GODAAN CINTA KAKAK IPAR 3
Karya ini milik NyayuSilviaArnaz (NyayuSilviArnaz)
Selamat Membaca
"Yasmin, tenang! Yakin sama aku, semua akan baik-baik saja." Ezra terus mengusap puncak kepala Yasmin dengan penuh kasih sayang.
"Aku masih takut, Kak." Air mata Yasmin mulai menetes membasahi kedua pipi mulusnya.
"Cup! Cup! Cup! Jangan menangis, Yasmin!" Ezra berkata dengan nada lembut. Dia baru mengetahui jika Yasmin memiliki phobia terhadap kegelapan. Selama ini, dia dan adik iparnya sangat jarang bertemu.
Seiring dengan waktu yang terus berjalan. Di dalam pelukan hangat, tubuh Yasmin jauh lebih rileks. Dia mengeratkan pelukannya. Wajahnya terbenam di dada bidang Ezra. Aroma harum menyegarkan dari tubuh pria itu bisa Yasmin cium dengan jelas. Aroma itu memberinya ketenangan dan kehangatan. Napasnya perlahan teratur. Begitu juga dengan detak jantungnya. Rasa aman dan terlindungi menjalar di dalam hatinya.
"Kak Ezra, jangan pergi tubuh tinggalkan aku," pinta Yasmin setengah memohon.
"Jangan takut, aku ngga akan tinggalkan kamu," jawab Ezra. Benda kenyal dan lembut yang menekan dada bidangnya membuat sesuatu di dalam dirinya terbangun.
Tubuh Yasmin sangat cocok untuk aku peluk, batin Ezra. Tangannya tidak berhenti mengusap punggung Yasmin.
Pria berusia 32 tahun itu bisa mencium aroma harum yang menguar dari rambut Yasmin. Adik iparnya dikaruniai wajah yang cantik, tubuh yang ideal dan rajin merawat tubuh. Dia akui, dia mulai tergoda dengan Yasmin, adik iparnya sendiri.
"Yasmin?" panggilnya, tapi tidak ada sahutan. Dia menangkup pipi Yasmin, ternyata wanita itu sudah tertidur.
Ezra menggendong Yasmin dan meletakkannya di atas ranjang. Dia hendak melangkah pergi dari sana, tapi tangan Yasmin menahan tangannya.
"Jangan pergi!" racau Yasmin dalam tidurnya.
"Kalau Yasmin terbangun, dan menangis lagi! Kasihan juga, aku melihatnya." Ezra menatap wajah Yasmin di dalam cahaya yang minim.
"Baiklah, aku akan menemani kamu." Mengabaikan norma yang ada, dia putuskan untuk tidur di samping Yasmin.
Ezra sedikit terkejut saat tangan halus dan lembut Yasmin memeluknya erat. Yasmin bergerak seolah sedang mencari kehangatan yang jarang dia dapatkan. Pada akhirnya, tubuh Yasmin dan Ezra menempel erat. Dan Ezra menikmati pelukan Yasmin.
***
Cahaya matahari berhasil menerobos di sela-sela gorden yang tidak tertutup rapat. Yasmin perlahan membuka kedua matanya. Dia heran, tetapi juga senang karena tidurnya semalam nyenyak sekali. Sudah lama, dia tidak tidur senyaman itu. Wanita itu menoleh, dan menyadari di sampingnya seorang pria tampan sedang tertidur damai.
Aku tidak melakukan hal lebih 'kan semalam? batin Yasmin. Dia ingat semalam phobia kegelapannya mendadak kambuh akibat mati listrik. Sehingga, Kak Ezra datang untuk menenangkannya.
Kak Ezra baik sekali, perhatian, dan peduli, batin Yasmin.
Sudut bibirnya melengkung membentuk senyuman, dia ingat dengan jelas bagaimana Kak Ezra berusaha keras untuk membantunya. Semalam, Kak Ezra seperti sosok pahlawan di dalam drama-drama yang sering ditontonnya. Bahkan, Mas Dika pun tidak semanis perlakuan Kak Ezra semalam.
Tentang Ezra, hanya sedikit yang Yasmin tahu. Sebelum dia menikah dengan Mas Dika, dan bahkan setelah menikah dia sangat jarang bertemu dengan Kak Ezra. Kalaupun bertemu hanya satu sampai dua kali saja dalam setahun dalam acara yang diadakan oleh keluarga. Jika bertemu, paling mereka hanya mengobrol sebentar saja.
Awalnya, Yasmin mengira kakak iparnya itu orang yang cuek, dingin, dan tidak peduli. Kejadian mati listrik membuat pandangannya terhadap Kak Ezra pun berubah. Kakak iparnya itu sangat jauh dari apa yang dia kira.
Yasmin bangkit dari posisi tidur terlentang, dia memandangi dengan intens wajah Kak Ezra. Jari-jari tangan lentiknya bergerak menyelusuri setiap inchi wajah pria itu sepasang mata yang masih tertutup rapat, hidung mancung, alis, dan bibir Ezra. Kak Ezra sangat tampan wajahnya blasteran Irlandia-Spanyol-Indonesia. Bahkan, lebih tampan dari Mas Dika.
Bagaimana rasanya bibir itu? batin Yasmin penasaran, meneguk ludahnya. Tanpa pikir panjang, Yasmin mengecup bibir Ezra kilat.
Ezra sudah terbangun sebenarnya saat sentuhan di wajahnya, tetapi masih pura-pura tidur. Dia ingin tahu, apa yang ingin dilakukan oleh Yasmin. Betapa terkejutnya saat dia merasakan benda kenyal dan lembut menempel di bibirnya. Tangannya mencengkram seprei. Matanya spontan terbuka.
Untuk beberapa saat, dia bertatapan dengan mata coklat Yasmin yang mampu membuatnya tenggelam. Jantungnya berdebar kencang.
"Selamat pagi, Kak Ezra," sapa Yasmin tanpa canggung. Wanita itu tersenyum cerah sambil menjauhkan wajahnya dari wajah Ezra. Seakan tidak melakukan sesuatu.
"Selamat pagi juga. Bagaimana kamu sudah lebih baik?" tanya Ezra pura-pura tidak tahu, berusaha menenangkan jantungnya yang berdebar kencang.
Yasmin mengangguk. "Aku sekarang sudah lebih baik. Maaf telah membuat Kakak cemas semalam," ucapnya merasa bersalah.
Ezra menggeleng. "Tidak apa-apa. Yasmin, kamu memiliki phobia terhadap gelap?"
"Iya, Kak. Setiap kali gelap, phobiaku akan kambuh," jelas Yasmin.
Ezra mendengarkan dengan baik. "Oh, begitu."
Mata Ezra melebar saat sadar dia masih berada di dalam kamar adik iparnya. Kamar yang khas perempuan yang feminim, tetapi tetap meninggalkan kesan elegan dan mewah. Dia teringat dengan kegiatan yang telah direncanakan. "Aku akan kembali ke kamar."
Yasmin melihat ke arah jam dinding yang berada di salah satu dinding kamar. Jam sudah menunjukkan pukul 07.00 pagi. Syukurlah, belum terlambat.
"Kak Ezra, aku akan masak. Kakak ingin dibuatkan masakan apa?" tanya Yasmin saat Ezra berada di ambang pintu kamar.
"Apapun yang dimasak aku akan memakannya," jawab Ezra.
***
Sesuai dengan rencana, Ezra dan Yasmin akan mengunjungi restoran Nexa. Restoran Nexa berada di pusat kota Jakarta. Di dalam mobil, Ezra menyetir. Pikirannya tiba-tiba melayang mengingat phobia Yasmin.
Dia menoleh pada Yasmin yang duduk di sebelahnya sibuk memandangi jalanan Jakarta yang sibuk. "Yasmin, apa Dika selalu berada di sampingmu saat listrik mati?"
Yasmin menoleh menatap Ezra yang berada di sampingnya. Dia menggeleng. Tatapan matanya terlihat sendu. "Mas Dika, akhir-akhir ini sangat jarang berada di rumah. Dia lebih sering menghabiskan waktu di tempat kerja. Jika listrik mati mendadak seperti yang terjadi semalam, aku hanya bisa menangis."
"Jika listrik lama matinya, aku akan berusaha keras untuk tidur, walaupun rasanya sangat sulit. Aku terkadang menangis sampai kelelahan dan akhirnya tertidur sendiri."
Tangan kiri Ezra terangkat untuk menggenggam tangan Yasmin. Dia ikut merasakan apa yang dirasakan oleh adik iparnya itu. "Mulai sekarang, jika listrik mati, ada aku di sampingmu."
Yasmin seakan tidak percaya apa yang dia dengar. Sentuhan tangan itu membuat perasaan hangat kembali menjalar. "Apa Kakak bersungguh-sungguh?" tanyanya memastikan lagi.
"Aku bersungguh-sungguh. Jika Dika tidak ada di sampingmu, biarkan aku yang berada di sampingmu, Yasmin." Perkataan Ezra penuh keyakinan.
Bersambung
Baca lebih cepat di Karyakarsa. Di sana sudah sampai End dan ada extra part loh.
Link:
https://karyakarsa.com/SilviaArnaz/godaan-cinta-kakak-ipar-chapter-1
Cium sayang Lody
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro