Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

GODAAN CINTA KAKAK IPAR 2

Karya ini milik NyayuSilviaArnaz  (NyayuSilviaArnaz)

Selamat Membaca

"Itu.. Mas Dika ada di Nusa Dua, Bali. Dia kerja di sana," ucap Yasmin menatap wajah Ezra. Pipinya mendadak memanas sendiri.

"Kak Ezra, mengapa mendadak sekali datang ke Indonesia?" tanya Yasmin setelah keduanya duduk di sofa empuk saling berhadapan di ruang keluarga.

"Jadi, begini Yasmin. Aku mendapat kabar kalau restoran Nexa punyaku banyak mendapatkan komentar yang buruk dari pelanggan. Oleh karena itulah, aku datang ingin mengecek secara langsung bagaimana keadaan di restoran. Dan mencari tahu apa penyebabnya." Ezra menuangkan segelas air dingin untuk dirinya sendiri dan meneguknya pelan. Adegan itu tidak luput dari perhatian Yasmin.

Jakun Kak Ezra yang bergerak naik turun saat minum, dan buliran keringat itu mengapa terlihat sangat seksi? pikir Yasmin di dalam hati. Tanpa sadar meneguk air ludahnya sendiri.

Pikiran Yasmin kembali lagi ke alam nyata. Dia mengangguk-angguk mengerti. "Oh, seperti itu. Ya, Kakak memang seharusnya melihat secara langsung keadaan di restoran. Mungkin saja ada sesuatu hal yang membuat pelanggan itu tidak puas dengan pelayanan yang diberikan. Sehingga pelanggan memberikan komentar yang jelek," jelas Yasmin.

Giliran Ezra yang mengangguk setuju. "Kamu benar, Yasmin! Selama aku tinggal di Jepang, aku sangat jarang memantau keadaan restoran secara langsung. Selama ini, aku hanya meminta orang kepercayaan saja untuk mengaturnya."

"Kak Ezra sudah datang ke restoran?" tanya Yasmin. Dia sesekali melihat tubuh atletis Ezra yang sangat sedap untuk dipandang, apalagi dipeluk saat kedinginan.

Ezra menggeleng. "Belum sempat, aku istirahat terlebih dahulu. Rencananya besok pagi aku akan ke sana. Kamu mau ikut?" tawarnya menatap balik manik mata coklat Yasmin. Yang entah, mengapa membuatnya merasa damai.

"Tentu, aku mau ikut," jawab Yasmin spontan. Sudah lama dia tidak jalan-jalan. Kebetulan, dia besok cuti bekerja.

"Baiklah, besok pagi kita akan berangkat ke restoran."

***

Malam semakin larut dan udara semakin dingin. Bintang-bintang tidak terlihat di langit yang gelap. Rintik-rintik hujan turun perlahan membawa irama yang khas. Para hewan malam mulai bersuara.

Sementara itu, di ruangan dapur, Yasmin sudah sejak setengah jam yang lalu berkutat dengan masakannya. Dia menaburkan potongan irisan tipis daging sapi yang baru saja matang di atas dua piring spageti. Wanita itu tersenyum senang saat spageti masakannya sudah jadi.

"Semoga saja Kak Ezra, suka dengan masakanku," ujar Yasmin sambil berjalan membawa nampan berisi piring spageti menuju ke kamar Ezra yang berada di lantai dua.

Yasmin mengetuk pintu kamar. "Kak Ezra!" panggilnya.

Ezra segera membuka pintu kamarnya. "Yasmin, ada apa?" tanyanya lembut.

Yasmin terlihat cantik dan sexy, batin Ezra melihat dari atas sampai bawah. Setelan baju tidur pendek merah muda motif panda membalut tubuh ideal Yasmin. Warnanya sangat cocok di kulit seputih susu Yasmin.

"Kak Ezra, belum makan malam 'kan? Ini aku buatkan spageti untuk Kakak," jelas Yasmin sambil membuka tutup piring. Aroma harum dan enak spageti seketika menguar di udara membuat perut Ezra lapar.

"Terima kasih atas spagetinya. Yasmin, kamu tahu banget kalau aku lagi lapar." Ezra mengusap perutnya yang dilapisi piyama satin biru tua.

Yasmin tertawa pelan. "Semoga Kakak suka dengan hasil masakanku."

Kak Ezra sepertinya baru saja mandi. Rambutnya masih basah, batin Yasmin memperhatikan Ezra.

"Pasti suka," jawab Ezra sembari menerima nampan tersebut.

"Aku kembali ke kamar dulu. Kalau Kakak butuh sesuatu tinggal bilang padaku." Yasmin tersenyum sebelum melangkah pergi meninggalkan kamar kakak iparnya. Jarak kamar Yasmin dan Ezra tidak terlalu jauh.

Yasmin menutup pintu kamarnya, dia duduk di atas ranjang berukuran king size berlapis seprei bermotif bunga tulip. Dia menyuapkan spageti ke dalam mulut dan mengunyahnya pelan.

Yasmin tersenyum-senyum sendiri. Wajah tampan Ezra terbayang di dalam ingatan Yasmin. Apalagi saat kakak iparnya itu sedang tersenyum. Oh, betapa kakak iparnya itu sangat tampan. Otot perut dan otot lengannya. Astaga! dia membuatnya lupa jika sudah punya suami.

Dia menepuk pelan kepalanya menyadari apa yang tengah dia pikirkan.

Yasmin, kamu harus ingat! Dia itu kakak iparmu, batin Yasmin mengingatkan dirinya sendiri.

Yasmin membuka handphonenya, dan membaca pesan grup dari rekan kerjanya. Grup yang hanya ada mereka bertiga saja.

Mbak Vera

Bagaimana dengan kencanmu, Yasmin?

Mbak Nindya

Kamu bersenang-senang 'kan? Mengapa ngga ada foto kalian berduaan?

Yasmin mengembuskan napas. Dia segera membalas pesan dari mereka berdua.

Yasmin

Aku dan Mas Dika ngga jadi berduaan. Dia sibuk bekerja.

Mbak Nindya

Apa? Yang sabar Yasmin. Pasti ada waktu yang lain, kalian bisa berduaan.

Mbak Vera

Jangan sedih Yasmin

Yasmin

Ya, Mbak Nindya dan Mbak Vera. Terima kasih atas perhatiannya.

Yasmin meletakkan handphonenya yang mahal di atas meja kerja yang ada di sudut ruangan kamar. Dia melihat sekeliling kamarnya yang tampak mewah dan elegan, tetapi merasa hampa di hatinya. Selama enam bulan terakhir ini, dia lebih sering berteman dengan sepi.

Di awal pernikahan Yasmin dan Dika, Dika lumayan sering menemaninya. Namun sejak suaminya itu diangkat menjadi manajer proyek di Perusahaan Azure Dika sangat jarang pulang ke rumah dan menemaninya. Yasmin akui, dia awalnya senang uang bulanan yang diberikan Mas Dika naik, tetapi lama kelamaan dia merasa semakin tidak diperhatikan. Sembilan puluh persen fokus perhatian Mas Dika hanya pada pekerjaan yang diemban.

Di rumah yang sebesar ini hanya dia sendiri yang tinggal. Mas Dika tidak perlu disebut, dia lebih sering tinggal di Nusa Dua, Bali. Tidak ada pembantu rumah tangga, semua pekerjaan Yasmin kerjakan sendiri. Ibu dan ayah mertuanya memilih tinggal di luar kota, di Kota Palembang menikmati hari tua.

Yasmin menuangkan air dingin ke dalam gelas, dan meminumnya pelan, kemudian meletakkannya lagi di atas meja. Dia spontan berteriak ketika listrik tiba-tiba mati. Detak jantung dan deru napasnya meningkat. Keringat dingin mulai bercucuran di sekujur tubuhnya. Tubuh Yasmin mendadak meluruh ke bawah.

"Mengapa listrik mendadak mati?" bisik Yasmin hampir tidak terdengar.

Di dalam kamarnya yang elegan yang didominasi warna abu-abu, Ezra sedang mendengarkan lagu kesukaannya buih jadi permadani. Dahinya berkerut ketika dia mendengar suara Yasmin yang berteriak bersamaan dengan mati listrik. Laki-laki itu mematikan lagu yang sedang diputar.

"Yasmin? Mengapa dia berteriak?" Ezra heran sekaligus khawatir. Dia menyalakan senter yang ada di handphonenya, kemudian bergegas berjalan menuju ke kamar Yasmin.

Ezra mengetuk pintu beberapa kali. "Yasmin? Kamu tidak apa-apa?" tanyanya khawatir.

"Pintunya ngga dikunci." Dia bergegas masuk ke dalam dan menemukan Yasmin yang terduduk di lantai dengan ekspresi wajah ketakutan.

"Yasmin, ada apa?" tanya Ezra, dia membantu Yasmin untuk duduk di pinggir ranjang. Dia bisa merasakan tubuh wanita itu bergetar ketakutan dan penuh keringat basah.

"Aku... takut, Kak," ujar Yasmin dengan nada bergetar.

Ezra spontan membawa Yasmin ke dalam pelukannya. "Jangan khawatir, aku ada di sini untuk melindungimu." Tangan besarnya mengusap rambut panjang Yasmin yang terurai.

Bersambung

Uhhh manis banget sikap Mas Ezra.

Baca lebih cepat di Karyakarsa. LINK; https://karyakarsa.com/SilviaArnaz/godaan-cinta-kakak-ipar-chapter-1


Cium Peluk Lody.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro