Bab 3 ( Era perang pertama End )
Cast : Sakura.H || MultiSaku ||
Genre : Memutar waktu, Ninja, Romance, tragedi, komedi
.
.
.
.
.
Menepuk tangan, senyum puas. Ia berdiri dari jongkok.
Keluar dari tempat itu Sakura menengok kanan - kiri. Sudah memastikan tidak ada siapa-siapa, Sakura melompat keluar dari ruang Hokage.
Melompati rumah ke rumah. Bersembunyi jika ada seseorang yang melintas. Sampai Ia berhasil keluar dari desa konoha.
" Sekarang ke tempat tuan Tobirama." Ucap Sakura pada diri sendiri.
Menekan chakra agar tidak di ketahui. Seingat informasi dia tahu dari Tsunade gurunya, kematian Tobirama Senju di sebabkan oleh dua ninja kembar kumo.
Kinkaku dan Ginkaku.
Untuk menghentikan dan melindungi Tobirama, ia tidak mungkin bertarung dengan ninja kembar Kumo dalam kondisi tubuh kecilnya.
Apa dia pura-pura mengorbankan diri, akting ? Toh sebentar lagi waktunya dia pergi ke jaman lain.
Itu dia. Ia ambil pilihan kedua.
Menerjunkan diri ke bawah. Mendarat dengan anggun. Sakura mulai mendeteksi chakra.
Ia menangkap gelombang chakra dia kenal beberapa hari ini.
.
.
.
.
.
Di baca kejadian Tobirama Kagami secara bersamaan.
Tobirama sudah di buat kelelahan. Nafasnya sudah tidak beraturan. Melakukan pertarungan dengan kembar kumo membutuhkan kekuatan dan chakra lebih banyak.
Tobirama tersenyum lemah.
Setidaknya Konoha dalam keadaan aman. Dia sudah menitipkan Konoha pada murid-muridnya itu.
Sosok Sakura kecil terlintas dalam benak Tobirama. Wajah dia menjadi sendu. " Padahal, aku ingin memasukan dia ke sisilah senju.." Gumam Tobirama, diakhiri kekehan lirih yang kecil.
Saudara kembar kumo di depan Tobirama. Tobirama cuma diam, seakan dia menanti kematiannya.
Dua kumo bersaudara mengarahkan jutsu mereka masing - masing ke hadapan Tobirama yang diam bersandar di salah satu pohon hutan.
........
Kagami memegangi salah satu matanya. Dia menahan erangan, matanya meneteskan darah.
Di luar hutan. Lapangan agak lapang. Kagami menatap tajam sosok berjubah ada dua orang, mengepungnya. Ia lengah. Karena fokusnya pada musuh, ia tidak menyadari sosok yang bukan dari desa musuh telah menyerangnya, dan membuat kesempatan ingin mengambil matanya. Tapi beruntung Kagami langsung mengelak.
Karena itu, dia menggunakan Sharing-annya terlalu lama sampai ini menjadi batasnya.
Uugghh!? Kagami sulit begerak. Efek bertarung dengan desa kumo dan efek matanya membuat kondisi tubuhnya melemah.
Hal terakhir Kagami melempar jurus elemen bola api besar. Dua orang itu masih saja hidup. Satu lagi muncul di belakangnya, Kagami tersentak, dia belum sempat menghindar.
Kedua mata Tobirama dan Kagami sama-sama saling memantulkan musuh yang ingin membunuhnya..
Berganti sosok bertubuh kecil menjadi tameng mereka.
Singgggg_______________
Suara berdenging begitu nyaring di telinga Tobirama dan Kagami. Padahal tidak ada kunai atau pedang saling beradu.
Wajah Sakura menatap wajah Tobirama terkena cipratan darah dari mulut Sakura yang berlumuran darah.
Kagami yang menatap punggung Sakura belumur darah banyak yang juga mengenai wajahnya, kunai menebus tubuh kecilnya itu.
Kagami menangkap tubuh kecil itu sebelum jatuh.
Sakura jatuh berlutut di depan Tobirama yang masih terdiam kaku.
" Ne. Tolong, te-tetap menjadi Hokage.. Tobi-ra-ma.. Ni-ichan.." Ucap lirih Sakura.
" Ka-ga-mi Ni-i-chan.. Tolong, tetap, hidup, ne.. " Ucap Sakura, matanya mulai menutup. " Nii-chan, baik, Kagami-Niichan pertama Saki.."
Era Shinobi ke dua.
... Akatsuki ...
Tobirama menatapi dimana tubuh Sakura menghilang seperti kertas.
Begitu juga dengan Kagami.
Hujan turun..
Menutupi jejak air di wajah mereka berdua...
.
.
.
.
.
Alis Sakura menyatu. Membuka mata. Dia berada di tengah bongkahan tanah retak sehabis perang.
Hanya saja kali ini dia terbangun di tanah becek. Duduk. Sepertinya tempat ini habis terkena hujan.
Apa ini, desa hujan? Tempat tinggal tiga pendiri Akatsuki?
Bangun. Sakura menatap tubuh dan tangan. Dia menjadi versi 16 tahun. Senyum Sakura merekah. Setidaknya dia bisa memakai sedikit kekuatan dia. Tidak seperti versi kecilnya.
Ia jadi kepikiran dua pria berpengaruh itu. Ia sudah menghentikan kematian Tobirama Senju dan Kagami Uchiha. Tapi, dia juga tidak tahu apa dia benar - benar sudah menghentikan kematian mereka atau belum. Karena bisa saja setelah terbebas kematian itu, kematian mereka bisa menghampiri lagi.
Baiklah. Dua pria itu bisa hidup baik. Sekarang ia fokuskan saja mencari tiga pendiri Akatsuki. Kalau ia membuat Akatsuki menjadi organisasi tidak jahat tapi menguntung sesama, ini juga mencegah kehancuran perang Shinobi ke empat.
Berjalan di antara tanah tak beraturan.
" Ketiga pendiri Akatsuki. Mereka pasti masih bocah." Ucap Sakura pada diri sendiri. Dia mengingat wajah tiga pendiri Akatsuki, Konan dan Pain saat penyerangan Konoha, sedangkan Nagato karena foto profil yang di dapatkan.
Seringai kecil Sakura.
" Takdir baik berpihak padaku." Kata Sakura. Dia menatap ke depan. Ketiga bocah yang dia cari.
Gadis berambut ungu, anak laki-laki berambut orange dan merah.
.
.
.
.
.
Konan Yahiko Nagato dan satu anjing berjalan beriringan di bawah guyuran hujan. Mereka memakai mantel melindungi diri dari hujan.
" Seperti dewa ya. Aku ingin tahu apakah kau dapat menghentikan pertempuran juga." Kata Nagato.
Mereka bertiga tidak waspada apalagi menyadari sesuatu terlempar ke arah mereka. Kunai dengan kertas peledak. Kertas peledak itu menyala.
Duaarrr! _ Keempatnya di selamatkan tepat waktu sebelum kunai itu meledak.
!?
Sakura mendarat sempurna menjauh dari area ledakan. Di lengannya ada Konan dan anjingnya sedangkan kedua tangan dia memegang kerah mantel Yahiko dan Nagato.
" Syukurlah tepat waktu." Gumam Sakura. Tersadar, menatap ketiga bocah yang tengah lagi menatapinya.
Di turunkan ketiga bocah itu berserta anjing mereka.
" Kalian baik-baik saja? "
" Um! Terimakasih Neechan." Ujar Yahiko.
" Kau, seorang ninja kah? " Kata Nagato. Konan dan Yahiko juga menatap was was Sakura.
Sakura di pandangi seperti itu teringat info yang dia dapatkan dari cerita Naruto tentang ketiga pendiri Akatsuki menjadi korban perang ke dua. Dia tidak mau menipu mereka tapi kalau tidak menyembunyikan identitas ia tidak bisa mendekati mereka dan mengubah Akatsuki menjadi organisasi baik.
Sakura duduk menyilangkan kaki.
Dia tersenyum lembut.
" Ya. Aku memang seorang Ninja. Dari Konoha."
Ketiganya kaget. Nagato teringat kembali kematian kedua orangtuanya.
" Ninja. Yang membunuh orangtuaku." Gumam Nagato. Konan dan Yahiko menatap Nagato. Dengan berani Yahiko berdiri di depan Sakura, melindungi kedua temannya.
" Kami tidak memiliki apa-apa, tolong jangan sakiti kami. Kami hanya ingin tetap hidup." Ucap Yahiko.
Sakura mencelos mendengarnya. Ia menggeleng kepala lemah.
" Kalian tidak perlu cemas. Aku memang seorang ninja dari Konoha. Tapi Ninja, buangan? Hahaha." Sakura tertawa pelan. Dia menatap ketiganya. " Aku juga sama seperti kalian. Sebatang kara di dunia ini. Menjadi Ninja yang bertahan hidup agar aku tetap hidup dan menjadi Ninja cukup kuat."
Sakura menatap arah dimana tadi tempat ledakan.
" Dunia tidak adil yah. Tapi dunia juga tidak salah. Yang salah adalah orang - orang jahat yang egois." Ucap Sakura.
Dia berdiri. Menepuk pakaiannya.
" Aku memang Ninja Konoha karena terlahir dari sana. Tapi aku bukan Ninja mereka lagi."
" Kalau bukan sebagai Ninja mereka lagi. Lalu Ninja apa? " Tanya Konan.
" Ninja pelarian? Karena aku melarikan diri dari Konoha untuk diriku sendiri."
" Kenapa melarikan diri? " Kali ini Yahiko.
" Karena tidak ada tempat aku kembali lagi di sana. Keluargaku sudah tidak ada. Aku melakukan perjalanan berkelana untuk diriku sendiri." Menepuk lembut kepala orange Yahiko.
" Jaga diri kalian. Jangan lengah." Ucap Sakura. Ia berjalan pergi menjauh. Sampai Sakura tidak terlihat lagi.
Ketiganya diam. Konan yang pertama membuka suara.
" Neechan itu tidak bohong."
Yahiko dan Nagato menatap Konan.
" Lihat kan ekspresi wajahnya. Matanya juga terlihat sedih saat bercerita tadi. Mungkin, Ninja Konoha juga sama seperti kita. Mereka kehilangan keluarga karena perang." Kata Konan.
Yahiko tanpak berpikir.
" Bagaimana kita ikuti neechan itu. Kita bisa tahu dia berbicara benar atau berbohong." Yahiko memberi usulan.
" Pakai chibi saja. Chibi ikuti bau neechan tadi." Ucap Nagato. Anjing itu menggonggong lalu berlari.
Yahiko Konan Nagato mengikuti anjing bernama chibi itu.
Sedangkan Sakura lagi mendesah lesu karena dia tidak memiliki uang sama sekali. Ia menjadi gelandangan kali ini.
Bersambung...
Bakal up lagi di tunggu yah
Tapi sebelum itu jangan lupa kasih vote kalian setelah baca dan komentarnya ☺
Catatan : karena tidak ada adegan kematian atau gimana Tobirama sama Kagami di serang, makanya aku buat menjadi seadanya saja yah.
Next chapter ⏩
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro