7. Namun Jalan Masih Berliku
"Nggak Ibu buat apa aku tanya sama Arka, aku yakin jawabannya Ganen tak bahagia dengan istrinya, alasan laki-laki kan sama semua seperti itu saat ketahuan nikah lagi, lalu jika tak bahagia mengapa mencari di luar? Mengapa tak mengusahakan bahagia di rumahnya sendiri?"
"Bisa jadi memang istrinya yang membuat dia seperti itu, membuat dia tak nyaman di rumahnya, terus terang Ibu tak percaya jika Nak Ganen laki-laki brengsek."
"Saat laki-laki memilih seorang wanita untuk dijadikan istri seharusnya sejak awal itu sudah meyakinkan hatinya bahwa wanita yang ia pilih akan mendatangkan kebahagiaan atau jika tak bahagia ya harus bertahan kan itu sudah pilihannya, diyakinkan saja bahwa akan ada bahagia dalam perjalanan rumah tangganya kalau tidak bisa mengapa juga dinikahi, kan aku yakin Bu wanita itu pilhan Mas Ganen sendiri, masa milih sendiri lalu nggak cocok kan lucu."
"Kita kan tidak tahu kisah dibalik itu Lila, mereka orang kaya, pasti ada apalah dibalik kisah rumah tangganya kita tak pernah tahu, orang kaya kan kebanyakan anaknya dijodohkan dengan orang-orang yang kekayaannya setara, takut rugi juga kan biasanya mereka, itu yang perlu kamu tahu Lia, siapa tahu Nak Ganen juga dijodohkan dulunya."
"Dan aku memang tidak mau tahu Ibu, aku hanya berpikir bagaimana agar aku, ibu dan anakku bertahan hidup, aku mau membuka cabang spa di sini, aku akan konsen pada perawatan wajah dan tubuh wanita, aku mulai mengumpulkan modal, atau kalau memang kurang aku akan mengajukan kredit di bank."
"Mintalah bantuan Arka, Lila, jika kesulitan masalah keuangan."
"Tidak ibu, aku tak mau tergantung pada Arka karena balas budi itu berat, iya kalau Arka tulus kalau nggak?"
"Lilaaa, dia loh teman lama kamu bahkan sahabat kalian sudah kayak sodara, aku yakin dia tulus."
"Tapi Arka tetap ingin menikahiku Bu, jika aku terlalu tergantung padanya maka aku akan sulit menolak jika ia ingin menikahiku, sedang aku tak bisa menerima dia sebagai suamiku, makanya aku nggak mau berhutang budi pada dia."
"Iya juga ya."
"Yah dan aku tak pernah berpikir untuk menikah lagi, cukup sekali, aku tak mau menyakiti hatiku sendiri lagi, ada anak yang bisa bikin aku kuat dan pastinya doa ibu yang bisa membuat aku semakin tegar, bukan aku tak butuh laki-laki tapi kenyataannya laki-laki yang justru membuat aku hampir terpuruk."
.
.
.
Ganen menatap tajam laki-laki di depannya, laki-laki yang lebih muda darinya menjelaskan panjang lebar progres pekerjaannya selama beberapa bulan terakhir. Laki-laki yang tak tahu datangnya dari mana, menjadi orang yang ada diantara dirinya dan Mayoka juga antara dirinya dan Lila. Pencariannya masih panjang, ia ingin tahu ada apa antara laki-laki ini dengan Lila, rasanya tak mungkin baru kenal kalau melihat ia bisa leluasa ikut bertanggung jawab pada salon dan spa milik Lila.
"Itu penjelasan saya Pak Ganen, mungkin ada yang ingin didiskusikan dengan saya?"
Dan Ganen terhenyak dari lamunannya, ia mengangguk.
"Cukup jelas, biar nanti istri saya yang akan bertanya pada Anda langsung jika ada yang kurang ia mengerti karena ia masih sibuk di ruangannya dari tadi tidak kunjung ke luar. Arka berusaha bersikap wajar dengan cara tersenyum dan mengangguk.
Tak lama terdengar suara hentakan sepatu dan Mayoka duduk di sebelah Ganen. Ganen menoleh tanpa ekspresi.
"Pak Arka sudah presentasi tadi silakan kau tanya langsung, aku masih ada kerjaan yang lain, kau terlihat lelah, mungkin proyek kali ini benar-benar menguras tenagamu sampai matamu masih terlihat mengantuk dan bajumu tumben terlihat acak-acakan."
Ganen bangkit, pamit pada Arka dan meninggalkan Arka berdua dengan Mayoka.
"Suamimu terlihat marah, perasaanku jadi tak enak, aku yakin ia tahu sesuatu tentang kita, apa aku bilang dari tadi jangan di ruanganmu jika kau ingin, kamu tidak bisa cepat, dan penampilanmu jadi tak sempurna, belum lagi membersihkan yang tercecer di sana. Di meja kerjamu."
"Tidak, dia tak tahu apa-apa tentang kita, ia hanya tahu jika aku punya seseorang, biar saja toh sama dengan dia kan?" Mayoka berusaha berbohong pada Arka, meski sebenarnya Ganen telah tahu ada yang tak beres antara dirinya dan Arka, Mayoka tak peduli lagi toh sekalian saja rumah tangganya dihancurkan bersama-sama. Meski dia sendiri sampai sekarang masih belum tahu wujud wanita yang bisa membuat Ganen jatuh cinta, ia benar-benar penasaran seperti apa wanita yang telah berani mengambil cinta dalam hati Ganen.
Keduanya kaget saat tiba-tiba saja pengawal setia Ganen ada diantara mereka.
"Aku tahu apa yang terjadi diantara kalian, tapi bos belum tahu pastinya, ini kan!?"
Hercules meletakkan sebuah foto, terlihat mereka saling cium penuh napsu di depan sebuah unit apartemen. Wajah Mayoka berubah pucat sedang Arka berusaha tenang.
"Kau ... dari mana ini?"
"Hahahah siapa duluuu Herculees, apa ini mau saya sebar agar ibu diturunkan paksa dari posisi ibu, biar sekalian orang-orang direksi tahu dan ibu dimakzulkan."
"Jangan mengancam kami! Aku bisa bertindak kasar!"
Hercules menatap dingin mata Arka yang berani menggertaknya. Ia dekatkan wajahnya ke wajah Arka.
"Hei bocah! Kau tak tahu siapa aku? Aku lama hidup di jalan, di penjara juga, kau mau menggertak aku, aku bisa saja menggantungmu besok pagi di depan pos satpam dengan posisi terbalik dan mata melotot."
"Pergilah, aku tahu maumu, nanti temui aku di ruanganku." Mayoka memegang lengan Hercules. Hercules berlalu dari hadapan dua orang yang terlihat khawatir.
"Kau jangan menggertaknya, kau tak tahu siapa dia, kau akan mati tanpa bekas jika berhadapan dengan dia."
"Aku tak takut, aku tak mau kau membayarnya dengan harga tinggi, jika dia macam-macam akan aku habisi duluan dia."
"Jangan Arka, aku tak mau kau mati sia-sia, kau belum tahu jika dia terbiasa membunuh orang di masa lalu, kau jangan anggap enteng dia."
Hercules tersenyum mengejek dari balik pintu ruang meeting, dalam hati dia geram karena tak tahan ingin menghabisi nyawa Arka, laki-laki yang telah menyakiti tuannya yang sabar dan hanya bisa diam menyaksikan kegilaan Arka dan Mayoka.
Kau belum tahu aku anak ingusan akan aku buat kau melihat bagaimana aku menguliti tubuhmu dan merasakam sakitnya saat aku congkel matamu, kau menantang aku heh? Belum tahu siapa Hercules? Hehe akan aku buat kau menyesal telah meremehkan aku ...
Hercules melangkah meninggalkan tempat yang membuat darahnya mendidih, meski Ganen tak menyuruhnya dalam hati ia berniat akan membunuh Arka jika saatnya tiba.
💔💔💔
25 Oktober 2021 (23.45)
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro