Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

15. Rahasia, Tak Selamanya Akan Bertahan Lama

ESOK paginya di sekolah, Mika sengaja mendatangi meja Kirana dengan maksud meminta tolong agar Kirana membantunya mengumpulkan tugas teman-teman yang lain karena ia sendiri belum mengerjakan karena kemarin pergi ke acara September Music bersama Kayron. Saat itu Kirana sedang asik berbincang-bincang dengan Cyntia mengenai tugas Geografi.

"Ki?" ucap Mika pelan.

Kirana langsung mendongak ke arah Mika. "Ada apa?" katanya.

"Bisa minta tolong bantu kumpulkan tugas Geografi teman-teman tidak, gua belum selesai mengerjakannya."

"Iya gampang lah."

Mika mengaggukan kepala dan langsung pergi menuju bangkunya. Mengeluarkan buku tugas Geografi dan mulai mengkoreksinya kembali. Sedangkan Kirana kembali berbincang dengan Cyntia.

"Cyn, boleh tanya?" kata Kirana kepada Cyntia dengan nada berbisik.

Cyntia mengangkat alisnya dua kali, bermaksud mempersilakan untuk bertanya.

"Kemarin sore Mika di ruang OSIS apa tidak?" tanya Kirana.

"Iya? Tapi cuma berdiri di depan ruang OSIS."

"Dia menunggu Kayron? Maksud gua lo tahu kenapa Mika di sana?"

"Setahu gue Mika hanya mengantarkan tas Kayron yang tertinggal di mobilnya."

Terdiam sejenak, Kirana melirik ke bangku Mika yang sibuk menulis. Lalu menatap Cyntia kembali. "Lo pernah mengira tidak kalau si inisial K itu Kayron."

"Tidak," protes Cyntia segera. "Bukan berarti inisal K yang menjadi topik utama di sekolah ini lo sangkut pautkan dengan orang sekitar Mika seperti Kayron. Lagipula mana mungkin Mika suka sama Kayron, maksud gua inisial K di sekolah kita ada banyak tidak harus Kayron juga kan? Dan juga lo kan inisial K."

"Lo udah lihatkan video kemarinkan Mika tuh sudah jadian sama si inisial K itu."

"Iya juga sih."

"Tapi kalau ditelaah inisial K itu dari anak OSIS jelasnya." Kirana semakin penasaran. Dia bahkan telah berspekulasi akan itu.

Namun Cyntia malah mengusulkan agar Kirana menyakan saja kepada Mika sekali lagi siapa sebenarnya inisial K agar dia tidak salah orang.

"Tapi apa urusannya, Mika itu takut lo ngerusak lagi," ujar Cyntia. "Sudah jangan cari masalah, masih untung Mika masih baik sama lo." namun Kirana sudah berada di bangku Galeh di samping Mika.

Karena aroma khas Kirana masuk terhirup oleh hidung alih-laih aroma Galeh, Mika langsung menatap Kirana lalu bertanya, "Ada apa?"

"Boleh pinjam ponsel kamu?"

Mika mengambil ponselnya di saku celana. Menekan-nekan layarnya lalu memberikan kepada Kirana. "Buat apa?" tanyanya.

Namun Kirana sudah asik dengan ponsel Mika.

"Lo masih penasaran dengan inisial K?" tanya Mika kembali. "Kalau lo buka kotak masuk, tidak akan menemukan karena sudah gue hapus semuanya bahkan catatan panggilan pun juga."

Karena aksinya telah diketahui oleh Mika ia pun meletakkan ponsel tersebut di atas meja.

"Kenapa?" tanya Mika.

Kirana langsung pergi meninggalkan Mika sambil berkata. "Terima kasih." Namun tak lama Kirana kembali lagi.

"Kenapa lagi?" tanya Mika.

"Beri tahu aku siapa inisial K sebelum aku tahu sendiri."

"Kirana," kata Mika serius, Meletakkan alat tulisnya lalu menatap Kirana memohon. "Asalkan lo mau janji tidak bakal merusak dan bilang kepada siapa-siapa. Dan satu hal lo tidak akan ngelabrak dia!"

"Kalau itu bergantung."

"Kalau berhenti berharap akan mendapatkan jawaban atas itu." Mika kembali menulis mengerjakan tugas Geografinya yang hampir selesai.

"Oh, Mana ponsel kamu!" Tangan Kirana menengadah meminta ponsel Mika kembali.

Mika langsung memberikannya namun bukan di atas tangan Kirana melainkan meletakkan di atas meja. Kirana langsung meraih ponsel tersebut.

Kirana mencoba mencari cela agar ia dapat menemukan info walaupun hanya sedikit tapi menurutnya sangat berarti. Ia membuka kotak masuk Pos-el, pesan, Chat, status panggilan dan bahkan album foto. Namun dari album foto tersebut akhirnya Kirana dapatkan setitik cahaya yang menunjukan kecurigaannya selama ini.

"Kayron," gumam Kirana. Tapi, Mika sempat mendegar itu. "Jadi inisial K itu Kayron."

Namun Mika membiarkan Kirana menebaknya. Ia mencoba untuk tenang agar Kirana tidak semakin curiga karena tebakannya benar.

"Mik, jawab!" sergah Kirana.

"Lo percaya?" jawab Mika.

"Percaya tidak percaya. Jangan-jangan lo emang tidak suka cewek."

"Nggak usah aneh-aneh," sahut Mika.

"Mika, siapa yang tidak berpikiran aneh-aneh. Contohnya Tara, siswi paling pintar, cantik dan rajin kamu putusin kemudian gue yang..."

"Njay." Mika merebut ponselnya dari tangan Kirana, menggantinya dengan buku tugas Geografi. "Sudah kumpulkan tugas Geografi yang lain." Mika pun berdiri meninggalkan Kirana menuju ke luar kelas untuk bergabung dengan Galeh, Rayhan, Ichal dan Gideon yang duduk-duduk di depan kelas.

Kirana kembali ke bangkunya. Meletakkan buku tugas Mika di atas meja.

"Bagaimana?" tanya Cyntia segera. "Sudah tahu siapa itu inisial K."

"Kayron, masih ragu sih tapi apa salahnya. Lagipula lo tahu sendiri kan bagaimana Mika selama ini. Dekat sama cewek saja tak pernah, terakhir sama Tara empat bulan yang lalu."

"Parah lo, jadi lo sangka Mika itu homo," protes Cyntia tidak terima dengan kecurigaan Kirana. "Coba deh bayangkan saja. Bagaimana cewek mau mendekat kalau lo selalu kejar-kejar Mika nempel terus sama Mika. Sudah jelas Mika tuh nolak lo."

"Gua akan buktikan kalau tebakan gua ini benar." Kirana meyakinkan dirinya sendiri dengan tekad yang kuat. "Lo mau bantuin gua kan?"

"Iya gua akan bantuin, gua juga tidak yakin kalau tebakkan lo itu benar. Apa yang lo dapatkan di ponsel Mika?"

"Tidak ada apa-apa kecuali album foto yang isinya tiga foto Kayron hasil mengunduh dari Instagram."

"Serius lo, Demi apa." Cyntia melototkan matanya menatap Kirana kaget. "Parah."

"Yah, kaget kan lo. Gua juga! Demi apa seorang Mika mengunduh foto Kayron."

"Gua akan tanya Kayron nanti di ruang OSIS, Ini harus di luruskan," kata Cyntia serius. Kirana mengangguk setuju.

***

BEBERAPA siswi menggerombol di depan meja guru di ruang kelas. Fokus pada satu ponsel berlayar besar yang memutar video penampilan Mika di acara Sempetember Music kemarin malam.

"Sumpah gua penasaran sama si inisial K. Bayangkan saja pasti beruntung banget Mika menembaknya." Seli berkata dengan nada berbisik namun tegas.

"Tidak usah sumpah kali Sel," protes Tara.

"Lo sirik kan karena Mika dulu tidak begitu sama lo," sangkal Seli. "Dan lo diputusin sama Mika."

"Apaan sih!" Tara merajuk. "Lagipula sudah empat bulan yang lalu, gua juga sudah move-on."

"Pindahnya ke hati Reno kan?" Seli menggoda.

Reno yang sempat mendengar perkataan Seli langsung menyangkal sambil berteriak di bangkunya.

"Kenapa sebut-sebut nama gua," katanya

"Kenapa malah Reno sih. Bukan!" protes Kirana. "Kembali ke topik awal."

"Menurut anak OSIS Mika dekat dengan Kirana. Namun akhir-akhir ini Mika berusaha menghindar dari Kirana," ucap Seli serius. "Berarti inisial K bukan Kirana namun yang lain. Tapi Mika sering ke ruang OSIS paling tidak inisial K itu anak OSIS."

"Jangan bergossip ah tidak baik," protes Anisa. "Memangnya apa urusannya Mika mau pacaran dengan siapa? Itukan urusan dia."

"Anisa, ini tuh Mika siswa terpopuler, pasti seru buat bahan perbincangan. Apa lo tidak penasaran siapa pacar si cowok idaman mertua yang ketampanan di atas rata-rata, pintar, suka olahraga, tinggi, jago main musik menyanyi dan yang pasti pewaris tunggal toko roti terkenal di kota yaitu Rudy Bakery." Seli mengembuskan nafas berat. "Andai nama gua ada huruf K-nya."

"Lo kan sekretaris OSIS pasti lo punya daftar nama anak OSIS yang berinisial K." Tara mengusulkan.

"Dan yang namanya berinisial K cuma Kayron," jawab Seli. "Maka dari itu gua mengalami kebuntuan."

"Yah mungkin Kayron," celetuk Tara. "Sudah yuk ke kantin, dari pada kita bergossip tapi tak berujung begini."

Kayron dan Reno bisa mendengar semua yang dikatakan Seli, Tara dan Anisa. Dalam hati Kayron merasa was-was kembali. Semenjak kejadian kemarin malam Mika memberi pengumuman tentang hubungannya dengan inisial K membuat seiisi sekolah mencari-cari siapa inisial K yang beruntung mendapatkan Mika cowok idola semua kaum perempuan.

"Sebaiknya lo hati-hati," ujar Reno kepada Kayron. "Semuanya sudah berusaha menebak. Tapi kalau akhirnya tebakan mereka benar inisial K itu lo—Eh... tapi itu bener lo ding—urusannya tidak cuma dengan kalian berdua saja namun bisa berakibat buruk dengan ketenaran Mika sebagain siswa terpopuler karena berbakat, dan juga akan berpengaruh dengan jabatan lo sebagai ketua OSIS SMA kita."

"Iya nanti biar gua bicarakan ini dengan Mika," sahut Kayron segera. "Tapi tidak di area sekolah. Bahaya!"

***

SEMENJAK mendengar perbincangan antara Seli dan Tara beberapa waktu lalu. Mika dan Kayron memutuskan untuk tidak saling bertemu di area sekolah kecuali keadaan yang mendesak.

Namun setelah rapat OSIS selesai di waktu lengang Cyntia sengaja mendekat ke arah meja Kayron dan ingin segera menanyakan tentang Mika.

"Kay," kata Cyntia ragu.

"Kenapa Cyn? Ada masalah?" tanya Kayron ragu.

"Sebelumnya gua minta maaf kalau sedikit lancang dan menyinggung perasaan lo." Cyntia langsung menuju pada topik. "Lo tahu kan seluruh sekolah mempertanyakan siapa sebenarnya inisial K."

Kayron mengaggukan kepala. Hatinya sedikit berdebar. Kepalanya terasa pening karena terlalu berat berspekulasi arah dan tujuan perbincangan dengan Cyntia.

"Maaf yah, dan gua menebaknya itu elo."

"Waduh, kenapa gua coba?" tanya Kayron berusaha tenang.

"Gua cuma meluruskan saja sebenarnya, karenanya kemarin teman sekelas gua Kirana itu bersikeras mencari siapa inisial K ini. Gua juga tidak percaya kalau Kirana menebak itu elo. Maaf yah?"

"Iya tak apa, tak perlu minta maaf."

"Tapi lo tahu siapa inisial K itu?"

"Waduh itu menyangkut pribadinya Mika, lagipula gua akhir-akhir ini jarang bertemu dengan Mika."

"Yahsudah dengan seperti ini gua akhirnya tenang, terimakasih dan maaf menyinggung perasaan lo." Cyntia langsung ke luar ruang OSIS.

Namun Kayron segera melapor ke Mika. Mengetik di ponselnya lalu mengirim.

To : Nyet-nyet
[Aku panik. Cyntia baru saja menanyakan inisial K kepadaku dan ia menebaknya itu aku. Dan semua itu dari Kirana. Terus bagaimana?]

Namun tak perlu menunggu lama Mika langsung menjawab.

From : Nyet-nyet
[Kirana sudah tahu. Aku sendiri sedang memikirkan jalan keluar.]
[Jangan panik sayang, aku bersamamu.]

Kayron langsung menghapus kotak masuk pesan tersebut, memusnahkan agar tidak menjadi masalah di kemudian hari.

***

HAMPIR satu bulan kasak-kusuk tentang siapa sebenarnya orang yang beruntung mendapatkan siswa populer, Mika. Namun semakin berlalu semakin surut, tak banyak yang mulai menyerah dan tak menghiraukan akan tetapi selama orang berinisial K tersebut belum ditemukan, masih banyak yang berusaha mendapatkan Mika. Salah satunya adalah Kirana. Ia masih tetap pada ingin mendapatkan Mika walaupun sudah terlalu sering Mika menghindar darinya.

Apalagi Kirana sudah mulai mengikuti Mika agar ia tahu siapa sebenarnya si berinisial K tersebut. Berusaha memata-matai dari kejauhan kemanapun Mika pergi. Hingga akhirnya ia pun mendapatkan bukti yang cukup kuat untuk membuktikan dan menunjukkan kepada semua orang bahwa ia berhasil mendapatkan siapa sebenarnya yang dicari-cari selama ini.

Hingga suatu pagi Mika dan Kayron datang ke sekolah, berjalan berdampingan dikoridor utama sebelum bel jam pertama pelajaran berbunyi untuk menuju kelas masing-masing. Ada suatu yang mengganjal. Banyak yang melihatnya dengan tatapan jijik dan berbicara dengan berbisik saat bersimpangan.

"Seperti ada yang aneh dengan pagi ini yah Mik?" kata Kayron dengan berbisik.

"Aku juga merasa seperti itu," sahut Mika.

"Kalau begitu aku ke kelas dulu, bye." Kayron langsung berkelok menuju kelasnya dengan berlari.

Sampai akhirnya ia duduk di bangkunya dan langsung menanyakan kepada Reno tentang berita hangat pagi itu.

"Ada berita apa pagi ini Ren?" tanya Kayron segera.

"Nanti lo juga akan tahu," kata Reno santai. "Siap-siap saja lo."

Tiba-tiba Kayron tersentak saat ada yang menyeretnya keluar kelas. Dan itu adalah Tara.

"Woy! Lo bawa ke mana teman gua," teriak Reno namun Tara tidak menghiraukan dan terus menyeret Kayron sampai di samping kelas.

"Lo jujur sama gue, lo beneran pacaran sama Mika," tanya Tara serius mengintrogasi.

"Maksudnya?"

"Lo kan orang yang selama ini dicari-cari?"

"Memangnya gua habis melakukan apa? Hingga dicari-cari," sangkal Kayron berusaha tenang. Tapi, kakinya mulai gemetar.

"Jujur saja sama gua, gua sudah tahu semuanya," pinta Tara memohon. "Yah, mungkin Mika sudah dapatkan yang lebih baik dari gua. Lo kan selalu ranking satu sedangkan gua rangking dua di kelas 11-IPA-4."

Tara berharap Kayron mengatakan sesuatu namun mulut Kayron tertutup rapat. Kemudian Tara berkata, "Satu sekolah mungkin sudah tahu. Sebenarnya gua juga sudah curiga. Tapi, gua tadi tanya langsung ke Reno dan kata Reno berita itu memang benar, tak satupun orang yang tahu siapa yang menyebarkan foto-foto itu."

"Jadi berita itu yang menyebar pagi ini." Kayron bergumam sambil melamun. "Foto? Foto apa?"

"Lo bicara apa barusan?" Tara mengernyit.

"Tidak, bukan apa-apa jadi satu sekolah sudah tahu yah?"

"Sebenarnya tidak karena masih belum valid itu hoax atau tidak. Tapi santai saja gua tidak akan beritahu siapapun kalau itu benar."

"Iya terimakasih. Tapi, sepertinya sudah saatnya hal ini terjadi, Mika kan siswa populer..."

"Lo juga," potong Tara.

"Iya, mungkin lebih banyak yang kepo." Kayron terdiam sejenak. "Gua ke kamar mandi dulu."

Tara mengagguk dan Kayron langsung pergi menjauh.

((BERSAMBUNG))

Lamongan, 13 Oktober 2017.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro