Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Part 3

Naruto berjalan mengikuti Sasuke yang berjalan di depan nya dengan langkah tenang. Sasuke sendiri memperlambat langkah nya ketika ia mulai memasuki pusat kota. Dengan sendirinya, pria itu membaur di antara penduduk kota yang berjalan atau menaiki kuda di jalanan besar di kota itu, seolah pria itu juga merupakan penduduk kota.

Beberapa kali mereka berpapasan dengan gadis dan beberapa gadis itu seketika melirik ke arah mereka, lebih tepat nya ke arah Sasuke. Sasuke terlihat biasa-biasa saja dari belakang, namun sebetulnya ia merasa benar-benar tidak nyaman dengan tatapan yang ditujukan padanya. Beberapa orang mengernyitkan dahi melihat kondisi Naruto yang terlihat tidak wajar dengan luka serta memar di tubuh nya.

Sasuke melangkah menuju jalanan yang tidak begitu ramai mendekati perbatasan kota. Sasuke mempercepat langkah dan membuat Naruto merasa kewalahan untuk mengikuti nya. Tubuh nya masih terluka namun Sasuke memaksanya berjalan jauh.

Merasa tak kuat lagi, Naruto menghentikan langkah dan berkata, "Tolong tunggu aku sebentar."

Sasuke masih tetap melangkah dan membuat Naruto kembali berkata dengan suara yang lebih keras. Sasuke berhenti melangkah dan menoleh ke belakang.

"Ada apa?"

"Bisakah kita beristirahat sebentar? Tubuhku benar-benar sakit. Aku merasa tidak kuat lagi."

Sasuke berdecih kesal dan berjalan ke arah Naruto. Iris onyx nya mendapati memar di beberapa agian tubuh Naruto dan luka goresan pedang di tangan Naruto dengan darah yang mengering. Yukata Naruto bahkan telah basah akibat darah. Di kaki Naruto juga terdapat memar yang cukup parah.

"Berpikirlah seolah rasa sakit itu tak ada dan kau akan baik-baik saja," jawab Sasuke dengan nada dingin.

"Tidak bisa! Kakiku terasa seolah akan patah ketika kau memaksaku terus berjalan dan tangan ku berdenyut-denyut nyeri. Kau pasti belum pernah merasakan sakit hingga berkata seperti ini!" seru Naruto dengan suara meninggi.

Sasuke menatap Naruto dengan tajam dan membuat Naruto merasa terintimidasi. Sasuke tak suka banyak bicara, apalagi jika menyangkut kehidupan pribadinya. Namun ia juga tak suka ketika orang-orang memiliki persepsi yang salah terhadap dirinya.

"Jangan manja, Bocah. Aku pernah merasakan yang lebih parah dari yang kau alami saat ini."

Ucapan pria dihadapannya membuat Naruto merasa penasaran. Pria itu pasti sedang berbohong. Ia sudah melihat sendiri betapa kuat dan kejam ya pria itu. Ia sangat percaya jika pria itu yang membuat orang lain mengalami hal yang lebih parah dari yang dialami nya saat ini. 

Namun ekspresi wajah pria itu terlihat sangat serius. Tatapan nya tajam dan dingin, Naruto bahkan dapat menangkap kemarahan dan kebencian dalam sorot mata pria itu.

"Yang lebih parah? Yang seperti apa? Kau pasti berbohong!"

"Seseorang mematahkan beberapa tulangku dan menyerang titik vitalku hingga aku hampir mati." 

Tatapan Sasuke terlihat tajam dan penuh kebencian, namun seolah menerawang. Tanpa sadar ia bagaikan menggoreskan pedang di atas luka yang belum mengering, luka yang tak akan pernah mengering. Sasuke bahkan menyentuh dada nya sendiri yang berdenyut nyeri ketika ia mengingat masa lalu nya.

Naruto membelalakan mata nya. Jika seseorang membuat pria itu hampir mati, orang itu pasti sangatlah kuat. Ia merasa penasaran sekuat apa orang itu dan mungkin ia bahkan dapat menemui orang itu dan berkomplot untuk membunuh Sasuke. Ia harus mencari tahu mengenai orang itu.

"Benarkah? Aku jadi merasa penasaran dan ingin melihat seperti apa orang yang membuatmu seperti itu."

"Kau akan bertemu dengannya nanti."

Naruto terkesiap dengan jawaban Sasuke atas ucapannya. Semula Naruto berpikir bila pria itu akan menjawab dengan ucapan 'ini bukan urusanmu' seperti biasanya. Ia tak menduga bila pria itu menjawab ucapan nya.

Sasuke melirik yukata milik Naruto yang basah terkena darah dan luka di tangan nya yang dibiarkan begitu saja. Sasuke menurunkan ransel karung goni dengan penyangga kayu dan mengeluarkan beberapa barang.

"Kemarilah, lepaskan pakaianmu."

"Pakaian? Kau ingin melihat tubuhku? Tidak akan kubiarkan!"

"Aku tidak tertarik melihat tubuhmu." jawab Sasuke dengan datar. Ia mendorong punggung Naruto menuju balik pepohonan rimbun dan menarik yukata Naruto dengan paksa. Naruto menundukkan kepala hingga dagu nya menempel dengan dada nya serta menutup mata. Ia hanya memakai fundoshi saat ini dan merasa sangat malu.

Sasuke mengeluarkan kain dari tas nya dan membasahi kain itu serta mengelap darah kering di tangan Naruto. Naruto berjengit dan meringis saat Sasuke menekan luka itu sedikit keras sehingga darah kembali mengalir keluar.

"Sakit ..." desis Naruto ketika Sasuke menyentuh luka nya dengan kain.

"Diamlah atau aku akan memotong tanganmu agar tak terasa sakit."

Naruto menutup mulut nya dan menahan diri untuk tak mengeluarkan desisan. Ia mengulum bibir nya dan memejamkan mata. Ia dapat merasakan kain yang dililit di beberapa bagian tubuh nya yang terluka.

Sasuke menatap luka-luka di tubuh Naruto dan ekspresi Naruto yang terlihat kesakitan. Ia membalut kain dengan kasar dan kencang hingga Naruto meringis. Sasuke bukanlah seorang wanita yang akan merawat luka dengan lembut dan ia terpaksa merawat Naruto agar pria itu berhenti mengeluh.

Sasuke berhenti membalut luka-luka di tubuh Naruto dan mengeluarkan sepotong yukata milik nya sendiri yang telah ia cuci di sungai kemarin malam dan mengeringkan yukata itu dengan sinar bulan. Tangan Naruto terluka parah dan ia membalut luka itu dengan kencang sehingga ia yakin Naruto tak dapat mengangkat tangan nya sendiri untuk berpakaian. Dengan terpaksa Sasuke membantu Naruto untuk berpakaian.

Naruto membuka mata nya dan menahan diri untuk tak mengucapkan terima kasih. Yukata nya yang berlumur darah berada di tanah dan yukata milik pria itu telah melekat di tubuh nya. Tangan nya terasa sakit dan ia tak dapat mengangkat tangan sehingga diam-diam ia berterima kasih pada Sasuke yang membantu nya berpakaian.

Pakaian Sasuke terlalu besar untuk Naruto, yukata itu juga terlalu panjang. Namun Naruto tak dapat meminta pria itu menemani nya membeli pakaian baru dan ia bersyukur karena pria itu cukup memperhatikan kualitas pakaian. Yukata milik Sasuke berkualitas bagus dan terbuat dari sutra.

Sasuke tak mengatakan apapun dan kembali melangkah. Dalam hati ia merutuki kekonyolan yang dilakukan nya. Ia merasa dirinya telah melakukan hal yang tak perlu dilakukan dan merasa menyesal.

Naruto berusaha mempercepat langkah dan berjalan mengikuti Sasuke. Dari kejauhan terdengar suara ringkikan kuda, istal tempat kuda-kuda yang dijual telah terlihat.

Ketika Naruto dan Sasuke mendekati istal itu, aroma tak sedap dari kotoran kuda telah tercium. Naruto menutup hidung nya, ia merasa jijik dengan tempat itu. Di rumah nya dulu, terdapat sebuah istal dimana terdapat penjaga yang membersihkan istal itu untuk memastikan tak ada bau yang kurang sedap dari kotoran kuda.

"Bau sekali," keluh Naruto sambil menutup hidung nya dan menolak untuk mendekati istal itu.

Sasuke menarik bahu Naruto dan membuat pria itu meringis dan terpaksa mengikuti pria itu. Seorang pria tua berkulit coklat dengan rambut memutih menghampiri Sasuke dan tersenyum ramah.

"Tolong berikan kuda terbagus di tempat ini," ucap Sasuke. Ia melirik Naruto dan bertanya, "Kau bisa menaiki kuda?"

"Tentu saja bisa," J=jawab Naruto dengan penuh percaya diri. Sebetulnya ia merasa tidak yakin, tangannya terluka dan bahu nya memar akibat diinjak oleh ketiga orang yang mengincar koin koban nya.

"Apakah anda memerlukan dua kuda, Tuan?" Tanya pemilik istal itu.

"Tidak. Satu saja."

"Tolong berikan satu lagi untukku. Aku akan membayar nya," sergah Naruto.

"Jangan menyusahkanku lagi, Bocah Brengsek." Sasuke menatap Naruto dengan tajam.

Naruto dengan terpaksa mengangguk. Kalaupun ia bisa mengendarai kuda itu, ia tak akan bisa memacu kuda dengan cepat. Ia telah menyusahkan Sasuke hari ini dan ia terpaksa mengambil resiko untuk menaiki kuda yang sama dengan pria itu.

"Saya memiliki kuda yang cocok untuk anda, Tuan."

"Tolong pastikan kuda itu cukup kuat untuk mengangkut kami berdua dan mampu berlari cepat."

"Baiklah, Tuan. Silahkan tunggu sebentar."

Pria tua itu masuk ke dalam istal dan mengeluarkan seekor kuda berbulu coklat. Kuda itu meringkik keras dan pria tua itu melemparkan sedikit rumpur pada kuda itu. Kuda itu segera memakan rumput yang dilemparkan dengan lahap.

"Lihatlah, kuda jantan ini cukup sehat. Usianya delapan tahun dan sudah kulatih dengan baik. Aku menjual nya seharga tiga koban saja."

Sasuke memperhatikan kuda itu sejenak. Kuda itu terlihat terlalu kecil untuk kuda yang berusia delapan tahun. Ia memperkirakan bila usia kuda itu hanya sekitar lima tahun.

"Jangan menipuku. Usia kuda ini tak lebih dari enam tahun."

Pria tua itu terkesiap dengan ucapan Sasuke. Ia buru-buru menundukkan kepala dan berkelit, "Ah.. maafkan pria tua ini. Kuda yang saya deskripsikan berada di dalam istal. Tunggulah sebentar."

Pria tua itu kembali ke dalam istal sambil menggiring kuda coklat itu dan tak lama kemudian ia mengeluarkan sebuah kuda hitam. Kuda itu terlihat agak kurus dan lesu.

"Ini kuda yang saya deskripsikan tuan."

Kuda itu terlihat pasif dan diam saja ketika Sasuke mendekat dan mengelus kuda itu. Kuda itu sudah tua, mungkin juga sedang sakit. Pria tua ini benar-benar menjengkelkan dan Sasuke menahan diri untuk tak mengeluarkan pedang nya untuk mengancam pria itu. Sasuke tak ingin menarik perhatian.

Kota ini bukanlah kota yang menyenangkan bagi Sasuke. Sasuke bahkan takkan mau berkunjung ke kota ini bila tidak terpaksa. Kota ini dipenuhi dengan orang-orang brengsek yang berusaha menarik keuntungan dari wisatawan. Kota ini juga terkenal dengan tingkat kriminalitas yang sangat tinggi. Karena itulah Sasuke sangat meningkatkan kewaspadaannya. Bahkan sepanjang jalan ia terus meletakkan tangan nya di gagang pedang, bersiap mengacungkannya pada siapapun yang berani menganggunya.

Dulunya kota ini adalah sebuah daerah buangan tempat para kriminal diasingkan. Seiring berjalan nya waktu, pembangunan mulai meningkat di daerah sekitar dan bahkan sampai ke tempat ini. Tempat ini yang awal nya daerah tak berpenghuni berkembang menjadi desa dan menjadi kota miskin.

Mungkin Sasuke tak dapat sepenuhnya menyalahkan penduduk kota ini yang manipulatif dan brengsek. Leluhur mereka adalah kriminal dan pepatah 'buah jatuh tak jauh dari pohon nya' berlaku bagi mereka. Justru malah akan aneh bila kota ini dipenuhi dengan orang-orang baik bagaikan Buddha.

"Lagi-lagi kau berusaha menipuku, hn?"

"Menipu apa? Saya tidak menipu anda, Tuan."

"Kuda ini sudah tua dan akan mati sebentar lagi. sama seperti anda, Pak Tua." 

Pria tua itu menggeram dan mengepalkan tangan. Ia hampir bersorak gembira ketika Sasuke dan Naruto datang. Mereka berdua terlihat berasal dari keluarga bangsawan atau setidaknya keluarga samurai elit dan ia bisa dengan mudah mengeruk banyak keuntungan dari dua orang pria muda yang pasti tak akan sadar bila sedang ditipu. Namun dugaan nya meleset.

"Jangan berkata sembarangan! Aku bisa menuntutmu atau memanggil orang-orang untuk membunuhmu sekarang juga!" Bentak pria tua itu.

"Akulah yang akan terlebih dulu membunuhmu."

Pria tua itu menggerakkan tangan nya dan memberi kode. Enam orang pria berwajah sangar segera keluar dan memasang ekspresi meremehkan. Pedang terdapat di pinggang mereka semua dan mereka yakin bila mereka dapat mengalahkan kedua orang di hadapan mereka serta menguras seluruh harta dua pria muda yang terlihat memiliki banyak uang itu. 

Enam orang itu adalah keluarga pria tua itu dan mereka sejak tadi berjaga di semak-semak. Salah satu dari keenam orang itu tanpa sengaja melihat Sasuke dan Naruto yang hendak menuju tempat penjualan kuda. Ia kemudian segera melaporkan pada pak tua itu serta mempersiapkan siasat untuk mendapatkan uang.

Tanpa menunggu, keenam orang itu segera menyerang Sasuke dan Naruto. Sasuke menempelkan punggung nya dan berusaha melindungi Naruto ketika enam orang itu menyerang nya.

Enam orang itu berilmu rendah, namun memiliki kecepatan tinggi. Sasuke merasa kesulitan harus bertarung sambil melindungi seseorang, karena itulah ia lebih memilih pekerjaan membunuh jika bisa.

Sasuke mengeluarkan kedua pedang nya dan menangkis serangan dua pedang sekaligus. Keenam orang itu terkejut dengan teknik berpedang pria di hadapan nya yang tak lazim. Jika dilihat dari cara bertarung dan cara memegang pedang, terlihat jelas bila Sasuke sudah berpengalaman.

Salah seorang dari keenam orang itu mengambil kesempatan untuk menyerang sisi kanan Sasuke yang tak terjaga, namun Sasuke segera menangkis pedang itu sebelum menyentuh tubuhnya dan mendorong pedang itu dengan kasar. Ia memperhatikan gerakan pria itu dan mendapati celah di sisi kiri.

Dengan cepat Sasuke menusuk bahu kiri pria yang hendak menyerang nya hingga ujung pedang nya menembus tubuh dan terdengar erangan kesakitan. Pria itu berusaha menendang tubuh Sasuke dengan kakinya dan Sasuke mengelak dengan cepat sebelum kaki itu mengenai tubuh nya.

Sasuke menarik pedang dengan cepat dan mudah meskipun sebetulnya pedang nya menembus tulang. Pria yang telah tertusuk pedang itu menjerit sambil memegang bahu nya dengan satu tangan dan Sasuke dengan kasar menginjak bahu kiri pria itu sehingga darah bermuncratan dan tulang pria itu remuk.

Kelima orang lain nya merasa marah dengan perbuatan Sasuke dan menyerang dengan membabi buta. Gerakan mereka semakin cepat dan Sasuke terus menerus menangkis. Salah seorang dari mereka mengarahkan pedang pada Naruto dan hendak menargetkan nya pada Naruto.

Namun Sasuke melompat dan segera menendang kepala pria itu dengan keras sebelum pedang nya berhasil menyentuh Naruto. Tendangan Sasuke cukup keras dan membuat pria itu menyentuh kepalanya.

Kelima pria itu kembali menyerang Sasuke dan Sasuke berusaha melindungi Naruto di belakang punggungnya. Dengan gerakan tubuh, ia melarang Naruto yang telah mengeluarkan pedang nya untuk ikut bertarung. Lima orang itu cukup lemah baginya, namun terlalu kuat bagi Naruto.

Salah seorang dari pria itu kembali mengincar Naruto saat Sasuke sedang lengah dan Sasuke menangkis pedang pria itu. Namun Sasuke terlambat menangkis pedang yang diarahkan pria yang berdiri di depannya dan ujung pedang itu mengenai lengan kanan Sasuke.

Lengan Sasuke mengucurkan darah dan rasa nyeri mengerogoti lengan Sasuke. Namun ia tak mempedulikan rasa sakitnya dan menggunakan pedang di tangan kirinya untuk memotong pergelangan tangan pria yang sedang memegang pedang yang tertancap di lengan kanannya dengan cepat.

Pria itu menjerit dan tak sempat menghindar ketika Sasuke mengerakkan pedang. Ketika ia tersadar, darah telah mengucur dan pergelangan tangan kanan nya telah tertebas. Telapak tangan yang memegang pedang telah tertebas dan jatuh di tanah.

"Tolong tarikkan pedang di lengan kananku."

Naruto tersentak dan menatap pedang itu. Sasuke terlihat tidak sabar dan Naruto segera menarik pedang itu sehingga darah Sasuke menetes dan membasahi pakaian serta menempel di mata pedang.

Sasuke tak menghiraukan rasa sakit di lengan nya. Ia kembali melompat dan menginjak kepala salah seorang pria serta menebas lengan salah seorang pria lain nya memegang pedang. Pria itu segera tumbang dengan darah membanjir membasahi tanah dan Sasuke melompat turun dengan cepat. Ia berada di belakang ketiga pria itu dan menusuk titik vital di bagian perut dua orang dari ketiga pria itu serta menarik pedang nya. Merasa tak puas, Sasuke menusukkan pedang di titik vital bagian lain dan membuat dua pria itu sekarat.

Seorang pria yang belum terkena serangan berarti dari Sasuke segera menjatuhkan pedang nya dan mengangkat tangan. Ia berlutut dan berkata, "Aku menyerah. T-tolong jangan membunuhku."

Sasuke berdecih kesal dan hendak mengarahkan pisaunya untuk menebas kepala pria itu. Namun Naruto segera menghentikan tangan Sasuke dan menggelengkan kepala.

"Menyingkirlah. Ini bukan urusan mu, Bocah Penganggu."

"Bukankah kau bilang ingin meninggalkan kota secepat mungkin?"

"Bodoh!" bentak Sasuke dengan kesal. Pria tua itu jelas mendengarkan ucapan Naruto dan bisa saja melapor pada pihak berwenang. Tak ada pilihan selain membunuh demi menghilangkan saksi.

Sasuke menggerakan tangan nya yang berdenyut nyeri dan bergumam, "Katon : Gokakyuu no Jutsu."

Api segera keluar dari bibir Sasuke dan membakar tubuh ke enam orang yang telah menyerang nya dan membuat Naruto terbelalak orang itu berteriak kepanasan dan tubuh nya terbakar.

Naruto tak pernah melihat teknik seperti itu, namun api itu nyata. Ia bahkan dapat merasakan panas nya api itu dari tempat nya berdiri. Pria tua penjual kuda itu menjerit dan hendak berlari untuk menyelamatkan diri. Namun emosi telah menguasai Sasuke dan ia menggunakan teknik mata walaupun ia tak ingin menggunakan nya saat ini.

" Amaterasu."

Api hitam dalam jumlah banyak muncul dan mengejar pria tua itu. Pria tua itu tak mampu menghindar dan terbakar oleh api hitam itu. Kuda-kuda di dalam istal meringkik keras ketika menyadari ada nya api dan Sasuke segera berjalan ke dalam istal tanpa memedulikan Naruto yang masih berdiri mematung.

Tatapan Naruto tertuju pada api hitam yang kini mulai berbalik arah dan menuju ke arah nya. Naruto segera menghindar dan berlari ke arah Sasuke, namun api itu menuju ke arah enam orang sekarat yang telah terbakar dan membakar mereka semua hingga menjadi abu dalam waktu cepat.

Api hitam itu perlahan padam ketika seluruh target telah binasa dan Naruto terdiam. Api itulah yang dilihatnya saat rumah nya terbakar. Kini rumah nya bernasib sama dengan keenam orang yang telah menjadi debu itu.

Banyak kuda berlarian keluar dari istal dan tak lama kemudian muncullah Sasuke yang naik ke atas salah satu kuda berwarna putih yang terlihat lebih baik dibandingkan kuda-kuda lain nya.

"Cepat naik."

Naruto bergidik ngeri mendengar suara baritone yang memanggil nya. Naruto tak berani menolak dan ia segera naik ke atas kuda dengan bantuan Sasuke dan duduk di depan Sasuke.

Sasuke memacu kuda meninggalkan tempat itu seolah tak terjadi apapun. Di tempat itu tersisa ceceran darah sisa pertarungan yang masih segar dan kuda-kuda yang telah dibebaskan nya berlarian meninggalkan tempat itu. Hari ini Sasuke telah mencabut beberapa nyawa dan memusnahkan sebuah keluarga.

Kuda berlari dengan cepat seiring dengan Sasuke yang memecut kuda itu dengan keras. Kuda itu meninggalkan kota dan memasuki hutan yang tak jauh dari istal itu dengan kecepatan tinggi. Setelah memasuki hutan, Sasuke memperlambat kecepatan laju kuda itu.

Mata Sasuke terasa sakit seolah tertusuk. Pandangan Sasuke sedikit kabur dan tubuh nya lemas akibat terkena serangan dan menggunakan beberapa teknik mata dalam waktu berdekatan. Saat ia memasuki istal, kepala nya berkunang-kunang. Ia takut bila ia menjadi buta sebelum berhasil bertemu dengan Itachi dan membalaskan dendam nya. Karena itulah Sasuke berusaha meminimalisir penggunaan kekuatan mata dan melatih teknik-teknik ninjutsu lain nya.

Sasuke tanpa sadar menyandarkan kepala nya di bahu Naruto dan membuat Naruto terkejut. Sejak Sasuke keluar dari istal, ia terlihat lelah dan lemas. Ia merasa sedikit bersalah dan tak pernah mengira bila Sasuke berniat melindungi diri nya hingga membuat lengan nya terluka.

"Apakah aku menyusahkanmu?" ucap Naruto dengan sangat pelan sambil menepuk telapak tangan Sasuke yang menyentuh pecut kuda.

"Sangat."

Naruto melirik ke belakang dengan ekor mata nya. Wajah Sasuke sedikit pucat dan mata nya terpejam. Inilah kesempatan sempurna bagi Naruto untuk membalaskan dendam pada Sasuke dan membunuh pria itu.

Namun sebagian dari diri Naruto menghentikan nya untuk menarik pedang nya sendiri dan menyerang Sasuke. Sasuke sedang lemah saat ini dan pria itu baru saja melindunginya dua kali. Walaupun ia bisa membunuh pria itu, bukan berarti ia akan bertahan hidup.

Pengalaman yang didapat nya hari ini membuatnya merutuki pemikiran bodohnya yang berniat mengandalkan samurai untuk melindungi diri nya tanpa bersusah payah mempelajari ilmu berpedang atau ilmu bela diri. Ia harus mencuri teknik pria itu dan menjadi kuat sehingga dapat melindungi diri nya sebelum memutuskan untuk membunuh Sasuke.

"Kau memiliki sebuah janji padaku."

"Hm?"

"Kau berjanji untuk memberitahu nama mu jika kita bertemu lagi. Karena itu aku ingin tahu siapa namamu."

"Sasuke."

"Eh? Sasuke? Nama mu hanya itu saja?"

Sasuke tak sepenuh nya berbohong. Uchiha telah musnah dan yang tersisa hanyalah diri nya dan Itachi. Sejak kejadian enam tahun lalu, Sasuke telah memutuskan untuk menyebut diri nya hanya sebagai Sasuke tanpa embel-embel Uchiha karena mengingatkan nya akan Itachi dan membuat nya risih harus berbagi nama keluarga yang sama dengan bajingan itu. Lagipula ia tak sepenuhnya mempercayai Naruto.

"Maafkan aku karena berkali-kali menyusahkanmu. Aku akan berusaha menjadi lebih kuat."

"Mulai besok aku akan melatihmu," ujar Sasuke dengan ekspresi datar.

Naruto terkejut dan ia mengira bila ia salah mendengar kalimat. Tak mungkin Sasuke berniat melatih diri nya yang jelas-jelas merupakan musuh nya. Menghabiskan beberapa hari bersama pria itu membuatnya sadar bila pria itu cerdik dan pintar.

"Apa?"

"Besok aku akan melatihmu, Bodoh."

Naruto hampir menyuarakan kegembiraan nya saat ini. Dalam hati ia menjerit kencang, ia akan berusaha mengobservasi Sasuke dan menemukan kelemahan pria itu serta mencuri semua teknik nya. Jika perlu, ia akan mencuri kemampuan mengeluarkan api dari mulut ataupun membuat api hitam yang dimiliki Sasuke. Ia harus menjadi lebih kuat secepat mungkin dan segera membunuh Sasuke agar arwah kedua orang tua nya dapat tenang setelah dendam mereka terbalaskan.

-Bersambung-


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro