Bab 5 ( Era Perang ke 2 )
Cast : Sakura.H || MultiSaku ||
Genre : Memutar waktu, Ninja, Romance, tragedi, komedi
.
.
.
.
.
Pemberitahuan : Kamar 5 di ganti jadi tiga kamar
Yahiko membuka mata. Keadaan kamar gelap. Dia melihat Nagato yang sekamar dengannya masih tidur. Diam-diam bangun, tidak mau membangunkan temannya itu, Yahiko menggeser pelan pintunya, menutup pintu juga pelan.
Berdiri di depan kamar. Yahiko berjalan ke ruang tengah. Suara lagi menggali. Menggeser pintu di ruang tengah terhubung ke belakang, suasana pagi subuh, kakak berambut pink dengan pakaian kaos pendek celana pendek dan rambut di ikat gulung ke atas, tengah menggali tanah.
" Nee-chan "
Menghentikan cangkulan. Sakura menatap Yahiko.
" Pagi " Sapaan selamat pagi Sakura lontarkan.
" Pagi " Yahiko membalas sapaan itu. Dia memadangi Sakura lalu tanah yang lagi di gali. " Nee-chan mau buat apa menggali tanah? " Tanyanya.
" Membuat tanaman sayuran. Kita tidak tahu kapan kita tidak memiliki uang. Kalau tidak memiliki uang, kita masih memiliki kebun sayuran dan buah untuk di makan sendiri."
" Aahh ya, aku belum memberitahu kan." Sakura melambai tangan ke Yahiko agar ke situ. Tanpa alas kaki, Yahiko berjalan menghampiri Sakura.
Tujuh langkah dari tempat tinggal mereka, buka semak-semak, ada aliran sungai tersembunyi. Mata Yahiko berbinar melihat air sungai jernih dan ada ikan.
" Kita akan menaruh ikan disini, ikan itu berkembang biak terus kita tangkap." Sakura menunjuk aliran sungai. " Jaring itu buat ikan ikan itu hanya ada di sekitar sungai kita, kalian bisa ambil air buat nyiram tanaman atau memancing di sini." Ucap Sakura.
Yahiko yang mau berseru di dahului Konan Nagato muncul dari belakang.
" Wahhhh! " Hal itu buat Yahiko kaget menatap keduanya, menunjuk - nunjuk sambil berujar keras.
" Sejak kapan kalian di situ! Kalian bikin kaget! "
Konan dan Nagato cuma menanggapi dengan cengingiran tidak bersalah.
Melihat interaksi Yahiko Nagato Konan, benar - benar membuat Sakura nostalgia dengan Team7.
" Nah! "
Ketiga bocah Amegakure menatap Sakura. Sakura menggepalkan satu tangan. " Kalian bantu aku menanam sayuran dan biji buah yang sudah kubeli, lalu aku membuat sarapan dan terus lanjut merapikan barang yang di beli dari uang Konan kasih dan uang milikku sendiri." Ucap Sakura.
Dengan alis terangkat, Yahiko berujar.
" Nee-chan bukannya tidak ada uang."
Bogeman mendarat di kepala Yahiko yang meringis kesakitan. Sakura di buat kesal dengan mulut yang berbicara mulus itu. Sedangkan Konan dan Nagato tidak bisa berkata.
" Aku memang tidak punya uang. Tapi kemarin aku bekerja dan tadi pagi juga membantu di pasar makanya ada uang tambahan, seenak saja menghina begitu saja! "
" Aku tidak menghina nee-chan?!" Bantah Yahiko.
" Ucapan tadi secara tidak langsung menghina tahu! "
Yahiko diam mencerna. Dia paham. Ia malah membuang muka dari wajah kesal Sakura. Konan mencoba memadam kekesalan Sakura, Yahiko juga meminta maaf sambil garuk belakang kepala.
Nagato. Berharap yang ada di depannya bukan sebuah gambar saja.
.
.
.
.
.
Cetakan di dahi Sakura yang tengah lagi memejamkan mata, bersemedi.
" Nee-channnn! "
Cetakan itu bertambah. Dia melotot pada anak yang berada di sebrang sungai sana. Bukan satu anak, melainkan dua anak lain.
" Bisa tidak - tidak usah berteriak, Obito! "
Obito cengingiran.
Menghela nafas kasar. Sakura menyudahi semedi dia, berjalan di atas air menuju tempat tiga anak itu.
" kalian kesini, apa tidak di cari sensei kalian." Tanya Sakura. Masih di atas air tapi sudah di depan mereka.
" Minato-sensei tidak tahu. Sakura-Neechan, kau berjanji mau mengajarkan jutsu medis."
" Apa Rin sudah siap? Mempelajari medis tidaklah mudah. Ada aturan yang harus di taati dan tidak boleh di langgar." Ucap Sakura.
Rin Nohara. Gadis manis berambut coklat sebahu dengan garis ungu di pipinya. Dia tersenyum lebar semangat. " Ya! Aku siap!"
Perhatian Sakura terarah ke Obito dan.. Gurunya versi muda. Kakashi Hatake. Melihat gurunya itu membuat Sakura jadi membayangkan senseinya dulu.
Menepuk kepala Kakashi. Kakashi menatap kakak perempuan berambut pink yang belum lama ini di kenal mereka, dengan tatapan mata bingung. Obito juga bingung melihat itu.
" Kakashi..! " suara kekesalan sakura. Kakashi kaget.
" Kemarin kau lagi-lagi melakukan misi tanpa kerja sama team. Sudah kukatakan, kerjasama team adalah kunci utama kekuatan." Geram Sakura. Meremas helaian rambut perak ( gurunya ) itu.
" I- jika aku menunggu Obito, akan memakan waktu lama, kami malah tidak bisa mengalahkan boneka milik Neechan." Ucap Kakashi meringis.
" Kau bisa meninggalkan boneka di depanmu lalu menolong Obito dan kalau boneka itu menyerang dari belakang, Obito memiliki reflek menolongmu, itulah yang kuharapkan dari kerjasama team kalian berdua. Lalu Rin, Rin bisa melempar kunai untuk memberi celah untuk kalian bisa menyerang boneka itu."
" Dan lihat sekarang!" Sakura menunjuk perban di lengan Kakashi, dan di kaki Obito. " Kalian berdua terluka seperti ini! Untung Rin belum maju. Ini kekeraskepalaan kalian."
Kakashi dan Obito mengalihkan wajah mereka. Merasa bersalah pada Sakura. " Maaf " Ucap mereka bersamaan.
Sakura memegang keningnya dan menghela nafas panjang.
" Sensei kalian curiga? "
" Minato-sensei sempat bertanya, dan aku dan Kakashi beralasan kami latihan bersama. Lalu Sensei cuma tersenyum dan bilang " jangan terlalu kasar latihannya " begitu." Jawab Obito.
" Syukurlah. Sangat merepotkan kalau Sensei kalian tahu." Kata Sakura sambil berjalan keluar dari atas air. Duduk di salah satu pohon.
" Untuk sekarang kalian tidak ada latihan. Kalian bertiga makan bekal bersamaku-" Sakura membuka kotak bekal di beli. " Lalu pulang ke rumah dan istirahat. Setelah sembuh, kita bisa lanjutkan." Ucap Sakura. Rin Obito Kakashi duduk di depan Sakura. Mereka memakan bersama kotak bekal berisi empat makanan berbeda.
Obito begitu semangat memakan bekal itu. Rin memakan dengan sopan, Kakashi diam-diam ke belakang lalu memakan, terus dia ke depan lagi untuk mengambil yang lain. Kakashi sempat melihat Sakura lagi kasih buku ke Rin..
Pertemuan mereka waktu itu bagaikan takdir baik tepat waktu.
Tapi dia masih merasa curiga dengan kakak merah muda di depannya. Kakak ini, setiap melihat wajahnya, dia selalu menampilkan wajah sedih dan bahagia. Sesuatu berat yang di pedam, seperti itu? Dan kakak Sakura ini selalu melamun jika mereka bertiga menceritakan kegiatan mereka di desa mereka.
Ia pernah bertanya. " Neechan. Neechan kenapa selalu melamun jika mendengar desa kami " Dan jawaban Sakura membuat Kakashi merasa itu bukan jawaban yang tepat. Seperti hanya alasan.
" Neechan rindu dengan desa neechan saja."
Rindu. Apa rindu membuat seseorang melayangkan tatapan melamun dan kosong seperti itu?
Kakashi berjalan di belakang Obito yang berbicara sama Rin dan Sakura. Mereka berjalan keluar hutan, dan seperti rinunitas kemarin, Sakura selalu mengantar mereka di pohon besar sebelum masuk gerbang desa.
" Kasih luka kalian dengan salep yang aku kasih. Jangan melakukan misi berat dulu."
" Hai! Terimakasih Sakura-neechan!" Obito melambai.
Rin membungkuk sopan. Kakashi juga sama. Sakura melambai, lalu dia menghilang. Setelah itu, Obito Rin Kakashi berjalan menuju gerbang.
Masuk kedalam desa. Mereka berjalan ke arah rumah masing-masing.
Kakashi dalam perjalanan ke rumah hanya diam menatap lurus ke depan. Sampai gurunya, Minato Namikaze muncul di depannya.
" Sensei "
" Kakashi. Aku tadi kerumahmu lalu kerumah Obito dan Rin, kalian tidak ada di rumah, lalu saat aku bertanya penjaga gerbang desa. Kalian pergi keluar untuk bermain dekat hutan, apa itu benar? " Tanya Langsung Minato.
" Iya benar "
" Kalian berdua tengah terluka. Jika ada musuh menyerang bagaimana."
" Tidak ada musuh menyerang kami sensei."
" Bagaimana kau seyakin itu? "
Kakashi tidak menjawab. Dia tahu kalau dia menjawab maka gurunya ini akan lebih bertanya. Dia sudah berjanji pada kakak Sakura untuk mengrahasiakan tentang dirinya.
" Maaf membuat Anda khawatir Sensei." Hanya itu yang Kakashi jawab sambil membungkuk.
Tatapan Minato tengah menahan sesuatu yang ingin dia katakan. Tapi yang dia lakukan cuma menghela nafas, dan mengangguk sekali.
" Jangan lakukan lagi. Orang jahat bisa melakukan serangan secara tiba-tiba."
" Baik. Kalau begitu saya permisi sensei." Ucap Kakashi sopan.
Minato membiarkan Kakashi pergi.
Dia tahu, ada yang di sembunyikan ketiga muridnya itu. Tapi dia tidak bisa mencaritahu itu, melihat ketiganya tidak ada yang terluka, Minato berpikir rahasia yang di sembunyikan mereka hanya rahasia anak remaja biasa. Tapi. Sikap mereka sedikit berbeda, dan ada yang berubah.
Obito yang sering telat, kali ini tidak telat. Dia juga mendapat peningkatan dalam nilai. Seharusnya dia bangga dan turut senang. Tapi dia curiga. Kecurigaan itu di mulai karena nama neechan pink selalu mereka bahas.
Tingkat kecurigaan Minato bertambah setelah lihat luka di alami Obito dan Kakashi. Saat di tanya, mereka hanya menjawab sehabis latihan bersama.
Yang dia tahu tidak ada warga konoha berambut pink. Jika ia melaporkan ke Hokage, Hokage bisa menginterogasi ketiga muridnya. Itulah mengapa Minato diam, dia menunggu Obito Kakashi Rin mengatakan jujur yang mereka rahasiakan, termasuk kakak pink itu.
Tapi sepertinya mereka bertiga masih tetap mengrahasiakannya.
Apa ia harus diam-diam mengikuti?
.
.
.
.
.
Sakura memerhatikan desa konoha di dalam hutan. Sejak ia mengantar Obito Kakashi Rin, dia belum kembali ke tempat tubuhnya yang lain.
Ia tidak tahu kematian Rin dan Yahiko kapan terjadi. Untuk mencegah kemungkinan terpuruk, ia menempatkan dua tubuhnya di tempat berbeda. Butuh chakra cukup banyak dan fokus untuk mempertahankan dua tubuh di tempat yang berbeda.
Pertemuan ia dengan ketiga murid Minato Namikaze, ketika ketiganya tengah melarikan diri dari kejaran orang-orang. Sakura berpikir ini kejadian Obito terbunuh, tapi beruntung bukan. Tetap saja Sakura tetap menolong ketinganya. Dan perbedaan ia yang bersama pendiri Akatsuki dan ia yang sekarang ini, setelah menyelamatkan Yahiko Nagato Konan dari ledakan, Sakura mulai membentuk tubuh lain dan berpencar.
Dia tidak boleh terlalu dekat dari desa. Minato Namikaze. Jenius muda dari konoha yang bisa saja begitu cepat menyadari kehadirannya.
Menghilangkan diri. Satu helai tersangkut dahan kecil. Lalu terbang.
.
.
.
.
.
( Sakura di Amegakure )
Tempat petarungan tiga sannin di desa ini begitu sengit. Akan berbahaya kalau Yahiko Konan Nagato masih tinggal di daerah sini.
Sakura memerhatikan bekas pertarungan yang pasti pertarungan besar. Terlihat tempat porak-poranda dan banyak kunai atau bekas ledakan.
Memeluk kertas berisi belanjaan kebutuhan mereka berempat. Sakura berjalan menjauhi area. Ia di sini untuk menjaga melatih dan menghentikan kematian pendiri Akatsuki. Dengan itu, Nagato, pria merah itu tidak mengubah Akatsuki menjadi kriminal. Kalau sampai ada kejadian diluar rencana, mungkin itu adalah bonus melelahkan dan juga kesempatan lain..?
T.B.C
Maaf baru bisa up, sibuk di sini dan lagi mager juga belum ada ide 😭
Cerita Sakura Akatsuki bakal nyusul yah 👌 jangan lupa kasih vote bintang kalian setelah baca buat dukung terus ceritanya 😇 sampai jumpa lagi 👋
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro