Iklan Bentaran
Pair: ZhonglixChilde
Basah, basah, basah
Paimon: jangan nyanyi
Selamat Memfluff?
"Zhongli-sensei!" panggil Childe dari kejauhan pada sosok lelaki berambut panjang diikat kuda dan memiliki manik emas yang berkilau.
Lelaki itu merubah sikapnya menjadi sikap sempurna lalu membalikkan badannya, tadi dia sedang berpikir mau memesan makanan di Restoran Wanmin, dia mikir doang soalnya dia tidak membawa mora, lagi.
"Ada apa Childe?" tanyanya santai.
"Sensei mau makan apa?" Childe bertanya seperti itu karena Zhongli terus berdiri disana selama beberapa menit tanpa bergerak, lalu wajah Zhongli yang datar bak papan triplek memperlihatkan dia sedang lapar.
Di mata Childe, hanya dia yang bisa menebak raut wajah Zhongli.
"Makan...."
"Iya, makan apa?" tanya Childe.
"Makan, yang murah aja."
Childe mengedip, tidak menyangka Zhongli berkata seperti itu, biasanya Zhongli akan meminta semua makanan yang ada di Restoran Wanmin. Sampai-sampai Childe harus mengeluarkan sekanting mora untuk membayarnya namun Childe tidak merasa rugi mengeluarkan semua itu.
Apa sih yang tidak untuk pacar tersayang? Meskipun Childe merasa ada yang salah, Zhongli belum pernah mentraktirnya kecuali membuatnya dia menunggu lama secangkir teh.
"Childe."
Childe berhenti memakan telor mata sapi dihadapannya. "Apa sensei?" mengangkat kepalanya dan menatap Zhongli dengan polos.
Zhongli berdiri dari kursinya, mencondongkan tubuh ke depan, membuka mulutnya lebar, saat itu Childe bergidik ngeri ditambah lidah ramping bak ular menyapu sisi bibirnya.
"Sensei...?"
"Tadi ada sesuatu ... kuning telur...."
Childe mengangguk singkat, masih sedikit terkejut dengan tadi, lalu Childe melanjutkan makannya sembari sesekali melirik Zhongli. Zhongli sudah selesai makan sedari tadi, dia hanya memesan sate lima tusuk dan sekarang sedang meminum teh.
Childe mempercepat makannya dan setelah habis, dia membayarnya. Childe merasa setiap kali dia melirik ke tempat lain Zhongli memperhatikannya.
Zhongli dan Childe jalan-jalan sebentar di Liyue, sekedar meluruskan perut dan juga jarang-jarang Childe jalan-jalan moraless boyfriend dengan santai, biasanya suka ada yang ganggu, pengamen atau kucing ungu.
Kalo tidak salah namanya, Venti dan Keqing.
Lagi jalan-jalan santai, tidak sengaja ketemu Aether dengan dua penjaga merah-biru. Childe menyapa Aether dengan riang sambil mendekatinya namun kedua penjaganya menghalangi, Childe langsung protes, sementara Zhongli hanya berdiri di tempat, memperhatikannya dari jauh.
"Aether mereka jahat! Kok aku gaboleh cipika-cipiki sih?!!"
"Mending kamu balik lagi aja tuh sama pacar miskin lu." Diluc lidahnya tajem seperti biasa.
"Kalian berdua yang kerjaan berantem ngapain terus nempel?!"
"Aku disini untuk menemani Aether."
"Hmph."
"Ajax."
Childe merinding ketika namanya dipanggil oleh Zhongli, di telinga Childe terasa beda ketika dipanggil Tartaglia, Childe dan Ajax. Lebih terasa lagi kalau itu memang Zhongli yang memanggilnya.
Childe membalikkan badan cepat. "A--ada apa sensei? Apakah ada cor lapis, nachtjade yang diinginkan? Atau ... baju baru?" tawa renyah keluar dari mulut Childe.
"Ajax."
Childe gerak cepat menghampiri Zhongli yang berdiri 50 meter darinya. "I--ya ... apa senseiku sayang?"
"Ayo pulang." Zhongli menghadap ke belakang, berjalan mendahului Childe.
Childe mulai panik, kepalanya terus memikirkan apa yang terjadi padanya nanti. Kalau Zhongli sudah menyebut namanya yang itu seperti ada sesuatu.
Apa tadi aku melakukan hal yang salah? Dari dulu aku memang tidak peka dengan hal itu ... apakah sensei cemburu hanya karena itu?
Childe menggaruk kepala bagian belakang.
"Ajax, hati-hati."
"Apa sen--HUWAAA?!"
Childe melamun, tercebur di kolam, dan karena Childe panik dia tenggelam.
Fatui kalah sama kolam Liyue.
Zhongli memasang ekspresi datar, manik emasnya melihat dengan sempurna sosok Childe yang sudah mengambang di kolam.
"Nyusahin aja."
Zhongli dengan baik hati menenggelam--bukan, mengembalikkan Childe kedaratan dan membawanya ke rumah sewaan mereka di Liyue.
"Hachi!" Childe bersin-bersin tidak henti meskipun sudah berlapis dengan pakaian tebal ditambah selimut. "Maaf tadi aku--hachi! Melamun...."
"Tidak apa-apa."
"Hachi!"
Zhongli sedang menyeduh teh, teh seabad khasnya yang bisa membuat Venti tidur.
"Bentar lagi tehnya jadi, empat jam lagi."
"Ehhhh?!--hachim!"
"Engga aku berbohong." Zhongli menuangkan teh dari teko ke gelas, dia membawa gelas itu ke depan Childe yang sedang duduk manis di karpet.
"Makasih." Childe langsung meminum tehnya, tubuhnya masih terasa dingin.
Zhongli bilang padanya dia sempat didiamkan selama beberapa menit sampai akhirnya salah satu warga Liyue yang nyuruh Zhongli menolongnya.
Zhongli duduk bersimpuh di depan Childe memperhatikannya.
"Sensei kenapa? Daritadi melihatku seperti itu."
"Aku baru sadar kalau kamu begitu manis, lucu."
Childe diam, terkejut dengan dua kata itu. Biasanya Zhongli cuman minta dibayarin sebuah barang dengan wajah seriusnya.
Teh di gelas sudah habis, Childe memberikan gelasnya pada Zhongli lagi, Zhongli menaruh gelas itu di wastafel dapur saja kemudian dia kembali duduk berhadapan dengan Childe.
"Sepertinya kamu demam," ucapnya datar.
"Hachi! Jangan dekat-dekat kalau begitu, nanti ketularan."
Zhongli mendekatkan wajahnya ke Childe. "Tidak apa-apa, biar kita sama."
Childe diam, apa yang dipikirkan oleh Zhongli saat ini? Kenapa Zhongli sampai mengatakan hal itu.
"Ajax, mukamu merah, dan sangat terlihat manis ... membuatku lapar."
"Aku 'kan tipe hydro berarti seafood ... bukankah sensei gasuka seafood?"
"Mungkin untuk kali aku akan mencoba untuk menyukai seafood."
Zhongli mencium Childe.
"Jangan bercanda sensei, ja--jangan sekarang...."
Zhongli memperhatikan wajah Childe lagi, kemudian dia memeluknya, Zhongli sengaja menenggelamkan wajahnya di tengkuk Childe.
"Sensei!!!"
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro