhirnya datang dengan menu yang sangat menggoda selera akhirnya mereka menghabiskan makanan tanda mengakhiri perjamuan.
Saat di jalan menuju kantor Dino sangat penasaran apa yang ada di otak Wonwoo pria yang pemilih terhadap bisnis itu menyetujui begitu saja dan menginvestasikan modal yang sangat besar pada sebuah perusahaan yang ia pikir peluang suksesnya tidak besar.
"Direktur ada suatu hal yang ingin saya tanyakan,?" Ucap Dino yang menghentikan Wonwoo memeriksa dokumen di ipadnya.
"Hemm."
"Maaf saya ingin bertanya, mengapa anda setuju begitu saja menjadi investor Geon grup, anda lebih tau dari saya bahwa perusahan itu sedang mengalami krisis, dan jika perusahan itu bangkit ia tidak akan menghasilkan keuntungan untuk J&J Grup dalam waktu 5 tahun."
Wonwoo tersenyum mendengar pendapat Dino bagaimanapun ia tidak salah menjadikan Dino sebagai sekertaris Dino memang sangat peduli pada perusahaan.
"Oh aku hanya ingin dekat dengan Yoojung jadi aku menjadi investor."
Dino hanya terdiam dan mengangguk tidak habis pikir bosnya itu menginvestasikan modal yang mampu membangun anak cabang J&J di hamburkan begitu saja demi mendekati seorang gadis.
***
Yoojung melihat kemajuan perusahannya yang setiap bulannya semakin menurun bahkan dengan modal yang ia dapat hanya membantu sedikit saja. Bagai mana jika investasi ini gagal tidak terbayang berapa denda yang akan J&J ajukan.
Ingin mati saja rasanya tapi Yoojung harus kuat memikul beban, mamahnya yang sekarang mengurung diri di rumah dan juga karyawan yang bergantung padanya, belum lagi Yoojung menemukan siapa pembunuh dari ayahnya dan orang yang memperkosanya.
Drring ponsel Yoojung berbunyi mengalihkan perhatiannya dari layar monitor, panggilan dari Direktur Jeon membuat Yoojung sedikit menimbang pasalnya Wonwoo seringkali menelpon hanya untuk menanyakan kabar Yoojung, dan mengajaknya makan siang dengan alih-alih menanyakan proyek, Yoojung merasa risih tapi bagai mana juga Wonwoo sangat berperan penting sebagai sumber dana perusahannya.
"Halo,, ya Direktur,,, baiklah."
Yoojung dapat melihat ketertarikan Wonwoo terhadapnya dengan sikapnya yang sangat perhatian dan juga sangat lembut pada dirinya, wartawan selalu menyorot Wonwoo dan membuat dirinya tersangkut sekandal asmara dengan Wonwoo tapi semua itu dia bantah Yoojung selama ini hanya hubungan rekan bisnis antara mereka berdua.
Setelah 20 menit Yoojung keluar dari gedung menuju lobby yang disana sudah terparkir mobil sedan hitam, Yoojung berjalan dan di buka pintu mobil oleh seorang pelayan.
"Hai.." sapa Wonwoo membuat Yoojung hanya tersenyum dan duduk di samping Wonwoo yang kini semakin menatapnya intens, mobil melaju membelah jalan Seoul yang tidak terlalu ramai.
"Mau makan siang di tempat biasa ?"
"Terserah Direktur Jeon.."
"Ayolah panggil aku Jeon atau Wonwoo tidak perlu pormal begitu Yoojung."
Yoojung lagi-lagi mengangguk bagaimana pun ia merasa sangat tidak nyaman seandainya Wonwoo tidak memiliki sorot mata dan suara yang persis seperti bajingan itu tidak mungkin Yoojung menjauh pada dirinya yang jelas-jelas telah banyak membantu nya.
Yoojung meyakinkan dirinya bahwa Wonwoo pria yang kini berhadapan dengannya yang tengah berbicara itu berbeda dengan bajingan yang telah menghancurkan hidupnya.
"Apa kau tidak enak badan, kau terlihat pucat Yoo,?"
"Tidak aku baik-baik saja terimakasih sudah perhatian pada ku Direktur."
"Wonwoo saja Yoojung."
"Yah Wonwoo." Wonwoo tersenyum dan menengok saat pelayan membawakan makanan yang telah ia pesan.
"Maaf sebelumnya aku selalu bersikap kurang sopan pada mu,"
Wonwoo mengerutkan keningnya mendengar pernyataan Yoojung.
"Tidak apa santai saja."
"Saya benar-benar minta maaf, selaku berprasangka buruk tentang anda." Akui Yoojung "saya harap anda tidak tersinggung sekali lagi saya minta maaf."
Wonwoo terbelalak dan sedetik kemudian tertawa melihat Yoojung yang menggemaskan.
"Sudahlah jangan seperti itu aku memafkan jadi mulai detik ini jangan pernah risih lagi terhadapku, kau mengerti."
Yoojung memandang Wonwoo dalam dan berusaha membedakan sorot mata Wonwoo dan juga bajingan itu.
"Ya"
Setelah menghabiskan makan siang Wonwoo berniat berkunjung ke perusahan Yoojung. Kehadiran mereka berdua di sambut oleh para karyawan Geon grup yang tertunduk dan menyapa tapi di acuhkan oleh mereka berdua yang sedang sibuk berbincang satu sama lain setelah kepergian mereka kedalam lif Yoojung dan Wonwoo menjadi topik panas seisi kantor.
Yoojung membuka ruangannya yang di sana terdapat meja besar di atasnya terdapat tumpukan dokumen leptop, dan ada juga sofa untuk menyambut tamu tidak lupa dengan televisi dan mini bar berwarna putih membuat ruangan tersebut terasa begitu sunyi, Wonwoo mengikuti langkah Yoojung yang menuntutnya ke arah sofa, Yoojung berdiri mulai ngambil minuman menaruhnya pada meja, mata Wonwoo mengawasi setiap pergerakan Yoojung dan membayangkan gadis itu melayaninya di rumah setelah ia letih bekerja.
"Wonwoo ?" Ucap Yoojung yang menghentikan pikiran liarnya.
"Ya, jadi bagai mana ? Kau tidak bisa mengurus bagian apa ?" Yoojung mendekatkan dirinya memberikan laporan pada Wonwoo yang dengan suka rela menawarinya bantuan.
"Lihatlah di bulan lalu perusahaan kami mengalami penurunan walaupun di bantu segi finansial oleh J&J grup." Yoojung menggigit bibirnya bagaimana dirinya sangat ceroboh Wonwoo adalah orang yang menanamkan modal pada perusahannya dan Yoojung menunjukan kelemahan perusahannya pada Wonwoo yang sewaktu-waktu bisa mencabut sahamnya.
Wonwoo tidak fokus dengan data pada monitor ia lebih fokus pada bibir Yoojung yang di gigit mengingatkan Wonwoo dengan 1 tahun yang lalu, saat Yoojung meredam desahan lebih memilih menggigit bibirnya, ya dia adalah orang yang telah memperkosa Yoojung pria bertopeng yang paling Yoojung benci.
"Direktur Jeon ?"
"Ah maaf," Wonwoo mengalihkan pandangannya yang mungkin otak mesumnya ini bisa menghancurkan rencanannya untuk memulai kembali dari awal dengan Yoojung, dengan cepat Wonwoo mengambil satu gelas anggur dan meneguknya dan mulai membahas permasalahan Geon grup.
Tbc
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro