5. Tak Percaya tapi Nyata
"Ah nggak Arka kau sudah kayak kakak bagi aku, aku nggak ada rasa apapun sama kamu sejak dulu."
Ada denyut nyeri di dada Arka saat Lila mengucapkan kata itu, ia sadar jika hanya dirinya yang sangat mencintai Lila tapi tak ada rasa yang sama dalam degup dada Lila.
"Nggak gitu Lila, setidaknya anakmu punya papa saat dia lahir, gimana perasaan anak kamu saat dia semakin besar nanti ternyata dia tak sama dengan teman-temannya yang lain?"
"Aku akan melatih anakku dengan kekuatan yang sama seperti aku, aku ingin kau mendukungku tapi tidak sebagai suamiku, rasanya nggak mungkin Arka, aku memaksakan diri menerimamu meski itu demi anakku."
"Jangan cepat mengambil keputusan, kita lihat saja nanti saat anakmu lahir, aku yakin kau akan berpikir lain."
"Yah kita lihat saja nanti, karena saat ini aku nggak mikir yang lain, hanya gimana caranya aku lupa pada Mas Ganen, meski cintaku sangat besar padanya tapi kan nggak mungkin aku lanjut, akan jadi cerita tak sedap dan noda dalam hidupku jika aku menjadi wanita kedua."
"Ayo masuk Lila, udara semakin dingin di luar, kita ngobrol di dalam saja, mungkin aku di sini dua hari, aku nginap di hotel dekat sini."
"Kamu gak ada kerjaan?"
"Ada sih tapi aku sudah dapat ijin khusus karena Nemani kamu."
"Kamu bisa aja Arka."
Dan Arka menjadi lega saat melihat Lila tersenyum, ingin rasanya ia memberi tahu Ganen jika dua wanitanya ada dalam genggamannya.
.
.
.
Ganen hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya saat melihat foto-foto Mayoka dan Arka yang lebih jelas lagi, entah bagaimana caranya Hercules mendapatkan foto-foto keduanya sesaat sebelum masuk ke salah satu unit apartemen paling mewah di kota itu. Keduanya terlihat berciuman dibeberapa foto yang diperlihatkan oleh Hercules.
"Sayang saya gak dapat foto-foto saat mereka di dalam unit Bos, pasti asik, apalagi yang dilakukan dua orang laki-laki dan wanita, di luar unit saja sudah berciuman panas apalagi di dalam unit pasti pake acara ngulet-ngulet kayak ulat kepanasan hahahah."
"Sudahlah, ck kamu ini tumben semangat sama yang gitu itu, nggak usahlah yang di dalam, kau juga tahu mereka akan melakukan apa saja, ini sudah lebih dari cukup, ini akan aku pegang sebagai bukti jika Mayoka bertindak macam-macam padaku.
"Maaf bos saya nggak suka sama laki-laki itu yang selalu diam-diam menatap sinis pada bos, saya kan selalu ada di sekitar bos jika ada meeting di luar, atau saat meninjau proyek, sejak awal saya curiga dia menatap terus pada nyonya dengan tatapan aneh, sedang pada bos sering menatap diam-diam dan terlihat marah.
Ganen mengerutkan keningnya.
"Masa? Aku nggak ada urusan sama dia kok, gak punya masalah dan nggak kenal sebelumnya, hanya sebatas kerjaan karena memang di proyek yang baru perusahaanku pake jasa perusahaan tempat dia kerja."
"Entahlah, saya selidiki lagi bos ya?"
"Enaknya gimana aku percaya kamu."
.
.
.
"Kamu dah dua hari di sini Ka, kamu nggak pulang?"
"Kamu nggak suka aku di sini, Lila?"
Arka yang saat itu duduk di ruang makan berdua dengan Lila hanya bisa menatap wajah wanita cantik yang kini terlihat semakin cantik sejak dia hamil. Rasanya ia tak ingin kembali, kalaupun kembali menemui Mayoka hanya karena ada hal yang harus ia capai dan harus ia hancurkan.
"Bukaaan, kamu kan kerja, kalo selalu Nemani aku kan jadi pengangguran kamu, kerja nggak berkah nanti."
Arka terkekeh, ia acak rambut bagian depan Lila hingga Lila menepis tangan Arka sambil tersenyum.
"Aku hanya ingin kamu baik-baik saja, jadi lega juga sudah menemani kamu ke dokter kandungan, memastikan kamu dan calon anakmu baik-baik saja."
"Makanya kan sudah, jadi balik kerja aja dulu, dan aku minta tolong sama Sheren jangan lupa cek semua yang dibutuhkan di salon dan spa jangan sampai keadaan nggak baik-baik saja saat nggak ada aku."
"Aku sudah meeting kok sama orang-orangmu dan semua beres, tenang aja, aku yakin semua bisa diatasi, ada akuuu."
"Makasih Ka."
"Ok, malam ini aku balik dulu, jaga diri baik-baik ya Lila, aku pasti balik lagi Minggu depan ya."
"Aduuuh jadi ngerepotin kamu beneran, udahlah nggak usaaah."
"Nggak ada penolakan!"
.
.
.
Mayoka terlihat resah, selama dua hari pergi Arka sama sekali tak menghubunginya, ia telepon berulang tapi tetap tak ada respon.
"Ah dia ada urusan apa? Sampai tak sempat menelepon aku bahkan menjawab teleponku pun tak sempat."
"Kau sama sepertiku? Kehilangan sesuatu?"
Seketika wajah Mayoka terlihat kaget dan pias. Ia genggam erat ponselnya.
"Heh aku bukan kamu yang diam-diam ..."
"Ini." Ganen melempar satu foto dari sekian banyak foto yang saat ini ia simpan dengan aman. Mayoka secepatnya meraih foto itu dan wajahnya semakin pucat tak karuan.
"Kita sama Mayoka, sama-sama menyimpan rahasia kita diam-diam hanya bedanya aku lebih memikirkan urusan kelak, jadi aku tak berzina, aku bohong padamu aku akui tapi semua karena sejak awal kita sudah salah, sedang kau, kau malah asik dengan laki-laki yang lebih muda, aku paham kau tak pernah aku puaskan jadi kau mencarinya di luar dan mendapatkan itu dari laki-laki yang lebih muda itu, harusnya kau bilang padaku jadi kita bisa berpisah baik-baik."
"Tidak! Tidak pernah ada kata cerai!"
"Jadi kau mau tetap berhubungan dengan laki-laki itu tapi juga tetap mau jadi istriku?"
"Tak akan pernah kau bisa bebas memiliki entah siapa perempuan itu, aku tak mau tahu, aku tak mau berpikir lebih, yang penting kau harus tetap jadi suamiku sedang urusanku dengan dia tak usah kau ikut campur."
"Baik, jika itu maumu, maka kau juga tak usah ikut campur jika aku akan lebih memikirkan wanitaku, sejak awal kita sudah salah memulai jadi mari kita hancurkan bersama-sama rumah tangga ini, maaf jika untuk selanjutnya aku akan lebih sering di rumah satunya, rumah yang aku beli dari jerih payahku bukan hasil mencuri dari harta keluargamu, jika kau dan Maxi mau datang silakan."
Mayoka menggeleng dengan keras.
"Tidak, kau tak boleh keluar dari rumah ini aku tak mau terlihat mengenaskan di mata orang-orang, kau tak boleh pergi."
"Lalu kau akan terus bersama laki-laki itu sementara aku akan kau kekang tak boleh ke mana-mana? Tidak, aku bukan laki-laki bodoh yang bisa kau ikat, sekuat apa kau menahanku, sekuat itu pula keinginaku untuk pergi karena sudah tak ada yang bisa diselamatkan dari pernikahan kita, silakan juga kau lanjutkan petualangan panasmu dengan Pak Arka, pesanku hanya satu semoga kau tak dibohongi dan dimanfaatkan untuk memperkaya diri oleh laki-laki muda itu, semoga kau tak menyesal pernah kenal dengan laki-laki itu!"
💔💔💔
17 Oktober 2021 (01.29)
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro