GODAAN CINTA KAKAK IPAR 7
Karya ini milik NyayuSilviaArnaz. (NyayuSilviaArnaz)
Selamat Membaca
"Apa?" Dokter Devita dan dokter Tita berkata bersamaan. Mata mereka melebar.
"Yasmin, apa kau sudah gila!" ucap Nindya tak percaya.
Yasmin terdiam sejenak sebelum menjawab. "Aku memang sudah gila."
"Suamimu apa tahu soal itu?" tanya dokter Devita heboh.
"Mas Dika ngga tahu soal itu. Kalau dia tahu, aku ngga tahu bagaimana reaksi dia nanti," ujar Yasmin.
"Tapi aku paham, mengapa kamu sampai melakukan itu," jawab dokter Tita pengertian. Dia paham bagaimana kondisinya karena dia yang paling dekat dengan Yasmin.
"Yasmin kamu harus hati-hati, karena kamu sudah bermain api di belakang suamimu." Nasihat Vera memang benar adanya.
"Kalau dipikir-pikir salah Mas Dika juga. Mengapa dia ngga bisa memenuhi tanggung jawabnya sebagai suami. Sehingga, Yasmin dengan terpaksa mencari kepuasan dengan pria lain," komentar Nindya tidak menyalahkan Yasmin.
"Terima kasih, kalian sudah mengerti aku." Yasmin tersenyum. Hatinya menjadi saat rekan-rekan kerjanya memeluk Yasmin erat dan menguatkannya.
Tiba-tiba suara pintu diketuk dari luar, membuat mereka semua terkejut dan spontan melepaskan pelukan mereka supaya orang luar tidak curiga.
"Casemix, kenapa pintunya dikunci?" tanya Mbak Berlian, salah satu sekretaris direksi. Rambutnya hitam pendek sebatas bahu.
"Vera, tolong buka pintu," perintah dokter Devita, kepala bagian casemix sambil memberi kode.
Vera berjalan membuka pintu sambil tersenyum. Seolah tidak terjadi apa-apa di dalam ruangan. Di hadapannya saat ini adalah Mbak Berlian.
"Ada apa ini mengapa pintunya sampai ditutup?" tanya Berlian dengan raut wajah yang penasaran sambil menatap satu per satu wajah yang ada di dalam ruangan.
Yasmin pun segera menggeleng. "Ngga ada apa-apa, Mbak Lian. Itu tadi kami lagi ganti pakaian. Itulah makanya pintunya ditutup," jelasnya sambil tersenyum.
"Oh, begitu." Berlian mengangguk-angguk paham.
"Aduh, sampai lupa! Aku mau kasihkan amplop dari dokter Ridwan." Mbak Lian meletakkan amplop surat di atas meja kerja Yasmin. Dokter Ridwan adalah direktur utama rumah sakit ini.
"Makasih, Mbak Lian," jawab Yasmin.
"Sudah itu saja, permisi casemix." Sebelum berbalik berjalan pergi meninggalkan ruangan casemix, dia sempatkan untuk tersenyum ramah.
"Kira-kira yang kita obrolin tadi, Mbak Lian kedengaran ngga, ya?" Dokter Tita sedikit khawatir.
"Kayaknya ngga kedengaran deh, Ter. Pintunya juga kita kunci 'kan," jawab Vera menenangkan.
"Aku sangat berharap masalah ini ngga ada orang lain yang tahu," pinta Yasmin.
"Tenang saja, kami semua bisa dipercaya," jawab dokter Tita meyakinkan.
Di meja kerjanya, dokter Devita membuka amplop coklat dari dokter Ridwan, mengeluarkan isinya, kemudian membacanya.
"Itu surat apa, Ter Devita?" tanya Vera penasaran begitu pula yang lainnya. Arah pembicaraan teralihkan ke topik yang lain.
"Surat tentang claim rumah sakit, sudah ditandatangani oleh dokter Ridwan," jelas dokter Devita. Dia meletakkan surat tersebut di dalam laci mejanya.
"Yasmin, Vera, Nindya, Tita, kalian harus bekerja lebih keras lagi. Karena dokter Syarif, belum bisa masuk kerja, anaknya masih sakit."
"Satu minggu lebih dikit, kita mau naikkan tagihan ke atas."
Dokter Devita menatap Yasmin dan Nindya yang duduk di mejanya. "Kalian sudah sampai tanggal berapa?"
"Sudah sampai tanggal 25, Ter. Aku tanggal 24, Yasmin tanggal 25," jelas Nindya.
"Iya, Ter. Kami usahakan mengerjakannya lebih cepat," timpal Yasmin bertekad.
"Okay. Vera, kamu sudah tanggal berapa?" tanya dokter Devita berjalan menghampiri Vera yang duduk di meja ujung sebelah kanan.
Vera membuka spreadsheet, dan melihat sebentar sebelum menjawab. "Masih tanggal 20, Ter."
"Oh, ya, sudah, aku akan bantu biar kita naikkan tagihan tepat waktu," jawab dokter Devita. Dia kepala ruangan casemix yang baik dan suka membantu anggotanya, jika perlu bantuan.
"Terima kasih, Ter," sahut Vera tersenyum.
"Okeylah, sama-sama. Nanti kalau kita sudah naikkan tagihan ke atas, aku akan traktir kalian." Dokter Devita memang selalu mentraktir anggota casemix setiap bulan setelah menaikkan tagihan ke atas.
"Iya, Ter, kami jadi lebih semangat," jawab Vera tersenyum senang.
***
Yasmin duduk di lobby sambil bermain game di handphonenya. Keadaan sekitar seperti biasa cukup ramai oleh keluarga pasien, pasien, dan karyawan rumah sakit.
"Yasmin! Ayo pulang!" Dari dalam mobil hitam Ezra memanggil.
Yasmin segera berjalan masuk ke dalam mobil yang sebelah pintunya telah dibuka oleh Ezra. Dia duduk di samping Ezra.
"Bagaimana kerja hari ini, lancar?" tanya Ezra sambil menyetir. Mobil melaju di jalan raya yang padat oleh kendaraan yang berlalu lalang.
"Hari ini pekerjaanku lancar, Kak Ezra," jawab Yasmin tersenyum. Dia senang sekali bisa dijemput oleh Kak Ezra.
"Syukurlah. Kamu sudah makan siang?" tanya Ezra kembali. Sebelah tangannya digunakannya untuk menggengam tangan kanan Yasmin.
"Tadi dokter Tita mentraktir kami makan siang. Kalau Kak Ezra sudah makan?" Yasmin menggenggam balik tangan Ezra.
"Belum sempat makan siang. Aku ke restoran mengecek kerja karyawan."
"Baiklah, kalau begitu di rumah aku akan buatkan makan siang. Bagaimana kondisi di sana sekarang, Kak?" tanya Yasmin.
"Sudah lebih baik dari yang sebelumnya. Sesuai dengan saranmu aku membuat promo voucher diskon 50% untuk setiap pelanggan yang datang. Dan alhasil, banyak pelanggan yang datang. Mereka mengatakan masakan restoran enak dan berkualitas. Terima kasih, ya, Yasmin. Semua ini berkat kamu," ucap Ezra. Wajahnya juga tampak lebih bahagia.
Yasmin mengangguk. "Ya, sama-sama, Kak. Aku senang sekali mendengarnya."
Ezra menyetel lagu yang menenangkan untuk menemani perjalanan mereka pulang ke rumah.
"Kak Ezra juga suka dengan lagu buih jadi permadani?" tanya Yasmin menoleh.
"Aku suka, kamu juga suka?" tanya Ezra balik.
"Sama dong. Lagunya itu menurutku cocok banget untuk didengar."
"Benar sekali."
Keduanya pun menikmati lagu yang tengah diputar sambil ikut bernyanyi. Tidak terasa mereka telah sampai di depan rumah. Seperti biasa, Ezra memarkirkan mobilnya di halaman rumah parkiran.
Setelah itu, Yasmin berganti pakaian kantor menjadi pakaian sehari-hari. Gaun biru pendek selutut membalut tubuh idealnya. Dia saat ini, berada di dapur sedang berkutat dengan masakannya. Aroma masakan menguar di udara memenuhi ruangan dapur.
Tiba-tiba, Yasmin merasakan seseorang memeluk perutnya dari belakang. Dia spontan menoleh, dan mendapati Ezra yang sedang tersenyum sambil memeluknya.
"Yasmin, aku kangen banget sama kamu," ujarnya dengan nada manja membuat senyuman terbit di wajah Yasmin.
"Aku juga kangen, Kak Ezra. Waktu di kantor, aku berpikir pengen cepat-cepat pulang." Yasmin meletakkan sambal tahu di atas mangkuk, lalu meletakkannya di atas meja makan.
Ezra menghirup dengan nikmat aroma masakan Yasmin. "Rasanya pasti enak, suapin aku dong!" Dia memasang wajah imut.
Lagi-lagi Yasmin tertawa karena tingkah manja Kak Ezra. "Baiklah, bayi besarku mau makan." Tangannya mengusap wajah dan puncak kepala Ezra.
Dan Ezra menikmati sentuhan itu. Dengan perhatian Yasmin menyuapi Ezra makan. Ezra makannya lahap. Ditutup dengan minum segelas air putih.
"Aku sudah kenyang." Ezra tanpa kata menggendong Yasmin ala bridal menuju ke lantai dua ke kamar Yasmin.
Aroma wangi yang menenangkan tercium begitu berjalan masuk. Kali ini Ezra dengan tidak sabar membuka pakaian yang membalut tubuh wanita itu sampai tubuhnya yang montok tanpa sehelai benang pun.
Selanjutnya Ezra melepaskan pakaian yang membalut tubuhnya sendiri, lalu membuangnya sembarangan.
"Aku selalu ingin bercinta denganmu, Yasmin. Kau membuatku candu," bisik Ezra di telinga Yasmin.
Ezra mendekati Yasmin, menjilat kupingnya dan sesekali menggigitnya membuat Yasmin merinding. Dia mendekatkan wajahnya ke wajah Yasmin dan memadukan kedua bibir itu. Kedua bibir itu saling menghisap. Ciuman itu terhenti saat keduanya sama-sama kehabisan napas.
Yasmin duduk di pinggir ranjang, melebarkan sendiri, menekuk kakinya. Ezra berdiri di depan Yasmin, laki-laki itu mengangkat tangannya dan menggosok kemaluan Yasmin dengan lembut.
Yasmin menikmati sentuhan itu. "Ah, Kak Ezra..."
Bersambung
Mau lanjut bacanya??? Yukk Mampir di Karyakarsa. Link:
https://karyakarsa.com/SilviaArnaz/godaan-cinta-kakak-ipar-chapter-1
Cium Sayang Lody
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro