Jackson ❤️ Yoojung ( 1)
Jackson berjalan mengikuti langkah Yoojung yang memasuki rumah dengan amarah yang membara.
"Aku benci semuanya."
Yoojung berjalan dengan melepas paska kalung dan melempar tas mendudukkan dirinya di sofa dengan tatapan lulus kedapan, sedangkan Jackson menarik napas panjang melihat kelakuan istrinya.
Jackson tau apa yang membuat Yoojung sampai seperti ini, itu sudah jelas gadisnya tersinggung dengan ucapan Tante yang menanyakan kapan memiliki momongan.
Yoojung terus berusaha melepaskan tangan Jackson yang menempel pada bahunya untuk menenangkan,
"Sayang jangan di ambil hati ?" Ucap Jackson lembut.
Yoojung terdiam. "Tante Aleena gak bermaksud buat nyinggung kamu ko?" Yoojung tetap diam membuat Jackson menarik gadis itu menatap dirinya.
"Sayang ?"
"Sayang,,, Kesayangan nya Jackson, Yoojung sayang udah dong marahnya !" Jackson kembali membujuk Istrinya.
Yoojung menghempaskan napas berat beralih menatap Jackson ada rasa lelah dari sorot mata suaminya dan Yoojung tau dari tatapan itu bahwa Jackson juga terluka.
"Maaf." Cicitnya pelan air mata lolos begitu saja membahasi pipi Yoojung, Jackson mengangguk dan menarik Yoojung dalam dekapannya.
"Tidak apa, sudah jangan menangis sayang !" Perintah Jackson, lalu mengusap rambut Yoojung lembut merasa gadis itu semakin terisak, Jackson melepaskan pelukan membuat jarak di antara mereka.
"kau lihat, kau menyakiti dirimu lagi," Jackson mengusap leher Yoojung yang terdapat bekas ke merah-merah akibat tarikan kuat dari kalung yang Yoojung putuskan.
Yoojung menundukan wajahnya Engan melihat Jackson. "Aku minta maaf."
"Baiklah jangan seperti ini lagi."
Yoojung mengangguk, Jackson tersenyum lalu mengecup kening istrinya, kecupannya beralih pada bibir Yoojung yang sedari tadi basah oleh air mata, melumatnya lembut. Membuat Yoojung ikut andil dalam ciuman di landasi rasa sakit.
****
Yoojung terbangun dan langsung mengedarkan pandangannya memeluk Jackson dari belakang.
"Pagi," Sapa Yoojung.
Jackson tersenyum dan membalikkan tubuhnya mendekap Yoojung dengan erat memberikan kecupan bertubi-tubi pada wajah dan juga kepala Yoojung.
Yoojung terkekeh dengan tingkah suaminya, "Oppa, berhentilah kau membuat aku geli," Yoojung melepaskan pelukan Jackson, tangannya menyusuri setiap inci wajah Jackson yang sangat begitu tegas.
"Lihatlah sekarang apa yang kau lakukan sayang ?" Yoojung terkekeh kembali saat kegiatan memegangi hidung Jackson membuat sangempu merasa terganggu.
"Aku menyukainya Oppa," Yoojung mencubit hidung Jackson tanda mengakhiri kegiatannya lalu mengecup bibir Jackson sekilas sebelum bangun dari tempat tidurnya.
"Oppa cepat mandi, aku akan menyiapkan sarapan ?" Ucap Yoojung sebelum lenyap di balik pintu.
Yoojung berjalan ke arah meja makan, lalu menatap makanan yang telah tersedia dia tau Jackson tidak akan membiarkannya melakukannya kegiatan rumah tangga terutama memasak karena Yoojung pernah hampir membakar seisi rumah jika tidak cepat Jackson datang untuk mematikan kompor yang yoojung lupa mematikannya.
"Selamat pagi Nyonya," sapa asisten rumah tangga yang tengah berjejer menyambutnya.
"Pagi, apa aku bisa membantu,?" Ucap Yoojung membuat ke 5 asisten itu mengangguk, Yoojung yang tau kegiatannya setiap pagi lalu berjalan kearah lemari mengambil piring dan juga sendok menyusunnya di atas meja makan.
Sangat konyol pikir Yoojung tapi sekeras apapun dia meminta pekerjaan Jackson tidak akan membiarkannya melakukannya, Ya menyiapkan sarapan versi Yoojung hanya menyusun piring dan juga sendok untuk dirinya dan Jackson.
Yoojung menunggu Jackson yang tengah menuruni anak tangga dengan kaos dan juga celana jeans selutut, ini hari weekend hari di mana Jackson akan menghabiskan satu hari full bersamanya tanpa di ganggu pekerjaan.
"Selamat pagi sayang," ucap Jackson lalu mengecup kening Yoojung, mendudukkan dirinya di samping Yoojung yang tengah memanyunkan bibirnya.
"Ada apa ?"
"Tidak, makanlah para pelayan telah menyiapkan sarapan untuk mu Oppa." Jackson tersenyum mendengar ucapan Yoojung, "Jangan tersenyum Oppa." Perintah Yoojung yang kini menyendok nasi putih dan mendekatkan berbagai lauk pauk.
"Makanlah ini enak sayang," Jackson menaruh daging ke mangkuk Yoojung.
"Hemm,, rasanya enak," gumam Yoojung yang tengah mengunyah makan, sumpit Yoojung terhanti saat menyendok kecambah, Jackson yang melihat itu langsung menaruh daging ke dalam mangkuk Yoojung.
"Makan dagingnya Yoo," Yoojung terdiam dan menyingkirkan mangkuk nasinya mengganti dengan piring yang berisikan kecambah memakannya sekaligus, mulutnya sudah terisi penuh tapi Yoojung memaksakan kecambah itu masuk kembali ke dalam mulutnya.
Uhukk..
Yoojung tersedak, lalu memeluk arah dadanya sambil menyuap kembali kecambah.
"Sayang hentikan !" Perintah Jackson yang di abaikan Yoojung. Yang kembali memasukkan kecambah ke dalam mulutnya.
Uhukk..
Uhukk..
Jackson mengambil piring berisi kecambah lalu melemparnya, membuat Yoojung berjongkok hendak memakan kecambah yang berserakan.
"Kim Yoojung apa kau sudah tidak waras !" Teriak Jackson membuat Yoojung berhenti lalu menatap Jackson, Jackson merasa bersalah atas ucapannya lalu memeluk yoojung.
"Hiks,, hiks" Yoojung terisak, hatinya sakit.
"Cup cup cup jangan nangis sayang, maaf Oppa salah."
"Tidak Oppa, a__kku yang salah tidak bisa memberimu ketur-
Belum sempat Yoojung berbicara Jackson sudah melumat bibirnya kasar, untuk menghentikan kata-kata yang sangat tidak ingin dirinya dengar karena dia tau hal itu akan semakin menyiksa ia dan juga Yoojung.
Decakan itu terdengar jelas saat Jackson melepaskan ciumannya membiarkan keduanya menghirup oksigen. Yoojung menatap lelaki itu, ada rasa bersalah dan juga kesedihan di dalam dirinya.
"Sayang dengarkan aku, kita akan mendapatkan keturunan tapi tidak untuk sekarang yang maha kuasa belum memberikan aku berkah untuk menjaga satu malaikat kecilnya, kau tau karena apa ?" Yoojung menggeleng.
"Karna ia tau masih ada satu bidadari yang mesti aku rawat dan aku jaga."
"Oppa,"
"Masih dini untuk membicarakan momongan sayang, di saat pernikahan kita masih 2 bulan."
Yoojung mengangguk setuju, " tapi Oppa lihat lah, ye na sudah hamil dia baru saja menikah 1 Minggu yang lalu."
"Mau melakukannya lagi ?" Tawar Jackson yang kini menarik Yoojung semakin dekat.
Yoojung membenamkan wajahnya menyembunyikan rasa malu, Jackson yang melihat tingkah Yoojung kembali mencium rambut yoojung.
****
Mata hari sudah bersinar terang Jackson yang sudah siap hendak berangkat ke kantor terhenti saat melihat Yoojung masih terpejam di atas kasur dengan penampilan yang sangat berantakan namun mampu membuat gairah Jackson meningkat.
"Sayang, aku pergi." Pamit Jackson yang mengecup pucuk kepala yoojung.
Sejak keberangkatan Jackson beberapa jam yang lalu Yoojung masih engan bergeming dari posisinya, rasanya aneh tidak biasanya dia sangat malas.
Matanya mengamati jam dinding yang sudah menunjukan pukul 2 Yoojung bahkan melewati sarapan dan juga makan siang, menghabiskan waktu hanya berselancar di dunia Maya dan kembali tidur kegiatan yang sangat berbeda tidak seperti sebelumnya yang akan sibuk mengurus kucing dan juga berkebun.
Sementara Jackson pulang lebih awal sekedar ingin menghabiskan waktu bersama istrinya, namun saat memasuki rumah matanya tidak menemukan sosok Yoojung.
Ceklek,
Mata mereka bertemu, senyum Yoojung mengembang dan tangannya ia rentangkan meminta pelukan hangat dari suaminya.
"Oppa kau kembali lebih awal.?"
"Aku merindukanmu, kenapa masih di sini ? Apa kau merasa tidak enak badan ?"
Yoojung mengangguk, "sedikit pusing dan juga mual." Keluh yoojung.
"Aku panggilkan dokter."
Yoojung menyambar telpon Jackson lalu menggeleng dengan gerakan menuntun Jackson kearah tempat tidur,
"Aku hanya sedang ingin bermalas-malasan Oppa, kau tidak perlu khawatir, Oppa aku ingin berlibur ?"
Jackson menimbang permintaan Yoojung. "Kemana ?"
Yoojung tersenyum sumringah apapun keinginannya pasti suaminya akan mengabulkan, "lihatlah !"
"Bali ?"
Yoojung mengangguk pasti.
"Apa sangat ingin ke Bali ?"
Melihat yoojung yang antusias membuat Jackson tersenyum.
"Baiklah, besok kita berangkat."
"Yeaahh,, makasih Oppa."
Peluk Yoojung.
.
.
.
.
Indonesia,
Bali 20:30
Yoojung menatap kosong kearah lautan, bahkan ombak yang bergemuruh tidak berhasil mengalihkan pikirannya.
"Ada apa ?"
"Oh, Oppa."
"Hemm, apa yang kau lakukan malam-malam seperti ini baby ?"
"Aku hanya ingin mencari angin malam."
"Ini sangat dingin, kau bisa sakit sayang." Dengan cepat Jackson melepas jaket yang ia kenakan memasangkan pada bahu Yoojung berharap bisa memberikan sedikit kehangatan untuk gadisnya.
Jackson merasa ada hal yang mengganggu dari diri Yoojung seharusnya gadis itu senang saat permintaannya terpenuhi.
"Ceritakan ada masalah apa baby ?"
Yoojung tersenyum memang sulit untuk menyembunyikan hal sekecil apapun pada Jackson.
"Aku bertemu dengan Michael eonni saat di bandara ?"
Jackson menegang mendengar nama Michael yang mana dahulu pernah menjadi pelabuhan hatinya.
"Saat aku ke toilet ?"
Yoojung mengangguk.
"Emm. Oppa bagai mana jika aku mandul ?"
"Omong kosong, jangan pernah berbicara seperti itu lagi."
Yoojung memandang ombak yang pasang surut angin malam yang berhembus kencang membuat tubuh Yoojung sedikit menggigil, pandangan nya kembali terkunci pada mata yang menatapnya sendu.
"Berpikir positif sejak 1 tahun tidak membuahkan hasil Oppa, Aku tau mamah papah, selalu mendesak mu memberikan nya cucu."
Jackson terdiam semua perkataan Yoojung memang benar.
"Sebaiknya kita berpisah."
Jackson mengeraskan rahangnya mendengar ucapan Yoojung.
"Kau terlalu lelah Yoojung, sebaiknya kita istirahat." Jackson meninggalkan Yoojung yang memandang kepergian nya.
****
Yoojung melihat tingkah aneh dari Jackson sejak kepulangan dari bali.
"Siapa Oppa ?" Tanya Yoojung saat Jackson tersenyum memandang ponselnya.
"Oh, partner bisnis." Ucap Jackson kecut lalu menaruh ponselnya melanjutkan sarapan.
Saat sebuah pesan masuk dengan cepat Jackson mengambil ponselnya dan senyum di wajah Jackson kembali terukir, membuat Yoojung ikut tersenyum melihat Jackson yang bahagia.
"Aku selesai," Jackson bangkit dari kursinya lalu mengambil tasnya.
"Sarapan mu belum habis Oppa ?"
"Nanti aku makan di kantor, aku pergi." Jackson berjalan keluar ruangan dengan fokus pada ponsel yang membuat nya senyum-senyum tidak jelas.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro