Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

s i x t y

Happy reading!

Author POV

Perasaan heran menyelimuti Keysha sejak pagi tadi. Entah mengapa seluruh penghuni rumah mendadak menjadi pendiam. Rumah yang biasanya hangat terasa mencekam. Keysha tak mengerti dengan situasi ini.

Ingin rasanya ia menanyakan hal ini kepada Dave. Tapi cowok itu juga sama, diam sejak bangun tidur tadi, bahkan sampai sekarang. Sudah satu jam ia dan Dave dalam keadaan hening, padahal mereka berada di ranjang yang sama. Tidak biasanya cowok itu begitu fokus dengan game online yang dimainkannya.

Apa mereka sedang ada masalah? Tapi bukankah jika ada masalah seharusnya Keysha tahu? Mengingat ia tinggal dalam satu rumah bersama Dave dan mertuanya.

Getaran ponsel berlogo apel milik Keysha membuatnya harus membuyarkan semua pemikirannya. Keysha tersenyum kecil saat meynyadari jika Irene yang menelponnya.

"Halo, Key."

"Halo, ada apa Rene?"

"Nge-mall yuk. Gue nggak ada temen di rumah."

"Aku izin sama Dave dulu, ya."

"Iya."

Keysha menjauhkan ponselnya dari telinganya. Ragu-ragu ia menatap Dave yang masih sibuk dengan game-nya.

"Dave, aku boleh keluar bareng Irene nggak?"

"Ya."

"Beneran?"

"He'em."

Setelah mendapat persetujuan dari Dave, Keysha kembali mendekatkan ponselnya ke telinga.

"Halo, Rene."

"Boleh nggak?"

"Boleh."

"Ya udah lo siap-siap aja. Ntar gue jemput lo ke rumah."

"Siap."

"Gue tutup telponnya dulu, ya."

"Iya Rene."

Setelah sambungan itu terputus, Keysha menaruh handphone miliknya di atas nakas. Ia melirik sekilas ke arah Dave yang masih saja fokus pada game-nya. Sepertinya cowok itu tidak tertarik dengan rencana hangout-nya bersama Irene.

Keysha memilih mengabaikan sikap cuek Dave. Menerima ajakan Irene bukan keputusan yang salah, mungkin saja sekembalinya ia dari mall semua akan kembali normal, termasuk sikap Dave.

***

"Gue perhatiin dari tadi lo cuma diem aja. Lo nggak suka jalan sama gue?"

Yang diucapkan Irene memanglah benar, sejak Irene menjemput Keysha di rumah Dave, gadis itu hanya diam dengan tatapan kosong.

Keysha langsung menoleh ke arah Irene yang sedang menyetir. "Nggak kok, Rene. Gue seneng bisa jalan sama lo. Gue cuma lagi mikirin sesuatu."

"Ada masalah? Lo bisa cerita ke gue, kali aja gue bisa bantu," ucap Irene. Gadis itu masih fokus mengendalikan mobilnya.

"Cuma masalah kecil, kok."

Bukannya tak percaya dengan Irene, tapi Keysha menganggap jika perubahan dari Dave dan mertuanya adalah hal yang harus dirahasiakan dari siapapun.

"Oh gitu. Key, gimana sama acara grand opening kemarin?"

Sudut bibir Keysha seketika terangkat saat Irene bertanya tentang topik yang sangat Keysha sukai. "Lancar, Rene. Syukurlah nggak ada kendala apa-apa."

"Gue ikut seneng dengernya. Maaf ya karena kamarin gue nggak bisa datang."

"Nggak papa, Rene."

"Gimana kalo kita mampir ke kafe lo? Gue pengen lihat langsung," ucap Irene antusias.

"Boleh," balas Keysha.

"Ya udah, kita langsung ke sana."

"Rene, gimana hubungan lo sama Reynan?"

"Ya gitu. Dia masih hubungi gue terus, hampir setiap hari dia kirimin gue buket bunga dan beberapa barang. Lama-lama gue bakal luluh sama Reynan, Key."

"Mungkin lo bisa coba kasih kesempatan buat Reynan, Rene. Mungkin aja permintaan maaf Reynan beneran serius."

Irene membuang napas gusar. "Gue juga nggak nyalahin Reynan sepenuhnya. Apalagi Reynan melakukan itu karena sakit hati dengan mamanya, kalau gue di posisinya dia, mungkin gue juga bakal melakukan hal yang sama."

"Bener, Rene. Jadi korban broken home nggak enak. Kalau lo nggak kuat, lo pasti bakal pilih jalan yang salah buat menghadapi semuanya."

Setelah kejadian yang dialami Irene tempo lalu, terkuak sebuah fakta tentang Reynan. Ternyata dibalik sikap buruk Reynan ada sebuah alasan. Orang tua Reynan telah bercerai sejak lima tahun yang lalu. Sang ayah telah memiliki keluarga baru, sedangkan bundanya masih menjanda hingga saat ini. Lima tahun ini Reynan tinggal bersama bundanya. Dan selama itu pula sang bunda selalu membawa laki-laki pulang ke rumah setiap harinya. Parahnya lagi laki-laki yang dibawa oleh bundanya selalu ganti setiap harinya.

Mengetahui jika Reynan mempunyai trauma seperti itu membuat Irene sedikit iba. Selama dua tahun dekat dengan Reynan, cowok itu tak pernah menceritakan masalah pribadinya, terlebih perceraian orang tua cowok itu.

"Gue bakal coba buat buka hati lagi. Kadang kesempatan kedua itu perlu, kali aja semua jadi lebih baik, tapi sekarang yang jadi masalah adalah dapatin restu mama lagi. Secara mama udah kecewa banget sama Reynan," ucap Irene dengan wajah sendu.

"Gue dukung semua keputusan lo, Rene. Semoga semuanya berjalan dengan baik, kalau Reynan beneran serius, pasti pelan-pelan Tante bakal restuin lo," ucap Keysha diakhiri senyum hangat.

"Semoga, Key."

Setelahnya hanya hening, Keysha dan Irene tak melanjutkan obrolan mereka lagi. Keysha memilih untuk fokus dengan ponselnya, mengecek semua akun media sosialnya.

Keysha mendesah kecewa saat tak menemukan satu pun pesan dari Dave. Sebenarnya apa yang membuat Dave berubah? Apa ia melakukan kesalahan? Tapi seingatnya tidak.

Keysha memasukkan ponselnya ke dalam tas. Lalu keluar dari mobil, mengikuti sang pemilik yang telah berada di luar.

"Key, lo masuk duluan ya. Gue ada telpon nih," ucap Irene.

"Iya, Rene."

Arah pandang Keysha mengikuti langkah kaki Irene. Sepertinya cewek itu sedang menerima telepon penting, terbukti dari raut serius yang ditampilkan Irene.

Keysha memilih masuk ke dalam kefe terlebih dahulu, ia bisa meminta karyawan di sana untuk membuat makanan untuknya dan Irene.

Raut heran seketika terpancar saat melihat kafe dalam kondisi gelap. Dengan cepat Keysha menyalakan saklar lampu yang berada di sisi kanan ruangan.

"Kenapa berantakan kayak gini?" gumam Keysha saat melihat kondisi kafenya yang begitu berantakan, kursi dan meja tergeletak tak beraturan.

"TOLONG!"

Keysha mematung, samar-samar ia mendengar suara orang minta tolong. Tanpa diperintah jantungnya berdetak dua kali lebih cepat, rasa takut mulai menguasainya.

"TOLONG!"

Lagi-lagi Keysha mendengarnya. Dengan gerakan cepat ia berlari menuju tangga dan menaikinya dengan tergesa. Jika tidak salah, suara itu berasal dari lantai dua.

Keysha meneguk ludahnya susah payah, kondisi lantai dua tak jauh berbeda dari lantai satu. Semuanya nyaris berantakan.

Ia berjalan mengendap-endap saat mendengar suara gaduh yang berasal dari gudang di ujung lantai dua ini. Semakin dekat jaraknya dengan gedung itu, semakin jelas pula suara gaduh itu terdengar.

Sebenarnya Keysha sedikit takut, tapi suara minta tolong tadi membuat Keysha penasaran. Kini ia telah berada di depan pintu gudang itu, bahkan tangannya telah berada di handle pintu. Ragu-ragu Keysha menariknya ke bawah.

Pintu itu terbuka dengan perlahan, bersamaan dengan itu degupan jantungnya semakin menggebu. Seketika Keysha mematung saat melihat apa yang ada di dalam ruangan itu.

"SELAMAT ULANG TAHUN KEYSHA!"

Ya, di dalam sana ada orang-orang terdekatnya yang membawa pernak-pernik khas ulang tahun. Ia melihat sosok suaminya yang tengah tersenyum sumringah. Melihat senyuman itu membuat Keysha sadar jika ia terkena prank dari Dave dan keluarganya.

_________________________________________

Update spesial malam minggu! Maaf nih kalau ngaret pakai banget, mood nulis lagi jelek banget. Oh iya, happy boyfriend day ya!

Purwodadi, 3 Okt 2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro