Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

01-1: Putaran Kedua


Si anak emas Dewa Kematian sekarat, aku melirik orang-orang yang berlarian menaiki tangga kuil tempat Dewa Tersegel yang nyaris runtuh, bola besar masih menyala diatas kuil menampilkan kondisi Cale Henituse setelah menusuk jantungnya sendiri dan mengalahkan musuh alaminya, White Star.

Aku ikut berbaur dengan keramaian, menunggu detik demi detik berlalu ketika pahlawan benua menuruni tangga bersama orang-orangnya.

Aku bisa menemukan putra mahkota, Alberu Crossman mewakili orang-orang yang khawatir dengan kondisi Cale Henituse.

Aku mengendap-endap di kerumunan orang-orang yang bersukacita, mulai menarik pedang dari penjaga yang lengah dan seketika menusuk Cale Henituse yang sekarat.

"Aku ingin membunuh Cale Henituse."

Seketika, beberapa bilah pedang terarah padaku.

Orang-orangnya Cale Henituse bisa saja menerkam marah, mereka seolah terbutakan sesuatu untuk selalu membela Cale, atau mungkin mereka memang hanya sekedar NPC yang diprogram untuk menunjukkan seberapa besar keberhasilan Cale Henituse.

"Beraninya kamu!" satu orang berbicara.

Aku nyaris tertawa ketika tidak menemukan kewarasan dari mata mereka.

Bahkan jika aku mati, aku akan membunuh Cale Henituse dan membuatnya hilang dari dunia ini. Hal itu akan selalu aku lakukan, bahkan jika jiwaku dikutuk, ataupun nyaris keabadianku diambil.

Agar aku bisa mencapai tujuanku.

Menghancurkan ◼️◼️◼️◼️◼️◼️◼️◼️◼️

Aku melihat Cale Henituse, darahnya semakin banyak keluar.

Dia terbatuk, matanya dipenuhi kabut kantuk. Dia memang seharusnya tertidur.

Tabib penyembuh, penyihir bahkan Naga berlari untuk segera menyembuhkan lukanya.

Namun, mereka bodoh.

Cale Henituse tengah dalam fase non-sihir, tubuhnya tidak bisa menerima suplus sihir dalam waktu dekat. Yang ada hanya menimbulkan kematian. Mungkin salah satu naga menyadari itu, tetapi terlambat.

Nafas Cale Henituse mulai melemah, detak jantungnya nyaris tidak berdetak lagi.

"Kaparat!" Orang-orang mulai memaki.

Aku membiarkan bilah pedang menembus titik vitalku.

Kepulauan asap berterbangan disana sini, asap merah khas Thames yang tidak mungkin bisa jatuh ke tangan Cale Henituse, atau Kim Rook Soo. Aku tertawa begitu mendengar geraman seseorang.

Aku menunggu waktu untuk dunia diriset, Cale Henituse tidak diizinkan mati.

Karena garis keturunan terpilih dari keluarga Thames adalah syarat dunia bisa diputar balik.

______


Aku menyaksikan buku besar melayang-layang di udara. Jam pasir bergerak lambat saat aksara di dalam buku perlahan memudar, nama Kim Rook Soo perlahan-lahan menghilang.

Aku tersenyum saat tiap lembar buku menjadi kosong.

Jam pasir membalik arahnya, waktu kembali diputar dititik nol bersamaan dengan pasir pertama yang jatuh.

Jalanan berkabut kembali menyambut, lorong merah menyala terang saat kakiku melangkah maju tanpa rasa takut. Kemudian kabut sewarna merah menghilang, menandakan pengaruh kekuatan Thames memudar.

Kemungkinan, ini kesempatan terakhir karena jiwa yang menempati tubuh Cale Henituse bukanlah berasal dari keluarga Thames.

Suara detik jam yang tidak aku ketahui berasal darimana mengiringi tiap peristiwa yang pernah terjadi dihidupku diputar ulang, itu seperti memberikan siksaan saat aku melihat rekan-rekanku mati.

Namun, aku akan memulai dari awal.

Cale Henituse.

Aku tidak hanya akan membunuh dia kali ini, tetapi juga teman-teman yang selalu bersamanya.

Aku akan membunuh mereka.

______________

Em, yah, pergantian POV bakal sering digunakan.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro