GODAAN CINTA KAKAK IPAR 5
Karya ini milik NyayuSilviaArnaz (NyayuSilviaArnaz)
Selamat Membaca
Ezra tertawa mendengar perkataan Yasmin. "Siapa bilang punyaku kecil?" tanyanya dengan tatapan menggoda. Tangannya menyentil dagu Yasmin.
Untung saja, kaca mobilnya tidak transparan. Jadi, apa yang mereka lakukan di dalam mobil tidak akan terlihat oleh orang yang ada di luar mobil. Dan mereka bebas melakukan apa saja di dalam mobil tanpa rasa khawatir.
"Ya, bisa saja. Penis punya Mas Dika aja kecil kayak punya anak SMP," ujar Yasmin tertawa.
"Nakal kamu, ya!" Ezra kemudian melumat bibir Yasmin lagi.
"Kita mau ke mana?" tanya Ezra setelah melepaskan ciumannya. Bibirnya mengkilat basah. Tangannya beralih memainkan gunung kembar Yasmin.
"Ke rumah saja, Kak," jawab Yasmin memberi usul, dia menikmati setiap jamahan dari Ezra. Puting coklatnya semakin keras dan tegang. Organ intimnya semakin basah saja di bawah sana.
"Baiklah, tunggu sebentar. Kita akan melanjutkannya di rumah," balas Ezra tersenyum mulai menyetir kembali ke jalan raya.
"Aku ngga sabar lagi, mencicipi terong milik Kak Ezra," ujar Yasmin mendesah.
Dalam waktu singkat, mereka berdua telah sampai di depan rumah. Ezra membuka pintu pagar dengan terburu-buru, lalu menutupnya kembali. Keadaan rumah sepi dan hening. Cahaya lampu menerangi lantai teras. Dia memarkirkan mobil di halaman rumah, kemudian segera membuka pintu mobil penumpang dan menggendong Yasmin ala bridal style.
Tangan Yasmin spontan mengalung di leher Ezra. Sebelah tangannya, digunakannya untuk mengusap wajah tampan Ezra khas blasteran, dimulai dari mengusap pipi, hidung, sepasang mata indah, serta kumis tipis dan jenggot tipis yang menghiasi di atas dan di bawah bibir.
"Mengapa kamu sangat tampan, Kak? Apa kamu titisan dewa langit?" pujian Yasmin membuat sudut bibir pria itu terangkat membentuk senyuman dan semakin percaya diri.
"Aku tahu, aku laki-laki paling tampan di dunia ini," ujar Ezra narsis. Tangannya mencengkram payudara Yasmin yang bergoyang bebas di pangkuannya.
Wanita itu melumat bibir Ezra lagi. Dan tangannya mengusap dada bidang Ezra yang masih terbalut kemeja coklat.
Dengan langkah cepat, Ezra membawa Yasmin ke dalam kamarnya yang berada di lantai dua di ujung lorong. Dia membuka pintu kamar pelan, menyalakan lampu, dan dengan lembut meletakkan tubuh Yasmin duduk di atas ranjang.
Ezra membuka satu per satu kancing kemeja coklat yang membalut tubuhnya. Tubuhnya putih dan atletis. Otot perut berjumlah enam kotak terpampang dengan jelas.
Yasmin terperangah melihatnya. Tangannya mengusap dada bidang berotot Ezra. Seperdetik kemudian, tatapannya menurun ke bawah tepatnya ke arah selangkangan Ezra. Tatapan matanya terarah pada milik Ezra yang menggembung di balik celana dasar yang dipakainya.
Seberapa besar penis Kak Ezra? batin Yasmin bertanya-tanya.
Ezra tertawa melihat bagaimana cara Yasmin menatap bagian selangkangannya yang masih terbalut celana dasar. Dia sengaja dengan gerakan perlahan membuka resleting celana dasar hitam yang dipakainya, kemudian melemparnya secara asal.
Yasmin yang tidak sabar, bergerak dari posisi duduknya, wanita itu dalam satu tarikan menarik celana dalam yang masih membungkus kejantanan Ezra. Dan begitu celana dalam itu terlepas, kejantanan Ezra teracung tegak dengan sempurna. Seakan mengatakan sudah siap untuk memberikan kenikmatan di lubang hangat Yasmin.
"Bagaimana? Aku ngga bohong 'kan," ujar Ezra dengan nada bangga sambil tangannya memegang kepala penisnya yang mirip seperti topi jamur.
"Kakak ngga bohong," ujar Yasmin mengakui.
Yasmin menatap wajah Ezra seolah meminta izin. "Apa aku boleh mencobanya?" Ezra mengangguk mengizinkannya.
Yasmin dengan semangat mendekat dan mengusap pelan penis itu. Penis itu besar dan panjang serta berurat. Warnanya dikatakan putih tidak, dikatakan hitam juga tidak, warnanya sedang-sedang saja.
Yasmin dengan lihai mengusap, mengurut, dan memijat penis Ezra dari pangkal sampai ke ujung. Mengelus-ngelus benda hidup itu seperti sedang mengelus kucing. "Punya Mas Dika kecil banget, ngga seperti punya kakak yang besar dan panjang." Entah mengapa, ada rasa bahagia di dalam hatinya melihat penis Ezra yang di luar ekspetasinya.
"Kamu selama menikah dengan Dika ngga puas?" tanya Ezra, dia bangga dengan kejantanannya.
"Ya bisa dikatakan begitu. Aku dan Mas Dika jarang sekali melakukan hubungan suami istri. Dia sibuk sekali."
Sentuhan demi sentuhan tangan halus Yasmin membuat penis Ezra semakin menegang dan membesar. Dia meletakkan penis Ezra ke belahan dadanya dan menjepitnya dengan payudara bulat dan besarnya, kemudian berlanjut memainkannya lagi.
"Pakai mulut kamu," perintah Ezra.
Yasmin menurut, dia memasukkan penis itu ke dalam mulut dan membawanya keluar masuk mulut. Dia sesekali mengemutnya seperti sedang mengemut permen lolipop.
Ezra mendesah menikmati perlakukan Yasmin pada adik kecilnya. Dia sudah bergonta-ganti pasangan, tetapi belum ada yang sampai ke tahap menikmati tubuh."Ah, ah, ah, Yasmin! Kamu bisa banget memanjakannya." Posisi Ezra sekarang berdiri tepat di hadapan Yasmin yang tengah berjongkok.
"Kakak suka itu?" Yasmin tersenyum, dia semakin cepat memijat-mijat kejantanan Ezra yang semakin menegang saja.
"Buka celana kamu sendiri," perintah Ezra.
Yasmin lagi-lagi menurut, dia membuka satu per satu pakaian yang menyelimuti tubuh bagian bawahnya dimulai dari celana panjang sampai celana dalam merah muda yang cute.
Ezra mendorong tubuh molek Yasmin ke atas ranjang empuk. Dia mengangkat tungkai kaki Yasmin, menekuknya, dan melebarkannya. Organ kewanitaan Yasmin sangat bersih dan terawat, tidak ada bulu-bulu lebat yang menghiasinya. Warnanya pun merah muda menggoda dan aromanya pun harum.
Ezra tersenyum senang bagai habis menang lotre. "Kamu baru saja mencukurnya?" tanyanya.
"Ya, aku rajin merawatnya. Aku rutin mencukurnya."
Yasmin bergerak geli bercampur nikmat saat lidah Ezra mulai menjilat di klitorisnya. Kedua jari tangan Ezra masuk ke dalam G-spot Yasmin, jari tangannya keluar masuk memberikan rangsangan kenikmatan.
"Ah, ah, ah, Kak Ezra!" Rangsangan kenikmatan menjalar di dalam tubuhnya.
"Semakin cepat, Kak Ezra!" Dua jari tangan Ezra bergerak lebih cepat di G-spot Yasmin mengobok-oboknya, menambah kenikmatan berkali-kali lipat.
Cairan bening kewanitaan keluar membasahi organ kewanitaan Yasmin. Lidah Ezra menjilati organ kewanitaan Yasmin seperti es krim.
Ezra tertawa. Dia memegang penisnya yang sudah sejak lama tegang dan keras. Dia sengaja menggesek-gesekkan kepala penisnya di depan lubang vagina Yasmin, belum berniat untuk memasukkannya ke dalam sana. Ingin melihat reaksi Yasmin.
"Aku sudah ngga tahan, masuki aku, Kak!" pinta Yasmin. Organ bawahnya berkedut-kedut, semakin becek saja dan gatal.
Ezra mendorong tubuh Yasmin menjadi terlentang di atas ranjang, kemudian menindihnya. "Kamu siap?" tanyanya sambil memegang penisnya.
Yasmin mengangguk mantap. "Aku siap, Kak!"
Ezra memegang penisnya yang tegang dan panjang, dia mengarahkannya ke arah lubang kehangatan Yasmin. Dia sedikit kesulitan menembus lubang vagina Yasmin yang sempit. Setelah berusaha keras mendorongnya, barulah penisnya bisa masuk sepenuhnya ke dalam lubang vagina Yasmin.
Yasmin merasa dirinya penuh dan penat. Dia awalnya mengira penis Ezra tidak akan muat ke dalam lubang kenikmatannya, ternyata bisa masuk. Rasanya tidak perih, karena ini bukanlah pertama kali dia bercinta. Keperawanannya diambil oleh Mas Dika saat malam pertama pernikahan mereka. Yasmin merapatkan tungkai kakinya, menjepit penis Ezra.
"Ah, Yasmin milikmu masih sempit." Ezra memajukan mundurkan penisnya dengan gerakan perlahan.
"Ah, ah, ah, nikmat sekali Kak Ezra! Aku sudah lama ngga merasakannya." Yasmin mencengkram seprei di bawahnya.
"Kapan terakhir Dika menyentuhmu?" tanya Ezra tanpa menghentikan gerakannya yang lebih cepat dari sebelumnya.
"Enam bulan yang lalu," jawab Yasmin. Matanya merem melek menikmati setiap hujaman kejantanan Ezra, sang kakak ipar.
"Kamu memang enak, Yasmin. Aku semakin bersemangat untuk menyentuhmu." Dada bidang berototnya menempel erat ke payudara Yasmin. Tangannya meremas-remas payudara wanita itu secara bergantian.
Ezra memainkan puting Yasmin yang mengeras dan tegang. Dia menggigitnya pelan. Terkadang menampar payudara montok dan besar Yasmin dengan gemas.
"Dika, bodoh sekali, menyia-nyiakan kehadiranmu. Tubuhmu indah, menawan, montok, dan berisi. Aku pasti akan bercinta denganmu setiap hari." Ezra dengan ganas menciumi payudara Yasmin dan meninggalkan bekas merah di sana.
"Ah, ah, Kak Ezra juga tampan. Penis Kakak besar dan panjang pula. Aku sangat suka. Aku yakin wanita yang nanti memiliki Kakak sebagai suami, pasti akan bahagia."
Ezra dan Yasmin berciuman kembali. Mereka berdua saling menyesap, menikmati setiap rasa yang mengalir.
Di bawah, penis Ezra masih tertanam dalam di dalam lubang kenikmatan Yasmin. Tangan Ezra terus memainkan payudara Yasmin tiada henti. Suara desahan keduanya berpadu di dalam kamar tersebut.
Bersambung.
Ya ampuun udah panas gini malah kepotong, tunggu lanjutannya ya...
Baca Lebih Cepat di Karyakarsa. Link:
https://karyakarsa.com/SilviaArnaz/godaan-cinta-kakak-ipar-chapter-1
Cium Sayang Lody
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro