GODAAN CINTA KAKAK IPAR 4
Karya ini milik NyayuSilviaArnaz (NyayuSilviArnaz)
Selamat Membaca
Satu jam kemudian, mereka telah sampai di depan restoran Nexa. Ezra memarkirkan mobil hitamnya di parkiran. Dia mematikan mesin mobil, memasukkan kunci mobil ke dalam saku celananya. Dengan perhatian, dia berjalan ke sisi pintu mobil yang lain dan membukakan pintu untuk Yasmin.
"Terima kasih, Kak Ezra," ujar Yasmin tersenyum. Kak Ezra memang berbeda dengan Mas Dika. Mas Dika tidak pernah membukakan pintu untuknya.
"Sama-sama," jawab Ezra.
Yasmin mengedarkan pandangan ke sekelilingnya. Dahinya mengerut, tanda tanya besar muncul di pikirannya. Halaman parkir yang sangat luas dan rapi ini hanya ada beberapa mobil yang terparkir. Sangat sepi.
"Yasmin, ayo ke dalam," ajak Ezra. Dia menggenggam tangan kanan Yasmin. Mereka berjalan bersisian.
Ezra sengaja tidak memberitahu kepada pihak restoran jika dia akan datang. Dia ingin melihat secara langsung bagaimana cara para karyawan restoran menangani pelanggan yang datang. Interior restoran mewah dan elegan seperti restoran bintang lima pada umumnya. Dua orang karyawan berdiri di pintu masuk menyambut kedatangan pelanggan.
Kira-kira mengapa pelanggan memberikan komentar buruk? pikir Ezra masih menebak-nebak.
"Kita duduk di sebelah sana saja, Kak." Yasmin menunjuk meja di sisi kanan ruangan restoran. Ezra setuju.
Keduanya duduk berhadapan. Tampak seperti pasangan sungguhan.
Yasmin mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan. Dia hanya menemukan tiga orang pelanggan yang sedang makan. Meja banyak yang kosong. Padahal menurutnya, ruangan luas restoran dan fasilitas yang tersedia seharusnya berhasil memberikan kenyamanan dan ketenangan.
Berselang beberapa saat kemudian. Seorang karyawan wanita dengan seragam khas datang menghampiri meja mereka.
"Tuan dan Nona ingin pesan apa?" tanyanya ramah.
Yasmin mengambil buku menu makanan yang tergeletak di atas meja, membukanya dan mencari makanan dan minuman yang ingin dipesan. "Cumi-cumi saos mentega, honey garlic salmon, dan minumannya jus alpukat serta kue coklat."
"Dan Tuan?" tanya karyawan.
"Ayam saos tiram, spageti bolognese dengan tambahan topping udang, pudding stroberi, dan untuk minumannya smoothie coklat."
Karyawan itu segera mencatat pesanan keduanya di dalam buku catatan kecil. "Baik, Tuan dan Nona, mohon ditunggu."
"Kak Ezra, restoran Nexa tampak baik-baik saja," ucap Yasmin berbisik setelah karyawan tadi berjalan pergi.
Ezra mengangguk setuju. "Mungkin karena kita belum melihat semuanya."
Tak lama kemudian, makanan dan minuman yang mereka pesan pun datang. Dua orang karyawan meletakkan makanan dan minuman dari nampan ke atas meja. Uap panas yang berasal dari makanan melayang di udara membawa aroma makanan.
"Silakan dinikmati Tuan dan Nona." Ezra dan Yasmin hampir bersamaan mengangguk.
"Kelihatannya enak." Yasmin mengambil sendok dan dengan semangat memasukkan potongan cumi ke dalam mulutnya dan mengunyahnya pelan.
Ekspresi wajah wanita itu berubah. "Ada apa Yasmin?" tanya Ezra ingin tahu.
Yasmin menatap wajah Ezra sebentar, kemudian beralih memotong daging ikan salmon dan memakannya pelan
"Kak Ezra, mendingan coba sendiri deh," saran Yasmin.
"Baiklah." Tak ingin lebih lama penasaran, dia mengambil sendok dan memotong daging ayam saos tiram, kemudian merasakannya sendiri.
Ezra buru-buru mengambil gelas smoothie dan meminumnya. "Masakan apa ini? Rasanya ngga enak, daging ayamnya ngga fresh."
Dia mencoba spageti bolognese, berharap masakan itu lebih enak daripada masakan pertama. Ternyata hasilnya sama saja.
Ekspresi wajah Ezra berubah menjadi kesal dan marah. "Inilah alasan mengapa restoran Nexa sepi!"
Yasmin menghampiri Ezra, dia mengusap punggung laki-laki itu. "Tenang, Kak Ezra. Lebih baik kita bertemu dengan kokinya langsung."
Yasmin memanggil karyawan dan mengatakan keinginan mereka untuk bertemu dengan kepala koki restoran Nexa.
Di ruangan sebelah dapur, terlihat beberapa koki sedang duduk santai karena memang pesanan pelanggan memang sedang kosong. Melihat kedatangan dua orang tamu, kepala pelayan datang menemui mereka.
"Kedua tamu, ada masalah kalian meminta bertemu denganku?" tanyanya dengan tenang. Seragam koki melekat membalut tubuh gemuknya dan tidak lupa topi bertengger di kepalanya yang bulat dan sedikit botak.
Sementara itu, koki-koki yang lain menyingkir, merapat ke dinding dengan tatapan penuh tanda tanya dan juga khawatir.
"Beginikah caramu mendidik para koki?" tanya Ezra mengintimidasi.
"Maksud Tuan bagaimana? Apa ada makanan yang salah antar?" tanya kepala koki, Anton.
"Semua makanan yang dihidangkan semuanya mengecewakan. Daging ikan, ayam, udang semuanya ngga fresh. Cita rasanya pun kurang. Ngga seperti dulu," jelas Ezra kecewa berat.
Anton mengendikkan bahu, menatap Ezra yang berdiri di hadapannya. "Iya, begitulah. Aku dan semua koki yang ada di sini apa yang bisa diperbuat?"
Ezra tampak tidak mengerti. "Apa maksudmu?"
"Semua bahan mentah yang disediakan hampir semuanya ngga fresh. Ditambah, pelanggan yang datang sedikit. Banyak bahan mentah yang menumpuk mau ngga mau harus tetap dipakai," jelas Anton jujur.
"Apa kamu tahu, efek perbuatan yang kamu lakukan itu? Hampir semua pelanggan memberikan komentar yang buruk tentang restoran ini!" ujar Ezra, Yasmin tahu Ezra sedang marah.
"Itu ngga sepenuhnya salah kami! Tuan Irfan yang bertugas menyetok bahan makanan mentah." Anton membela diri. Koki-koki yang lain ikut menyahut membenarkan perkataan kepala koki, Anton.
"Irfan?" Beo Ezra.
"Ya, Tuan Irfan."
Pada akhirnya, Ezra dan Irfan bertemu secara pribadi di ruangan pimpinan yang ada di restoran. Suasana tegang menyelimuti ruangan tersebut.
"Irfan, selama aku tinggal di Jepang. Kamu menjadi orang kepercayaanku untuk mengurus restoran Nexa," ujar Ezra mengawali kalimatnya.
Irfan menunduk, tampak ketakutan dan merasa bersalah. "Maafkan aku, Pak Ezra!"
"Kalau aku ngga mendadak langsung datang ke restoran Nexa, mana mungkin aku tahu apa yang sebenarnya terjadi di sini. Selama ini, aku tahunya restoran dalam keadaan baik-baik saja."
"Ternyata, pelanggan ramai itu telah kamu sewa. Dan yang sebenarnya terjadi, banyak pelanggan yang memberikan ulasan yang buruk tentang restoran Nexaku."
"Kamu sengaja membeli bahan-bahan mentah yang sudah ngga fresh dan murah. Kamu ingin menghancurkan restoran yang telah aku bangun dengan susah payah?"
"Maafkan aku, Pak Ezra. Aku akan memperbaiki semuanya," janji Irfan merasa bersalah.
"Kamu perlu tahu bahwa kesempatan hanya diberikan satu kali. Dan kamu telah mengecewakanku." Jari telunjuk Ezra menunjuk wajah Irfan.
"Kamu dipecat! Mulai besok kamu ngga usah bekerja lagi!" tegas Ezra. Dia tidak ingin kejadian seperti ini terulang kembali dan menjadi pelajaran untuk karyawan yang lainnya. Agar berpikir sebelum bertindak.
Irfan bersujud memohon ampun di atas lantai keramik yang dingin. "Tolong beri aku kesempatan. Aku ngga akan mengecewakanmu lagi."
"Semuanya sudah terlambat!" jawab Ezra dingin.
***
Ezra dan Yasmin sangat sibuk berbelanja ke pasar untuk membeli bahan-bahan mentah berkualitas terbaik. Demi memperbaiki kualitas makanan dan minuman restoran. Tanpa dirasa, matahari sebentar lagi akan tenggelam ke peraduannya.
"Kak Ezra?" panggil Yasmin. Dia melihat pria tampan yang duduk tepat di sebelah kirinya itu yang tampak fokus menyetir, melihat ke arah jalanan.
"Iya, ada apa, Yasmin?" tanya Ezra balik menatap wanita itu. Dia meminggirkan mobil di pinggir jalan yang sepi.
Yasmin dengan sengaja duduk mendekat ke arah Ezra. Tangannya yang halus sengaja menggenggam tangan besar Ezra. Dia menyandarkan kepalanya ke bahu pria itu.
"Kamu lelah?" tanya Ezra perhatian. Tangannya terangkat mengusap pelan rambut panjang Yasmin. Wanita itu memiliki kecantikan alami yang membuatnya terpesona sejak awal bertemu. Pesona Yasmin tidak bisa dia tolak.
"Aku sedikit lelah, tapi aku juga senang karena bisa bantu Kak Ezra memastikan bahan-bahan makanan berkualitas tinggi." Yasmin tersenyum bahagia.
"Terima kasih sudah menemaniku, Yasmin," ujar Ezra tulus.
"Apa aku boleh meminta hadiah?" tanya Yasmin berharap. Sepasang matanya menatap mata Hazel Ezra menyiratkan apa yang ingin dia minta.
Ezra tersenyum balik, dia tahu apa yang Yasmin inginkan. Dia pun menginginkan hal yang sama. Hasrat keduanya bersatu, saling menyambut. Dia memajukan wajahnya mendekat ke arah Yasmin. Seperdetik kemudian, bibir keduanya sudah bersatu padu.
Ezra tak menyangka bibir ranum Yasmin sangatlah manis, semanis secawan madu. Membuatnya kecanduan ingin mencecapnya lebih lama lagi. Mata keduanya berpejam, saling menghisap berbagi rasa yang sudah lama tidak dipenuhi. Ezra menekan kepala Yasmin untuk memperdalam ciuman mereka.
Aku tidak peduli dia adalah adik iparku, batin Ezra. Wanita itu terlalu cantik untuk diabaikan.
Tangan kanan Ezra bergerak menyusup ke dalam blouse ungu muda yang membalut tubuh montok Yasmin, dia meremas-remas payudara montok dan berisi wanita itu secara bergantian.
"Punyamu besar dan menggoda, Yasmin." Mata Ezra berkabut karena gairah yang menguasai dirinya.
Yasmin merasakan suatu rangsangan kenikmatan, bagian bawah sana berkedut-kedut. Napasnya memburu cepat seirama dengan jantung.
Maafkan aku Mas Dika. Ini semua salah kamu, yang terlalu sibuk, batin Yasmin sedikit merasa bersalah.
Tanpa diperintahkan Yasmin membuka blouse dan bra yang dipakainya untuk mempermudah Ezra melanjutkan permainan panas mereka.
Dua payudara yang montok dan berisi terpampang dengan jelas di hadapan Ezra. Selama beberapa tahun ini, dia hanya bisa melihatnya dari luar saja. Kini dia memiliki kesempatan besar untuk mencicipinya.
Jari tangan Ezra bergerak memutar di areola coklat payudara Yasmin. Dia meremas payudara wanita itu secara bergantian dengan sesuka hati. Mulai dari menarik dan memilinnya. Rasanya empuk dan kenyal. Payudara Yasmin masih sangat bagus karena jarang dijamah oleh pria. Ezra seperti seorang bayi menyusu di puting Yasmin mengemut-ngemutnya dengan rakus.
Gerbang kenikmatan terbuka lebar. Rangsangan hasrat birahi semakin memuncak di dalam diri Yasmin. Dadanya membusung ke depan. Dia dapat merasakan dengan jelas bagian inti wanitanya di bawah sana basah dan becek.
"Kak Ezra, apa penismu kecil seperti punya Mas Dika?" Yasmin mengusap-ngusap kepala Ezra dengan penuh kasih sayang lebih dari sekedar kakak ipar. Sebuah rasa yang dia tahu terlarang, tetapi Yasmin tetap membiarkannya.
Bersambung.
Duh... udah mulai panas nih.
Baca Lebih Cepat di Karyakarsa. Link:
https://karyakarsa.com/SilviaArnaz/godaan-cinta-kakak-ipar-chapter-1
Peluk Cium Lody
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro