Diluc dan si ukuran gelas starbark lagi
"Diluc no danna~," panggil Venti pada Diluc yang sedang berdiri di tepi jembatan sembari melihat langit malam.
Diluc sama sekali tidak menggubris panggilan itu meskipun ketika suara itu memanggilnya membuatnya jijik dan geli. Panggilan itu hanya digunakan oleh Paimon tidak dengan yang lain.
Diluc ingin protes tapi kalau dia protes pasti Venti akan membalasnya dengan senyum menyebalkan dan nada yang lebih menyebalkan dari wajahnya. Kedatangan Venti di hidupnya sedikit merubah suasana sehari-harinya, intinya sudah dua orang yang merecoki kehidupan tenangnya.
Diluc tetap memandangi langit. Venti duduk di pinggiran jembatan, dia memandangi Diluc dengan senyum, ditangannya juga ada harpa kecil, dia memainkannya.
"Kamu kesini hanya untuk menggangguku?"
Venti berhenti memetik senar harpanya, raut wajahnya sangat senang, akhirnya Diluc mengeluarkan suara.
"Hanya ingin menemani kok~."
"Kamu hanya merusak suasana tenang ini."
"Terima kasih atas pujiannya, Diluc no danna."
Venti menganggap itu sebagai pujian, bahasa pujian Diluc itu agak susah untuk diterjemahkan. Jarang ada yang mengerti dengan kata pujian Diluc karena jatuhnya menjadi menghina atau tidak suka.
"Hn."
"Ga ngomong lagi?"
Tidak ada balasan dari Diluc. Venti menggembungkan kedua pipinya gemas. Venti ingin sekali Diluc mengeluarkan suara lagi, sekedar menyuruh dia diam saja cukup.
"Diluc no danna~."
"..."
"Diluc!"
"Dila!"
"Aa Dimas!"
"Dimas sayang~," panggil Venti dengan nada menggoda.
Panggilan terakhir membuat dahi Diluc berkedut, Venti berhasil membuatnya kesal.
"Bocah sebaiknya diam saja."
"Aku bukan bo--" tak sempat menyelesaikan perkataannya mulut Venti sudah dibungkam oleh Diluc. Venti terkejut bukan main Diluc baru saja mencium dirinya, dia tidak percaya Diluc melakukan hal ini.
"Sekarang udah diem."
Rona pipi muncul di kedua pipi Venti. "Diluc apa yang kamu lakukan?"
"Tidak ada."
"Diluc!"
"Dila!"
"Kamu ingin dibungkam lagi?"
"Bungkam aku lagi dengan mulutmu sayang~."
Sehabis itu Venti didorong sampai jatuh oleh Diluc, Diluc tidak peduli kalau Venti tenggelam, mati, sakit.
Intinya Diluc bodo amat.
Kalau bisa pulangkan saja dia ke alam liar.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro