Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Missqueen Wannabe

Alexandria Ailee; Queen of Dior, Princess of Chanel, Goddess of Louis Vuitton, dan orang memanggilnya brand berjalan. Sembilan puluh persen dari hidupnya hanya dihabiskan untuk shopping, shopping, dan shopping. Sangat berfaedah saudara-saudara.

Menjadi anak tunggal dari seorang Thomas Oentoro Pramudibyo, membuat Alexa hidup sangat berkecukupan. Apa itu 'susah'? Sejenis makanan rakyat jelata, kah?

Bahkan, rakyat jelata di dalam rumahnya pun kesulitan untuk mengenal kata susah. Ingin shopping di mal menjelang lebaran? Tenang ... Alexa dengan senang hati menutup mal, agar para asisten rumah tangganya bebas dari antrean yang berdesakan.

Alexa tidak mengenal kata 'susah'. Apa pun yang dia inginkan, gadis itu hanya perlu menjentikkan jari lentiknya.

Voilaaaaa .... Paman Jin akan mengabulkan semua keinginannya.

Untuk kalian yang masih isi botol sampo dengan air di akhir bulan? Hus! Hus! Sana jauh-jauh! Alexa A-L-E-R-G-I.

Hingga suatu hari, Paman Jin meninggalkan Alexa. Kartu gesek ajaib yang selama ini menjadi jimat shopaholic Alexa ditarik oleh ayahnya. Tak cukup sampai di situ, The Queen harus angkat kaki dari istana megah dan menggembel di apartemen seukuran kamar di rumahnya dulu.

Bye-bye, My Queen. Welcome, MisQueen Wannabe.

Akhir kisah dari Queen of Dior. Alexa harus terdampar di antah-berantah, sebut saja tempat ini sebagai ... kantor?

Alexa membenahi kaca mata hitam yang bertengger di hidungnya. Menatap silau ke atas pada gedung tinggi yang sebentar lagi ia jajaki. "Fiuhhhh ... Welcome, Babu!" ucapnya sembari mengibaskan tangan seolah kepanasan. Menegakkan kepala dan mengibaskan rambut indahnya, Alexa melangkah mantap. Pertempurannya akan segera dimulai.

"Permisi," ucap malas Alexa ketika sampai di meja resepsionis. "Saya Alexa, ada janji bertemu untuk interview hari ini."

Seumur hidup, Alexa tidak pernah bermimpi bahwa dia—Alexandria Ailee—akan melamar pekerjaan. Oh, God! Koleksi tas bermerek di kamarnya sekarang pasti sedang tertawa. The Queen akhirnya menjadi babu. Benak Alexa tertawa miris.

Alexa sepintas melirik penanda nama tertulis 'Dewi' di dada resepsionis yang sedang sibuk mengonfirmasi kedatangannya, lalu beralih pada anting Chanel yang dikenakan. Alexa membuang pandangannya dan berdecih. Cukup sekali lirik, Alexa sudah tahu kalau itu adalah Chanel palsu.

Hello .... Ingat! Dia adalah Princess of Chanel. Jangan ragukan kemampuannya mengenali barang orisinal. Anggap saja Alexa lupa menyematkan kata 'Mantan' untuk sebutannya sebagai Princess of Chanel.

"Ibu Alexa! Baru saja sudah saya konfirmasi. Ibu Alexa bisa langsung ke bagian HRD di lantai tujuh. Di sana juga sudah ada beberapa kandidat yang datang untuk interview."

"What? Kandidat lain? Jadi, gue harus bersaing? Dengan rakyat jelata? Holy crap, Dewa Neptunus!" Alexa tersenyum kecut.

Sebenarnya, Alexa bisa saja membuka butik atau bekerja sebagai model, atau sebagai vlogger, atau selebgram mungkin? Hanya saja, si tunangan sialan mengharuskannya bekerja menjadi karyawan kantoran sebagai syarat pernikahan mereka. Jadilah Alexa di sini, bersama delapan orang rakyat jelata yang memandanginya bagai alien.

Acungkan jari tengah untuk tunangan tercinta!

"Alexandria Ailee."

Alexa mendongak, merasa namanya dipanggil. "Iya, saya."

"Silakan Ibu Alexa naik ke lift di ujung sana." Sekretaris HRD menyerahkan berkas pada Alexa, lalu menunjuk ke arah lift yang ada di ujung ruangan. "Ke lantai paling atas ya, Bu. Langsung ke ruangan CEO."

Alexa hanya tersenyum tipis, lalu berjalan anggun menuju tempat pembantaian harga diri. Ingatkan dirinya untuk tidak sombong kali ini sebagai calon babu korporat.

***

Uwuuuuuu ....

Mata Alexa berbinar melihat satu-satunya makhluk di ruangan.

HOT, cek.

Handsome, cek.

Peluk-able, cek.

Tapi ....

"Kamu mau jadi maneken, berdiri saja di situ?"

GALAK! Ugh, mulutnya lebih pedas dari Bon-Cabe level lima belas.

"Seingat saya, lowongan yang tersedia di perusahaan ini adalah Personal Assistant CEO, bukan lowongan menjadi model." Bapak CEO memundurkan kursi agungnya, menyatukan kedua tangannya di atas lutut yang menyilang, lalu menatap tajam pada Alexa.

Alexa masih mematung di tempat. Syok! Mulutnya terbuka dan matanya berkedip tidak percaya. What the hell! Buang jauh-jauh gambaran Mr. Grey yang tadi ada di otaknya. Manusia di hadapannya ini, fix, titisan setan alas!

"Apa yang salah dari diri saya, Pak?" Jiwa pemberontaknya meronta. Menurut Alexa, dia sudah berpakaian sesopan mungkin hari ini; celana edisi terbatas dari Gucci, kemeja putih semi transparan keluaran House of Versace, tas mungil Hermes, dan jangan lupakan high heels kuning menyala 15 senti keluaran terbaru dari LV. Dresscode of interview ala Alexandria Ailee. MANTAP!

CEO setan alas berdecak. Dia berdiri. Kedua tangannya masuk ke saku celana. Perlahan, tapi penuh pengamatan setan alas berjalan mengelilingi tubuh Alexa. Dari jarak yang hanya sejengkal tangan ini, setan alas dapat mencium aroma yang menguar dari tubuh Alexa. Kalau dia tidak salah tebak, ini adalah aroma Clive Christian Imperial Majesty. Persis milik ibunya. Jelas! Yang di sampingnya ini bukan gadis biasa. Sedikit tersenyum simpul, CEO setan alas mengambil berkas yang ada di tangan Alexa, kemudian berhenti dan bersandar pada meja mewah kebanggaannya.

Alexa semakin menautkan alis. Apa yang aneh dari penampilannya? Kalau dia lebih modis dari pelamar yang lain, ya bukan salahnya dong! Seorang Queen mana bisa disamakan levelnya dengan kaum jelata.

"Kamu sedang endorse?"

"Hah? Maksud, Bapak?" Alexa mengerjap bingung. Endorse? Enak saja dibilang endorse. Apa si setan alas ini tidak tahu kalau Alexa adalah customer VVIP?

"Sedang jadi toko berjalan?" Setan alas tak lagi memandang Alexa, ia lebih tertarik membuka lembar demi lembar file yang sudah berada di tangannya.

"Saya tidak mengerti maksud Bapak."

CEO setan alas menggeleng. Apa yang bisa dia harapkan dari cewek tulalit semacam ini? Dengan saksama, si Bapak CEO membaca berkas tentang Alexa. Tidak ada yang menarik. Berkas ditutup.

"Keahlian kamu apa?"

Akhirnya, keluar juga pertanyaan berbobot untuknya. Alexa excited. "Saya ahli mencari informasi ter-update. Bapak tahu? Setiap brand kesayangan saya launching produk terbaru, saya pasti yang paling awal tahu. Dan selalu jadi lima pembeli pertama." Senyum bangga gadis itu tak malu-malu ditunjukkan.

Bapak CEO menahan napas.

"Tahan ... tahan ..., sabar."

"Saya juga orang yang gigih, pantang menyerah."

"Mmhhh .... " Bapak CEO bersedekap, menyilangkan kaki dan menganggukkan kepala. "Iya, kan dulu. Dengarkan dulu."

"Bapak tidak percaya? Bapak bisa telepon toko langganan saya kalau mau bukti." Alexa menyodorkan ponsel.

Sekarang, giliran si Bapak CEO setan alas yang tidak mengerti maksud dari Alexa.

Alexa mendengkus melihat ekspresi bingung setan alas.

"Tulalit gini, kok bisa sih jadi CEO?"

"Bapak bisa tanya ke manajer tokonya, seberapa sabar dan gigihnya saya mencari produk yang saya mau. Saya bisa lho bertahan hingga lima belas jam hanya di satu toko agar dapat apa yang saya cari, Pak."

Ok. Cukup! Mungkin si Tuan Grey palsu butuh ember untuk muntah? Si Bapak CEO menggeleng kepala. Ia menarik tangan Alexa, membawa gadis itu ke arah pintu, lalu mendorong pelan punggung Alexa agar gadis aneh itu keluar dari ruangannya.

"Alexa!"

"Iya, Pak?"

"Welcome to the jungle."

[Tuh, Kan. Sudah sederhana aku tuh, Pak Arland 💅💋]

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro