Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 14

Selamat datang di chapter 14

Di chapter ini bakalan banyak banget istilah dalam dunia basket

So buat yang masih awam, saya bakalan kasih pengertiannya di bawah

Yok langsung baca aja

Semoga suka ya

❤❤❤

______________________________________

Terima kasih
Memelukmu mengisi ulang energiku

°°Satria Eclipster°°
___________________________________________________________________________

Jakarta, 1 November
10.00 p.m.

Berwarna merah, terasa panas dan pipi naik. Itu wajah Bulan ketika keluar dari ruang OSIS menuju lapangan futsal untuk mendukung kelas mereka yang sedang bertanding dengan kelas lain. Kepalanya celingukan ke sana kemari mencari dua sosok makhluk yang ia sebut sebagai sahabat. Ketika pandangannya terhenti pada bangku pojok lapangan, Bulan se-gera menghamipiri mereka yang sedang bersorak-sorak dengan pom-pom berkibaran di tangan.

Setelah mendaratkan pantatnya di sebelah Chris yang masih menjerit riang, laki-laki ngondek itu menoleh. "Buset! Kenapa muke lo jadi kek gitu?"

Alvie yang mendengar pertanyaan Chris ikut menoleh dan memperhatikan seksama wajah Bulan yang merah. Sedangkan yang diperhatikan malah membuang muka karena salting. "Apaan?" tanyanya sambil tersenyum.

"Abis di apain lagi lo sama bang Sat?" Bulan merasa Alvie dan Chris sering mengudarakan kalimat itu akhir-akhir ini. Ia hanya tidak sadar jika Alvie selalu penasaran dengannya dan Satria. Jika dulu setelah bertemu dengan sang ketua OSIS wajahnya kucel, di tekuk seperti kain pel lalu berteriak tidak jelas karena kesal, sekarang malah sebaliknya. Merah padam dan senyum tiada henti.

"Ekhm, nggak di apa-apain," jawab Bulan mencoba menepis bayangan tentang perlakuan Satria yang masih berputar di otaknya. Memikirkannya saja mampu membuat pipinya panas lagi. Untuk menepis bayangan pelukan laki-laki itu, ia kemudian meraih satu pom-pom dari tangan Chris yang sedang memandangnya penuh selidik.

"Dapet pom-pom dari mana sih?" tanya Bulan, berusaha mengalihkan pembicaraan agar penyebab wajahnya merah tidak lagi dipertanyakan oleh Alvie dan Chris yang masih setia memandangnya penasaran.

"Nggak usah ngalihin pembicaraan, ceritain kita napa? Penasaran tauk!" Chris memukul lengah Bulan menggunakan pom-pom dengan gemulai.

"Penasaran? Mau tau?"

Alvie dan Chris mengangguk senang seperti anjing yang akan diberi tulang saat Bulan mengode pada mereka agar mendekat—bermaksud ingin membisikkan sesuatu.

Ketika mereka bertiga sudah mendekat, Bulan malah berteriak, "Rahasia!"

"Anjir!"

"Kampret!"

Dua kata itu yang keluar dari mulut Alvie dan Chris karena merasa dikerjai. Mereka langsung menerjangi Bulan menggunakan pom-pom.

"Aduh stop dong gue kan cuma bercanda!" gaduh Bulan sambil menangkis semua serangan sahabat-sahabatnya.

Jakarta, 5 November

10.03 p.m.

Beberapa hari berikutnya pertandingan demi pertandingan telah dilewati hingga tidak terasa puncaknya pada akhir pertandingan final basket kelas Satria dengan kelas lain akan di mulai tiga puluh menit lagi.

Hari ini, setelah mendapatkan energi dari hasil memeluk gadis itu lagi di ruang OSIS seperti beberapa hari yang lalu, Satria dengan semangat menuju ke GOR bersama teman-te-man sekelasnya. Mereka berkumpul ditepi lapangan untuk mendapatkan arahan dari kakak kelas yang di tunjuk sebagai pelatih—memperhatikan white board kecil yang sedang dicorat- coret, lalu mulai berlarian ke tengah lapangan untuk melakukan pemanasan.

Satria berhenti sejenak melihat sekeliling untuk mencari sosok gadis itu. Setelah menemukannya duduk di tribun paling atas bersama Alvie dan Chris yang memegangi pom-pom, ia kembali melakukan pemanasan.

Beberapa menit kemudian wasit meniupkan peluit guna memberi tanda jika pertandingan akan di mulai sebentar lagi. Para pemain pun menghentikan pemanasan, lalu berkumpul di tepi lapangan lagi untuk menunggu siapa saja yang akan ditunjuk pelatih sebagai pemain inti.

"Satria, kayak biasanya, lo center¹, Daniel sama Yoga guard², terus Bastian play maker³, satunya lagi, Rian, lo power forward dampingin Bastian," ucap pelatih sambil menunjuk mereka menggunakan spidol board marker lalu menggoreskannya pada papan mini itu.

"Posisi defens5dua tiga dulu!" tambah pelatih yang Satria dengarkan dengan seksama.

"Siap!" jawab semua pemain serempak.

"Sat, lo jump ball6! Yok!" Pelatih mengulurkan tangannya di ikuti tangan para pemain yang diletakkan di atasnya.

"Berdo'a menurut kepercayaan masing-masing, mulai!" kata pelatih lagi. Lalu hening sesaat dan kakak kelas itu berteriak, "Sebelas IPA Satu!"

"Yes!" teriak semua para pemain diikuti peluit wasit yang menandakan kedua tim harus segera berkumpul di lapangan, juga tepuk tangan penonton dan teriakan histeris para murid perempuan yang mendukung kelas mereka masing-masing.

Saat ini Satria berdiri di garis tengah lapangan berhadap-hadapan dengan pemain lawan bersiap melakukan jump ball. Kaki kanannya maju selangkah dengan badan merunduk sedikit, seperti memasang kuda-kuda untuk siap melompat. Di tengah kedua pemain, terulur tangan wasit membawa bola.

Sebelum wasit itu melambungkan bola, Satria melirik Bulan sebentar, lalu ketika bola itu melambung ke atas, ia melompat setinggi-tingginya berusaha menggapai bola basket tersebut. Tanpa sadar Bulan yang melihat Satria, ikut berdiri. Tangan-tangannya mengepal erat sambil bergumam, "Ayo Sat, lo pasti bisa!"

Dan ketika Satria berhasil menggapai bola serta mengopernya pada Bastian, gadis itu melompat senang.

Jakarta, 5 November

10.45 p.m

Pada quarte7 keempat, skor dari kedua kelas masing-masing adalah delapan puluh sembilan dan delapan puluh tujuh. Skor lawan dua poin lebih unggul dibandingkan kelas Satria. Sedangkan waktu yang mereka miliki hanya tersisa dua menit lagi, itu pun terpotong time out8 satu menit, yang artinya kelas Satria hanya memiliki satu menit lagi untuk mengejar skor mereka. Setidaknya mereka harus memasukkan bola dua kali atau satu ka-li three point shot9 agar bisa menang.

Well, time out mereka gunakan untuk memperhatikan arahan pelatih.

"Kita ubah posisi defanse jadi man to man, inget! Man to man! Tempel satu-satu! Jaga jarak, jangan sampe foul!10Yog, hati-hati foul lo udah empat, sekali lagi kena, lo pasti di keluarin!" kata pelatih sambil menunjuk Yoga yang sedang ngos-ngosan.

"Buat ofense11, Bastian yang ngatur kayak tadi. Usahain siapapun cetak skor dengan lay up12sebanyak-banyaknya! Dan Lo Sat, gue ngarepin three point shot dari lo! Itu pun kalau udah mentok kepepet! Kalau masih ada peluang, lay up aja!" tambah pelatih yang di jawab anggukan saja oleh Satria karena ngos-ngosan juga.

Tepat setelah pelatih diam, peluit berbunyi, kedua tim siap bertanding lagi.

Bulan deg-degan, begitu pun semua penghuni GOR yang harap-harap cemas. Apa lagi pada tiga puluh detik terakhir, Rian di dorong lawan hingga jatuh saat akan melakukan lay up. Membuatnya mendapatkan free throw13 Tapi sayangnya karena terlalu gugup, bola itu memantul pada papan ring, lalu dengan sigap Daniel berhasil menagkap dan mengopernya pada Bastian.

Dribble14 untuk melihat kondisi, Bastian melirik Satria yang sudah bersiap di luar garis three point dan tidak ada yang menjaga. Jadi play maker itu mengoper bola padanya agar bisa three point shot dengan waktu kurang dari lima detik.

Banyak yang berteriak menyemangatinya, tapi hanya satu suara yang berhasil ia tangkap. Yup! Suara teriakan kekasihnya.

"Saaatttt lo pasti bisa!" teriakan Bulan menambah semangat Satria agar fokus melakukan three point shot.

Satria lalu mengangkat bola tinggi-tinggi, dengan sekali lompat ia melaku-kan shooting15....

Dan ....

Masuk!

Wasit mengacungkan tiga jari yang berarti dirinya berhasil melakukan three point shot bersamaan dengan ditiupnya peluit tanda pertandingan selesai. Dan kelas Satria pun menang! Rasa lelah kelas mereka terbayarkan. Jadi setelah para pemain bertos ria sekali lagi, mereka membubarkan diri.

Satria, segera berjalan ke tribun atas dengan handuk kecil yang ia sampirkan di pundaknya, juga tas yang terselempang di pundak satunya. Adinda yang melihat Satria segera berlari menghampiri laki-laki itu dengan tangan membawa sebotol air mineral dan mengulurkannya ke Satria sambil berkata, "Saaat, lo hebat banget, pasti capek dan haus kan? ini min—" kalimatnya terhenti ketika Satria malah mengambil botol minuman yang sedang di-minum Bulan lalu meneguknya tanpa permisi.

Sedangkan gadis itu yang tidak menyadari kedatangannya, kaget dan hampir menyemburkan air mineral yang sudah di dalam mulut. Tapi Bulan berhasil menahan air itu dengan menggembungkan pipi. Setelah menelan air tersebut baru protes. "Apaan sih lo?! Gue kan lagi minum!"

Tampaknya mereka tidak menyadari jika sedang menjadi pusat perhatian teman-teman di sekelilingnya. Termasuk Adinda dengan raut wajah bingung, juga Alvie dan Chris yang sudah tertawa kencang.

"Minta, nggak boleh?" tanya Satria bernada datar seperti biasa.

"Udah diminum juga, ngapain masih minta ijin?" Biasanya, Bulan akan marah meledak-ledak tapi kali ini hanya bisa pasrah.

"Ekhm, secara nggak langsung!" celoteh Chris sembari menunjuk botol yang masih dipegang Satria, berniat menjadi kompor gas agar nenek lampir yang sudah menarik tanganya kembali agar panas dan mbeledug.

Satria malah berkata, "peka," pada Chris. Lalu merunduk membisikkan sesuatu pada Bulan. "Gimana kalau secara langsung buat hadiah gue karena udah menang juara satu?"

___________________________________________________________________________
¹ pemain tengah
² pemain bertahan
³ pemain yang mengatur akan kemana bola akan di oper
⁴ pemain penyerang
5 pertahanan
6 bola yang di lambungkan oleh wasit tanda di mulainya permainan
7 lama waktu pertandingan (10 menit)
8 waktu istirahat (1 menit)
9 memasukkan bola dengan skor tiga poin
10 pelanggaran
11 menyerang
12 teknik memasukkan bola dengan melompat menggunakan dua tangan kemudian di lepaskan menjadi satu tangan
13 lemparan bebas dari kotak pertahanan
14 menggiring bola

15 memasukkan bola ke ring_____________________________________

Ada yang sudah paham atau sudah pusing? 😂😂

Thanks for reading this chapter

Makasih jugs yang uda vote dan komen

Btw ada yang paham apa yang di omongin bang Sat sama Chris? 😂😂😂

Yang mereka maksud itu ciuman secara nggak langung guys (botol yang di minum Bulan juga di minum Satria)

Well see you next chapter

With Love
Chacha Nobili
👻👻👻

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro