Season 2 : Part 2
"Malam ini aku ingin pergi ke dunia bawah dan mengambil pekerjaan," ucap Naruto pada Sasuke tepat ketika ia baru saja menyelesaikan sarapan.
Sasuke menatap Naruto dan menghela nafas panjang. Tak peduli seperti apapun ia melarang Naruto, lelaki itu akan tetap nekat mengambil pekerjaan. Sehingga kini Sasuke memilih untuk membiarkan Naruto mengambil pekerjaan selama ia mengetahui detil pekerjaan nya dan terkadang mengerjakan pekerjaan bersama jika pekerjaan yang ingin diambil Naruto terlalu berat menurutnya. Atau jika tidak, Sasuke akan sengaja mengambil pekerjaan di saat yang sama agar ia tak menghabiskan sepanjang hari untuk mengkhawatirkan Naruto.
"Seperti apa pekerjaan yang ingin kau ambil, dobe?"
"Aku ingin mengambil pekerjaan yang lebih menantang dibanding sebelumnya," sahut Naruto.
"Hn? Apa kau yakin bisa mendapat klien yang bersedia memberikan pekerjaan berat padamu, dobe? Kau tahu, pekerjaan-pekerjaan berat biasanya diberikan pada professional di dunia bawah."
Naruto mendengus. Ucapan Sasuke memang benar. Biasanya para klien penting yang memberikan tawaran pekerjaan yang sulit telah menyebutkan nama-nama orang yang mereka inginkan untuk mengambil pekerjaan tersebut.
Dan selama setahun bekerja di dunia bawah, Naruto sudah mengetahui nama orang-orang top di dunia bawah. Dan Sasuke termasuk sebagai salah satunya. Lelaki itu mendapatkan tawaran pekerjaan yang begitu banyak hingga ia tak mampu menerima semuanya, terutama setelah Itachi kini menjadi pemimpin Akatsuki dan tak begitu aktif mengambil pekerjaan.
"Uh... seandainya saja aku sepopuler dirimu, teme."
Sasuke menggelengkan kepala. Tangannya menepuk kepala Naruto, "Kau yakin ingin populer sepertiku dan hidup dalam persembunyian, dobe?"
"Tidak masalah," sahut Naruto. "Asalkan aku ditakuti, memiliki banyak uang dan memilikimu, aku sudah merasa cukup."
"Dasar naif," Sasuke tersenyum. Ia tak bisa menahan diri untuk mendengar ucapan sang kekasih yang romantis namun terdengar sangat lugu.
"Teme," ucap Sasuke sambil menatap Naruto lekat-lekat. "Apakah kau akan bahagia selamanya dengan hidup seperti ini?"
Naruto terdiam dan berpikir sejenak. Ia memang merasa bahagia dengan keberadaan Sasuke di sisinya. Ia merasa jika ia tak akan mengalami bahaya apapun selama Sasuke melindunginya. Namun ia harus hidup berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya secara berkala dan hidup dalam persembunyian. Ia bahkan tak bisa terlalu akrab dengan orang lain dan harus terus menyamar. Terkadang ia merasa agak lelah dengan hidup seperti ini.
"Tentu saja. Aku akan bahagia selama aku bersama denganmu, teme."
Sasuke memicingkan matanya, "Kau terlihat ragu, dobe."
Naruto menggelengkan kepala kuat-kuat, berusaha mengenyahkan keraguan dalam dirinya. Tak peduli sedamai apapun hidupnya, atau seberapa banyak uang yang bisa ia nikmati atau orang yang menemaninya, tetap saja akan terasa ada yang hilang jika tak ada Sasuke. Bagaikan sepotong puzzle yang hilang dan membuat keseluruhan puzzle menjadi tidak lengkap.
"Bagaimana jika kau mengambil salah satu pekerjaan berat dan aku yang pergi bekerja untuk menggantikanmu?"
"Itu melanggar kode etik dunia bawah, dobe."
"Ah benar juga, ya," Naruto terkekeh sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia merasa malu dengan ucapan nya yang terkesan bodoh.
Sasuke menatap Naruto dengan khawatir. Ia mulai merasa takut setiap kali melihat Naruto membicarakan mengenai pekerjaan. Membunuh dapat mengikis hati nurani dan kepolosan seseorang hingga tak bersisa dan mengubah seseorang menjadi bengis dan haus darah. Sasuke tak ingin hal yang dialaminya juga dialami oleh Naruto. Ia ingin berusaha sekeras mungkin mempertahankan kelguan Naruto meski di sisi lain ia khawatir jika keluguan Naruto dapat menjadi boomerang bagi dirinya sendiri suatu saat nanti.
"Kau benar-benar ingin mengambil pekerjaan yang berat, hn?"
Naruto mengangguk, "Tentu saja, teme. Aku ingin mempraktikkan hasil dari latihan bersamamu selama ini."
"Bagaimana jika kau mengambil pekerjaan mengawal seseorang? Jika kau mengambil misi itu, aku takkan melarangmu."
Naruto mengerucutkan bibir. Pekerjaan itu terdengar sederhana dan sama sekali tak keren dibandingkan pekerjaan untuk menghabisi nyawa seseorang atau sekadar menyusup ke sebuah tempat dengan pengamanan tinggi dan mengambil dokumen penting.
"Tidak, ah. Tampaknya pekerjaan itu tidak keren. Kau saja bahkan tidak mau mengambilnya."
"Siapa bilang?" sahut Sasuke. "Pekerjaan itu begitu sulit hingga aku memilih tak mengambilnya jika tidak terpaksa."
Naruto membelalakan mata, "Benarkah? Kukira tak ada pekerjaan yang terasa sulit bagimu, teme."
Sasuke menggelengkan kepala, Baginya pekerjaan mengawal terasa sulit dan melelahkan, baik secara fisik maupun mental. Ia harus melindungi seseorang, tak peduli apapun yang terjadi, mengawasi keadaan sekitar serta bertarung sambil melindungi seseorang yang jelas terasa lebih berat. Selain itu ia juga harus berinteraksi bersama seseorang dalam waktu yang cukup lama, hal yang sebisa mungkin ia hindari.
"Pekerjaan itu benar-benar menantang, dobe. Bayangkan saja, kau harus melindungi seseorang dan mengorbankan dirimu jika diperlukan. Kau juga harus mengawasi sekeliling dan memastikan orang yang kau lindungi baik-baik saja. Apakah kau berpikir itu mudah?"
Ucapan Sasuke ada benarnya. Naruto teringat ketika Sasuke harus melindunginya sambil bertarung sehingga lelaki itu terluka. Dan melindungi seseorang, khususnya yang tidak bisa melindungi diri sendiri, terasa benar-benar menyulitkan.
"Benar juga! Memangnya ada pekerjaan seperti itu di dunia bawah?"
Sasuke mengangguk, "Ada, tapi jumlahnya tidak terlalu banyak."
"Whoa!" Naruto terperanjat, "Aku tidak menyangka ada orang yang bersedia mencari orang dari dunia bawah untuk melindungi dirinya. Tidakkah orang itu merasa takut jik orang yang ia pekerjakan malah berbalik mencelakai dirinya? Aku tak habis pikir."
"Kami memiliki kode etik, dobe. Kita harus mengerjakan pekerjaan sesuai permintaan atau mendapat hukuman dari dunia bawah," sahut Sasuke, "Lagipula tak semua orang yang mengambil pekerjaan di dunia bawah adalah pembunuh bayaran. Ada juga orang yang hanya mengambil pekerjaan mengawal seseorang, memata-matai atau mengambil benda tertentu."
"Eh? Ada pula orang yang seperti itu di dunia bawah? Kau pernah bertemu dengannya, teme?"
"Hn."
Naruto menatap Sasuke dengan tak percaya seraya menuntut penjelasan. Namun Sasuke tak membuka mulutnya sedikitpun.
Sasuke tak berbohong pada Naruto. Beberapa ronin yang sempat bersama dengan Sasuke merupakan orang-orang yang hanya pekerjaan mengawal, memata-matai atau mengambil benda tertentu. Bahkan ada pula yang hanya mengambil misi mengawal seseorang. Mereka bahkan merekomendasikan Sasuke untuk hanya mengambil pekerjaan-pekerjaan seperti itu.
Dan kini, mengingat para ronin itu membuat hati Sasuke terasa nyeri. Di matanya, mereka semua adalah orang-orang baik yang mengalami ketidakadilan dan diperlakukan layaknya seorang kriminal oleh masyarakat.
"Aku jadi tertarik mengambil pekerjaan seperti itu," ucap Naruto. "Kau ingin mengambilnya bersamaku?"
Sasuke terdiam. Ia ingin menolak tawaran Naruto. Ia tak ingin menjadi emosional di tengah perjalanan dan tak bisa bekerja secara maksimal. Ia khawatir jika ia malah membebani Naruto atau pengawal lain yang mungkin bersama dengan orang yang akan menyewa jasanya.
"Bagaimana jika lain kali saja, dobe?"
"Ayolah.. bukankah kau bilang pekerjaan ini sangat menantang? Siapa tahu setelah ini kau akan bertambah kuat dan bisa mengalahkan anikimu?"
Darah Sasuke kembali mendidih saat ia mendengar kata yang keluar dari mulut Naruto. Ia segera mengepalkan tangannya, berusaha mengendalikan emosinya yang memuncak.
"Temani aku, ya?" Naruto menatap Sasuke dengan setengah memaksa.
Sasuke menghela nafas. Ia tak mungkin membiarkan Naruto mengambil pekerjaan seperti itu sendirian. Ia tak yakin jika Naruto mampu melakukannya.
"Hn."
Naruto tersenyum lebar. Ia merasa sangat bahagia dapat mengambil pekerjaan bersama Sasuke.
.
.
Tsunade membelalakan mata ketika ia mendengar ucapan Sasuke pada kedatangannya malam ini. Ia bahkan tak mampu menyembunyikan keterkejutannya dan menjawab setelah terdiam cukup lama.
"Kau ingin mengambil pekerjaan mengawal seseorang, Taiko? Aku tidak salah dengar, kan?"
"Tidak. Dan aku akan mengambilnya bersama Ruki, Natsume-sama."
Tsunade menatap kearah Naruto yang menatap topeng dan tersenyum lembut. Sudah lebih dari satu tahun berlalu sejak kali pertama Naruto mengambil pekerjaan di tempatnya dan kini anak itu telah semakin kuat. Ia bahkan mulai mendapat popularitas di dunia bawah setelah beredar kabar jika ia mendapat pelatihan ilmu berpedang secara langsung dari Taiko.
"Kau benar-benar yakin? Bayaran untuk pekerjaan mengawal tidak sebesar pekerjaan membunuh yang biasanya kau ambil, Taiko."
"Aku tidak peduli dengan bayaran," sahut Sasuke dengan serius.
Tsunade tersenyum. Selama setahun ini Taiko juga berubah. Kini ia merasa jika lelaki itu mulai melembut meskipun reputasinya sebagai pembunuh tersadis masih melekat. Lelaki itu bahkan terkadang memilih mengambil pekerjaan mengantar barang penting dengan bayaran kecil ketika sebetulnya ia mendapat tawaran untuk pekerjaan dengan upah besar.
"Ah.. sudah lama sekali sejak kau mengambil pekerjaan seperti itu, Taiko. Terakhir kali kau mengambilnya beberapa bulan setelah kematian para ronin yang bersamamu, bukan?" ucap Tsunade seraya memeriksa gulungan berupa pekerjaan-pekerjaan yang tersedia bagi Sasuke. Beberapa pekerjaan yang diterimanya bahkan meminta secara khusus agar hanya Sasuke yang mengambilnya.
Sasuke mengepalkan tangan. Matanya terasa memanas, begitupun dengan hatinya. Mendengar ucapan Tsunade membangkitkan kenangan lama yang ia kubur di sudut terdalam di relung hatinya yang bahkan tak ingin ia ingat kembali. Rasanya ia ingin membungkam mulut Tsunade, namun ia tak ingin terlihat emosional dan merusah reputasinya.
"Adakah pekerjaan yang bisa kami ambil?" Tanya Sasuke dengan maksud membungkam Tsunade.
"Ah, ini!" Tsunade mengeluarkan beberapa gulungan berupa pekerjaan yang diinginkan Sasuke.
"Ini dengan bayaran termahal," ucap Tsunade sambil menyerahkan gulungan dengan tabung berwarna emas.
Sasuke segera membaca isi gulungan itu dan menutupnya setelah membaca detil pekerjaannya. Gulungan itu berisi detil pekerjaan untuk mengawal keluarga daimyo untuk perjalanan berlibur mereka selama dua minggu. Dikatakan jika keluarga itu membawa serta beberapa samurai pengikut mereka sebagai pengawal dan mencari pengawal tambahan di dunia bawah untuk menambah keamanan. Bayaran nya ialah dua puluh lima oban sebelum dipotong biaya untuk Tsunade sebesar lima belas persen.
Tanpa berkata apapun, Sasuke segera menggulung kembali gulungan itu dan memberikannya pada Tsunade.
"Kau ambil yang ini, Taiko?"
"Tidak," jawab Sasuke sambil membuka gulungan lain yang berada di meja Tsunade.
Tsunade menatap Sasuke dengan heran. Lelaki itu tampaknya serius dengan ucapannya yang mengatakan jika ia tidak peduli dengan bayaran. Lelaki itu bahkan menolak pekerjaan dengan bayaran termahal.
Sasuke membaca detil pekerjaan dari gulungan-gulungan lainnya dan akhirnya ia memilih gulungan pekerjaan yang ia inginkan. Pekerjaan itu diberikan oleh seorang petani yang berniat menjual hasil panen nya yang cukup banyak ke kota besar. Petani itu khawatir jika ia diserang di perjalanan pulang setelah membawa pulang uang hasil dagangan sehingga memerlukan seseorang untuk mengawalnya selama beberapa hari dengan upah dua belas koban.
"Aku ambil yang ini," ucap Sasuke seraya menyerahkan gulungan pekerjaan yang ia inginkan pada Tsunade.
Tsunade membaca detil pekerjaan itu dan mengernyitkan dahi, "Apa kau serius, Taiko? Bayaran pekerjaan ini sangat kecil bagi seseorang sepertimu. Setelah dipotong biaya, kau hanya mendapat sepuluh koban lima ratus sen. Banyak pekerjaan dengan bayaran yang jauh lebih besar menantimu."
"Aku sangat serius," jawab Sasuke dengan nada dingin dan menatap Tsunade dengan tajam dibalik topengnya hingga membuat Tsunade terdiam dan merasa ketakutan entah kenapa. Tsunade merasa jika Sasuke sedang kesal saat ini.
"Jangan terima sepeserpun uang petani itu. Aku akan membayarmu sebesar lima belas persen dari upah pekerjaan itu. Dan jangan sampaikan pada petani itu jika aku memberikan jasaku secara cuma-cuma."
"Baiklah, Taiko. Pekerjaan akan dimulai lima hari lagi. Datanglah ke tempatku sehari sebelum kau melakukan pekerjaan, akan kuberikan alamat petani itu."
"Hn."
.
.
Sasuke melangkah keluar dari gerbang menuju dunia bawah bersama dengan Naruto. Ketika sudah cukup jauh dan berada di tempat yang sepi, Sasuke segera melepaskan topengnya, begitupun dengan Naruto.
"Teme, kau yakin akan memberikan jasamu secara cuma-cuma? Kau bahkan masih harus membayar biaya pada Natsume-sama?"
"Hn? Kau ingin mendapat uang dari pekerjaanmu? Akan kubayar sesuai upah yang seharusnya kau dapatkan?"
"Tidak, tidak, Maksudku kau tidak mengkhawatirkan uangmu yang mulai menipis? Setelah berkunjung ke panti asuhan beberapa hari yang lalu, kau tidak mengambil pekerjaan lagi, bukan?"
Sasuke menyentuh wajah Naruto dan menatapnya lekat-lekat, "Tak perlu khawatir, dobe. Aku akan mengambil pekerjaan berupah besar nanti. Lagipula kalaupun aku menerima uang dari petani itu, aku tak akan mampu membelanjakannya."
Naruto mengernyitkan dahi, "Eh? Memangnya kenapa?"
Sasuke menyentuh wajah Naruto dengan lembut dan melepaskan tangannya. Ia berada di tempat sepi dan tak yakin ada orang yang melihatnya melakukan tindakan yang akan dicurigai sebagai homoseksual.
"Itu melanggar kode etikku."
Naruto terdiam. Ia menatap wajah sang kekasih yang terlihat menawan dan bercahaya di wajah sinar rembulan. Wajah sang kekasih terlihat begitu tampan hingga jantungnya berdebar, namun ketampanan hati lelaki itu membuat Naruto semakin terpesona.
"Hn?"
Tanpa berpikir panjang Naruto segera memeluk Sasuke dengan erat. Ia merasakan kehangatan tubuh sang kekasih yang membalas pelukannya meski menatapnya dengan heran.
"Teme, jika terjadi apapun di pekerjaan kali ini, jangan lindungi aku. Untuk kali ini, biarkan aku melindungimu," ucap Naruto dengan pelan. "Aku tak ingin kehilanganmu."
Sasuke menepuk kepala Naruto dan menyeringai, "Tak ada murid yang mampu melindungi seorang guru, baka."
"Sebentar lagi akan ada," sahut Naruto. "Aku akan melakukannya."
"Kalahkan aku dulu, dobe," ucap Sasuke dengan intonasi yang terkesan tidak serius.
Perasaan Sasuke terasa menghangat. Ia merasa bahagia mendengar ucapan sang kekasih yang berniat melindunginya meski ia tak akan membiarkan Naruto melindunginya.
-TBC-
Author's Note:
Mulai minggu ini sampai pertengahan april author bakal hiatus dulu karena kesibukan. Jadi kemungkinan fanfict ini bakal diupdate beberapa minggu lagi.
Chapter selanjutnya bakal lebih panjang dari chapter ini.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro