Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Season 2 Part 6

Sasuke dan rekan-rekannya sudah menunggu di jalanan menuju tempat pertemuan pengusaha itu dengan ketua organisasi bawah tanah yang menurut pemantauan Manabu merupakan organisasi bawah tanah setempat.

Sasuke yang berada di atas pohon segera melompat turun tepat ketika pengusaha itu turun dari kereta kuda. Ia sengaja menusukkan mata pedang kearah kepala pengusaha yang tidak menyadari jika ia melompat turun.

Empat orang pengawal yang menyadari seseorang yang melompat turun segera bersiaga dengan berdiri di dekat tuan mereka. Namun di saat yang sama rekan-rekan Sasuke keluar dari tempat persembunyian mereka dan mendekat sehingga atensi mereka terpecah.

Sasuke memanfaatkan celah untuk menusukkan pedang pada tempurung kepala pengusaha yang secara refleks mendongak untuk menatap kearah Sasuke. Pedang Sasuke tak mengenai tempurung kepala lelaki itu, namun sebagai gantinya mengenai bagian bawah dahi lelaki itu.

Sasuke mendorong pedang itu dengan keras sehingga mata pedang itu menembus tulang lelaki itu dan menimbulkan suara retakan serta menembus kepala lelaki itu.

"Kkrgh..." lelaki itu mendengus kesakitan, namun Sasuke sengaja melepas pedangnya dengan cepat sehingga darah bercucuran dan lelaki itu kesakitan.

Para pengawal seketika menyadari jika Tuan mereka telah terkena serangan dan perhatian mereka mulai terpecah hingga tidak menyadari jika lawan yang berada di hadapan mereka memakai kesempatan untuk melukai mereka.

"Aaargh!" terdengar teriakan seorang pengawal yang tangan nya terkena tebasan di bagian siku. Potongan tangan lelaki itu jatuh ke tanah dan darah seketika mengucur dengan deras, membasahi tanah dan alas kaki lelaki itu.

Seorang pengawal menghampiri Sasuke dan menyerangnya seketika. Sasuke dengan cepat menghindar dan menyebabkan serangan pedang pengawal itu malah mengenai tubuh Tuan nya sendiri.

Sasuke memanfaatkan kesempatan untuk menusuk punggung seorang pengawal yang kebetulan berada di dekatnya dan tampaknya tak menyadari serangnnya. Ia menusukkan dengan pedang, kemudian membuat gerakan menebas secara vertikal hingga bagian pinggul pengawal itu. Ia dengan sengaja menebas dengan gerakan kasar sehingga pengawal itu semakin kesakitan dan mengakhiri dengan memperdalam tusukannya serta menarik pedangnya kembali.

Pengawal itu tersungkur dengan darah yang membasahi pakaiannya. Manabu yang kebetulan berhadapan dengan pengawal itu segera memakai kesempatan untuk menginjak luka pengawal itu hingga pengawal itu menjerit kesakitan serta menendang tubuhnya yang telah dibanjiri darah.

Salah seorang pengawal yang tanpa sengaja menusuk Tuan nya sendiri memutuskan untuk kabur. Ia mengira jika Sasuke tak memperhatikannya dan memutuskan untuk berlari. Namun ia tak menyadari jika Sasuke yang dilihatnya sedang menyerang rekannya segera berubah menjadi ranting kayu. Ia baru menyadari ketika seorang lelaki yang menghadangnya sudah menusukkan pedang ke perutnya hingga menembus lambung nya..

"Tuan, tolong jangan bunuh saya," pengawal itu menundukkan kepala dalam-dalam dengan tubuh yang mengigil akibat udara dingin serta darah yang mengucur.

"Akan kukirim kau ke akhirat dengan cepat" sahut Sasuke tanpa emosi apapun meski sebetulnya perasaannya sedikit bimbang.

Sasuke dengan cepat menebas leher pengawal itu sehingga kepala dan tubuh pengawal itu terpisah. Darah merah yang berbau tajam menyembur dan mengenai tangan serta sebagian pakaian Sasuke, meninggalkan rasa lengket yang tidak nyaman.

Sasuke segera mengaktifkan sharingan nya dan melihat jika terdapat sebuah kereta kuda dengan empat orang di dalamnya serta tiga orang yang menunggang kuda berada di kejauhan dari arah yang berlawanan. Tampaknya orang-orang itu akan menuju ke tempatnya berada saat ini. Sepertinya orang-orang itu merupakan perwakilan dari organisasi bawah tanah yang bekerja sama dengan target Sasuke.

"Perwakilan organisasi bawah tanah akan tiba sebentar lagi," Sasuke memperingati ketiga rekannya. "Kita harus pergi."

Tetsu mengangguk. Ia segera membungkuk dan mengambil 'stempel' yang berada dibalik kerah yukata yang dikenakan target mereka serta mengikuti rekan-rekannya untuk meninggalkan tempat itu.

.

.

Pagi-pagi buta Sasuke sudah terjaga dan merapikan barang-barangnya. Mereka akan menaiki kapal pertama menuju kerajaan Hyuuga yang akan berangkat pukul setengah delapan pagi, sehingga ketiga rekannya memilih untuk beristirahat sebanyak mungkin selama mereka masih berada di darat.

Namun berbeda dengan Sasuke yang hanya bisa tertidur selama satu jam. Ia masih tak bisa melupakan tatapan pengawal yang memohon untuk diselamatkan. Untuk sejenak, Sasuke merasa bimbang dan berpikir untuk melukai pengawal itu tanpa membunuhnya, namun ia terbawa suasana hingga membunuh pengawal itu.

Seandainya saja Sasuke membiarkan pengawal itu kabur, baik dirinya maupun ketiga rekannya juga akan baik-baik saja. Meskipun pengawal itu kembali ke kediaman Tuan nya dan membawa pengawal tambahan sekalipun, mereka tak akan menemukan keberadaannya.

Mungkin saja masih ada anggota keluarga yang menunggu kepulangan pengawal itu dari pekerjaannya. Dan Sasuke tak tahan membayangkan reaksi keluarganya jika mengetahui saudara laki-laki mereka kembali dalam wujud jasad tanpa nyawa. Perasaan mereka pasti akan sangat hancur.

Ingatan akan reaksi keluarga Tuan Takamasa kembali muncul di benak Sasuke dan hati Sasuke mulai terasa nyeri bagaikan diiris. Ia seolah dapat merasakan rasa sakit yang sama, setidaknya ia pernah merasakan rasa sakit yang hampir serupa ketika ia kehilangan orang-orang yang dicintainya.

Sasuke memejamkan matanya. Sejak ia mulai membiarkan emosi mengambil alih sebagian dirinya, ia mulai merasakan perasaan yang membebani terkait dengan pekerjaannya. Ia bukan lagi mesin pembunuh yang dapat membunuh dengan cepat tanpa merasakan perasaan apapun. Naluri haus darahnya semakin berkurang dan mungkin saja ia akan kehilangan kemampuan membunuhnya suatu saat nanti.

"Kuso!," gumam Sasuke dengan suara pelan.

Ia tak bisa membiarkan emosi mengambil alih dirinya sepenuhnya. Ia tak akan memaafkan dirinya sendiri jika ia sampai tak mampu membalaskan dendamnya pada Itachi hanya karena emosinya tak membiarkan dirinya membunuh lelaki bajingan itu.

Ia ingin pergi ke kuil terdekat setibanya di kerajaan. Lalu ia ingin mengambil pekerjaan menjadi tentara untuk pemberontakan atau perang jika memungkinkan. Ia harus kembali 'membunuh' emosinya dan mempertahankan sisi brutal yang dimilikinya.

.

.

Lelaki itu menatap tajam dengan penuh kewaspadaan terhadap lelaki paruh baya yang merupakan lawan bicaranya. Ia berusaha membaca gerak-gerik lawan bicaranya, memastikan jika lelaki dihadapannya benar-benar serius.

Lawan bicara lelaki itu berusaha tenang dan membalas tatapan lelaki itu meski sebetulnya ia merasa gugup. Tatapan lelaki itu seolah berusaha menelanjangi dirinya. Bahkan ia juga tak bisa memahami makna dibalik tatapan dan gerak-gerik lelaki itu.

"Aku mohon padamu agar kau mengerahkan anggota-anggota organisasimu untuk membantuku menggulingkan kekaisaran Suna, Itachi-sama. Mengenai bayaran, aku akan memberikan seribu koban sebagai uang muka."

Itachi menatap orang itu lekat-lekat. Orang itu sudah pernah menjadi klien sebelumnya dan memberikan pekerjaan untuk membunuh salah seorang pejabat yang mengancam posisinya sehingga ia bisa mempercayainya.

"Kapan kau berniat menjalankan rencanamu?"

"Secepatnya," sahut lelaki itu dengan antusias. "Kaisar terdahulu baru saja meninggal dan putranya yang baru berusia enam belas tahun akan dilantik menggantikan ayahnya. Kalau bisa, aku ingin menggulingkan kekaisaran itu sebelum kaisar baru dilantik."

Itachi berpikir sejenak. Hidan baru saja pergi untuk mengambil pekerjaan dan ia sudah mengijinkan Sasori untuk tidak mengambil pekerjaan. Bagaimanapun ia adalah pria yang memegang ucapannya, sehingga ia tak akan meminta Sasori mengambil pekerjaan.

"Seluruh anggotaku sedang mengambil pekerjaan lain. Hanya aku yang tersedia saat ini."

Lelaki itu agak tersentak. Ia tak menyangka jika Itachi sendiri mau mengambil pekerjaan yang ia berikan. Padahal belakangan ini lelaki itu sangat jarang melakukan pekerjaan dan lebih memilih mengatur strategi untuk keberlangsungan organisasi.

"Tidak masalah. Berapa bayaran yang kau minta, Itachi-sama? Aku akan berusaha memenuhinya selama masih dalam batas kemampuanku."

"Lima belas kilogram emas murni, bagaimana?"

Lelaki dihadapannya sudah menduga jawaban yang akan diberikan Itachi. Lelaki itu sangat cerdik dan meminta sesuatu berharga mahal yang bisa dijadikan investasi jangka panjang. Emas merupakan sesuatu yang murah di kekaisaran Suna yang merupakan penghasil emas, namun mahal di kerajaan Hyuuga. Harga satu kilogram emas kira-kira setara dua ribu koban.

"Hanya itu saja? Tidakkah bayaran yang kau minta terlalu murah, Itachi-sama? Bagaimana dengan jabatan atau kehidupan baru di kerajaanku yang akan kuberikan secara cuma-cuma jika rencanaku berhasil?"

Itachi menggelengkan kepala. Seandainya rencana lelaki dihadapannya berhasil, lelaki itu pasti akan sangat waspada jika ia tinggal di kerajaan lelaki itu. Dan lelaki itu mungkin saja mengusahakan berbagai macam cara untuk menyingkirkannya. Jaringan informasi lelaki itu sangat luas dn elaki itu bisa saja bertemu sertamemperdaya seseorang yang sangat ia kenal dan bersedia secara sukarela untuk menghabisinya.

"Aku tidak tertarik."

"Oh? Baiklah," sahut lelaki paruh baya itu. "Aku setuju dengan tawaranmu. Namun aku memiliki syarat yang harus kau setujui."

Itachi menunggu jawaban lelaki itu serta menerka apa yang akan diucapkan lelaki itu.

"Bukan berarti aku meragukan kemampuanmu. Namun aku berencana untuk juga menyewa jasa Taiko dan mungkin beberapa 'orang bayaran' lain nya."

"Taiko? Siapa dia?" Itachi berpura-pura tak tahu. Ia sengaja memancing lelaki itu.

"Kau pasti tahu. Bahkan organisasimu saja cukup terkenal di dunia atas. Jaringan informasimu pasti sangat luas."

Itachi menggelengkan kepala, "Jaringan informasiku tidak sehebat yang kau bayangkan, Yashamaru-san."

Lelaki paruh baya itu menggelengkan kepala, "Sungguh tak terduga. Taiko adalah orang bayaran dengan tarif termahal di dunia bawah, tak termasuk anggota-anggota organisasimu. Isu nya, ia berasal dari klan yang sama denganmu."

Itachi tak menyangka jika lelaki itu akan memintanya bekerja dengan Sasuke. Ia sendiri mampu mengendalikan diri untuk hanya berfokus pada misi jika bertemu dengan Sasuke. Namun ia mengkhawatirkan Sasuke. Bagaimana jika lelaki itu mengacaukan rencana dan malah menyerangnya ketika mereka bertemu? Terakhir kali mereka bertemu, Sasuke langsung mengejarnya tanpa berpikir panjang saat merasakan keberadaannya.

Sebetulnya ia sama sekali tak keberatan bertemu Sasuke. Bahkan jika Sasuke mendatanginya dan mengajaknya bertarung, ia juga tidak masalah selama Sasuke melakukannya setelah menyelesaikan pekerjaan mereka.

"Lalu apa syartmu?"

"Kau harus bersedia bekerja sama dengan semua orang-orangku, termasuk orang bayaran yang kusewa. Kau tidak boleh membunuh mereka."

"Hn? Mengapa kau berbicara seolah aku berniat membunuh mereka?" Itachi menatap lelaki itu dengan curiga.

"Kudengar siapapun yang berseberangan denganmu dalam pekerjaan akan berakhir dengan kehilangan nyawa. Bukankah kau membunuhnya?"

Itachi tak mengiyakan atau menyangkal. Sebetulnya ia tak berniat membunuh siapapun yang bukan targetnya. Bahkan ketika ia bekerja bersama Kisame, ia mati-matian menghalangi Kisame yang berniat membunuh siapapun yang berkaitan dengan pekerjaan mereka.

Itachi sendiri lebih memilih melukai orang-orang yang bukan targetnya dengan parah tanpa berniat membunuhnya. Bukan berarti ia baik hati, sebetulnya ia juga menahan diri untuk tak sampai membunuh siapapun yang bukan targetnya. Ia hanya tak ingin menimbulkan kegaduhan yang tak perlu.

Jika orang-orang yang ia buat terluka parah dapat selamat, maka itu merupakan takdir yang ditentukan kami-sama dan ia tak berniat mempercepat kematian orang itu. Sementara jika orang-orang itu berakhir dengan kehilangan nyawa, maka itu bukan sepenuhnya kesalahannya. Hal itu merupakan takdir orang itu, begitulah pandangan pribadinya.

"Aku bersedia dengan syaratmu," ujar Itachi. "Namun aku juga meminta beberapa syarat tambahan untukmu."

"Katakan saja."

"Kau harus merahasiakan identitasku pada siapapun. Lalu kau juga harus mengajukan syarat yang sama pada seluruh orang-orangmu ataupun orang sewaanmu dengan syarat yang kau ajukan padaku."

Lelaki paruh baya itu menyeringai, "Baiklah. Aku bersedia, Itachi-sama."

-TBC-

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Author's Note:

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Khusus untuk chapter ini sengaja dibuat pendek. Chapter selanjutnya akan dibuat lebih panjang. Momen SasuNaru juga akan dimunculkan di next chapter.

Dikarenakan fanfict ini lebih fokus ke action ketimbang romance, maka SasuNaru bukanlah fokus utama. Jadi momen SasuNaru belum tentu dimunculkan di setiap chapter.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro