KENIKMATAN TERLARANG 6
"Kamu boleh melakukan apapun padaku, Syelen. Tapi tolong biarkan kontolku mengenal memekmu," pinta Arzein.
Jujur saja, bukan hanya Syelen saja yang merasa takut dan bingung. Tapi, Arzein pun juga merasakan rasa takut. Takut, kalau tindakannya akan menyakiti tubuh Syelen, yang belum memiliki pengalaman apapun.
Apalagi, ini pertama kali bagi Arzein melakukannya pada seorang perawan. Jadi sebisa mungkin, Arzein mencoba menahan hasrat panasnya, untuk mengontrol dirinya sendiri.
Ini semua, agar Syelen tidak merasa kecewa pada Arzein. Meskipun memang, bisa saja Syelen kecewa pada Arzein, dan memilih untuk melupakannya. Tapi setidaknya, Syelen harus memiliki pengalaman yang tidak akan pernah gadis muda lupakan.
"Lakukanlah... Mas," pinta Syelen.
Tatapan penuh gairah dari Syelen, mendorong insting Arzein untuk segera mengarahkan miliknya menuju mulut memek, yang masih tertutup, menyembunyikan pintu masuk, yang sempat didatangi jarinya Arzein tadi.
Detik itu juga, Syelen bisa merasakan memek miliknya terasa menyentuh sesuatu yang begitu panas, dan juga besar. Itu adalah kontol Arzein. Ini mungkin bisa diibaratkan seperti, sebuah batang kayu besar, yang mendobrak pintu gerbang istana.
"Apa kamu memikirkan sesuatu, Syelen?" tanya Arzein yang melihat ekspresi gadis mungilnya.
"Kontol Mas Zein besar banget," jujru Syelen lagi.
Arzein hamper saja tertawa mendengar kejujuran Syelen, yang begitu mudah meluncur dari mulutnya. Dia pun mengecup singkat bibir Syelen, ingin menenangkan gadis muda ini, agar tidak mencemaskan apapun.
Setelah itu, Syelen bisa kembali merasakan kalau memeknya, kembali mendapatkan serangan dari kontol Arzein. Dorongan kontol Arzein terasa begitu kuat, memaksa mulut memek Syelen terbuka, sampai tanpa sadar tangan Syelen mencakar punggung kokoh Arzein.
"Ini jauh lebih sempit dari bayanganku, Syelen."
"Tapi ini sakit banget, Masshh!!!"
Padahal kontol Arzein belum sepenuhnya masuk, benda silinder panas itu bahkan hanya sedang mendorong, mencoba masuk belum sampai menerobos. Karena memek Syelen memang terasa begitu sempit, dan mungil.
Sampai, baik Syelen maupun Arzein sama-sama merasakan kesakitan, untuk menyatukan tubuh mereka. Syelen sudah ingin berteriak, tapi tidak mungkin dia lakukan, karena takut membuat Arzein kecewa.
"Syelen, sayang... tolong jangan tegang ya, jika kamu tegang seperti ini, ini justru menyakiti kita, baby," pinta Arzein.
Syelen mencoba menarik napasnya, kemudian menghembuskan secara perlahan. Tatapannya kembali mengarah pada tatapan penuh kekhawatiran dari Arzein.
"Kalo gitu, cepetan Mas. Aku penasaran kenapa semua orang betah melakukan seks yang menyakitkan kayak gini," tegas Syelen.
"Yakin itu yang kamu mau?" tanya Arzein memastikan.
Walaupun Syelen masih ragu, tapi Syelen memilih untuk menganggukkan kepalanya. Dia tidak mau, kalau rasa sakit yang dia rasakan sejak tadi, justru membuat pikirannya menghalangi keingiannya. Syelen hanya ingin segera melakukan seks dengan Arzein.
Hanya Arzein yang pantas mendapatkan keperawanan Syelen, kesucian Syelen, dan karena... tubuh Syelen mengingikan Arzein.
Terus, bagaimana dengan perasaan Mbak Fara? Bagaimana perasaan Ibu? Apa Syelen akan dianggap wanita jalang? Pelacur? Perek? Apa Syelen akan membuat ibunya kecewa padanya?
Dalam kekacauan pikiran Syelen, kontol Arzein yang sudah amat keras, kokoh, dan perkasa, dalam sekali hentakan berhasil membuat ujung kepala kontol berhasil masuk. Syelen pun terkejut, sampai tidak bisa menahan mulutnya lagi.
"AARRRRGGGGG!!!!!" teriakan menggema keluar dari mulut Syelen.
Cakar kembali Arzein terima, Syelen tidak peduli jika nantinya bekas cakar itu akan berdarah atau terluka. Syelen hanya menginginkan pelampiasan atas rasa sakit yang dia terima. Seolah kaka iparnya ini, belum puad untuk menyiksa Syelen. Kali ini Syelen kembali berteriak, akibat dorongan kontol Arzein.
"AARRRRGGGGG!!!!!" teriakan kembali menggema keluar dari mulut Syelen.
Syelen bisa merasakan ada sesuatu yang mengalir dari tubuh bawahnya, apakah mungkin karena selaput dara milik organ intiimnya telah robek, itu menghasilkan darah seorang perawan? Syelen tidak peduli lagi dengan ilmu biologi yang masih dia ingat. Pikirannya sudah terlalu kacau dengan tindakan Arzein.
Cakaran - cakaran dari kuku panjang Syelen bahkan dia yakini telah menghasilkan darah pada punggung Arzein. Tapi toh itu tidak sebanding dengan apa yang dia rasakan, tubuh Syelen sakit, tubuh Syelen hancur, tubuh Syelen seperti ... terbelah, sampai tubuhnya seperti dirobek habis.
"Hiks... Mas, ini sakit banget sumpah! Kamu bohong! Mana enaknya dari rasa sakit ini?" ucap Syelen sesegukan.
Tunggu. Bahkan Syelen tidak tahu sejak kapan netranya mengeluarkan air mata, bukan itu saja, air mata itu bahkan sampai membahasi telinganya. Matanya ternyata juga mengetahui rasa sakit pada tubuh Syelen.
"Maaf, Syelen. Aku nggak tau, kalau kamu bakal kesakitan kayak gini, apa kita berenti aja?" tawar Arzein.
Arzein menyerah. Arzein yang selama ini tidak pernah melakukan hubungan badan, seks dengan gadis perawan. Bahkan dengan Fara saja, Fara sudah tidak perawan. Jadi Arzein baru merasakan bercinta dengan gadis perawan bersama Syelen.
Arzein tidak menyangka, kalau perbuatannya justru membuat Syelen sangat kesakitan seperti sekarang. Jadi, dari pada harus melakukan hubungan yang tidak imbang ini, lebih baik Arzein menghentikan rencananya. Arzein tidak mau memaksa Syelen.
"Apa habis ini, Mas Arzein mau nge-seks sama Mbak Fara? Atau Mas mau nyari cewek lain di luar sana?" tuduh Syelen.
"Kenapa kamu bisa mikir kayak gitu?" balas Arzein cukup bingung dengan pertanyaan Syelen.
"Kalo gitu, lanjutin! Tunjukin apa yang dikatakan 'nikmat'. Aku nggak peduli lagi, kalo memekku sampai robek kayak gini, karena aku bisa nyakar badan Mas!" tegas Syelen yang begitu keras kepala.
"Keras kepala," ungkap Arzein jujur.
Kemudian, dalam sekali dorongan begitu dahsyat dari Arzein. Kontol besar itu bisa masuk sepenuhnya di dalam memek Syelen. Sampai Syelen kembali mencakar tubuh Arzein lagi, melampiaskan rasa sakit luar biasa ini.
Arzein menatap dalam wajah gadis mungilnya yang menutup matanya, membuatnya tidak bisa melihat keindahan netra hitam yang selalu dia sukai dari gadisnya itu. Ada linangan air mata di sudut mata itu, seolah memberi tanda bahwa apa yang dilakukan Arzein telah menyakiti gadisnya.
Bukan! Bukan ini yang Arzein harapkan. Arzein tidak pernah sekalipun mengharap, perbuatannya sampai harus membuat Syelen kesakitan. Meskipun Syelen menganggap kalau Arzein melakukannya karena sudah membayar Syelen, tapi Arzein tetap menghargai Syelen.
"Maaf, Len. Aku nggak tau, kalo aku bakal bikin kamu nangis kayak gini, sayang."
"Hiks. Ini sakit Mas, kalau sudah selesai. Bisa Mas keluarin?" tanya Syelen.
Arzein hampir melupakan kepolosan gadis mungilnya, yang belum pernah sekalipun melakukan hubungan seks. Jadi sudah pasti, Syelen menganggap kalau proses penyatuan hanya sampai sini.
"Ini beneran kerasa penuh banget. Jadi bisa Mas keluarin sekarang?"
"Baiklah, jika itu maumu, sayang."
Perlahan, Syelen bisa merasakan sesuatu yang memenuhi dirinya ditarik dari dalam miliknya. Syelen pun akhirnya bisa bernapas lega, karena sejak tadi reaksi tubuhnya benar-benar terasa aneh. Seperti... Syelen bahkan tidak tau harus menyamakannya seperti apa.
Namun, tepat sebelum sesuatu itu keluar sepenuhnya dari memek sempit Syelen. Arzein tiba-tiba saja mendorong kuat, tentu saja Syelen langsung memeluk Arzein, membuat puncuk dadanya kembali tegang hanya karena bersentuhan dengan tubuh Arzein.
"Asu! Celeng! Loro Ndes!" teriak Syelen menggunakan Bahasa jawa.
Bersambung
Oh oh oh... Sepertinya itu sakit. Menurut kalian gimana?
Mau baca lebih cepat? Yukkk ke Karyakarsa.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro