Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 2 ( Era perang pertama )

Cast : Sakura.H || MultiSaku ||

Genre : Memutar waktu, Ninja, Romance, tragedi, komedi

.

.

.

.

.

Sakura menatap aneh dua pria dewasa di kanan kirinya.

Tobirama tanpa rasa bersalah berjalan berwibawa.

Kagami juga sama. Hanya saja dia sesekali tersenyum membalas sapaan warga desa.

Ingatkan Sakura sama kejadian sebelumnya.

Anak laki-laki itu menangis kencang. Ibu dari anak itu menghampiri, tapi sebelum itu membungkuk pada pemimpin desa.

Ibu dari itu menanyai sopan penyebab tangisan putranya.

Lalu Kagami yang menjawab mewakili Tobirama.

" Aa. Putra anda tiba-tiba menangis padahal kami cuma berdiri di belakangnya dan menatap dia sedang menyatakan cinta pada adik saya." Ucap Kagami. Tersenyum.

Ibu itu agak gimana melihat senyum Kagami. Senyum tenang tapi terasa aneh. Ibu itu menatap Sakura kecil, dia terheran, sejak kapan Kagami seorang uchiha memilki adik berambut nyetrik.

Melihat tatapan ibu itu, Kagami berkata. " Dia adik angkat saya. Jadi tolong, putra anda dilarang menyatakan cinta pada adik saya." Ucapnya, lagi.

Ibu itu membungkuk minta maaf, memaksa putranya juga melakukan yang sama juga.

Setelah itu mereka jadi sekarang.

Dua pria ini memang menatap bocah itu. Tapi tatapan menakutkan mereka, wajar jika anak kecil langsung menangis kan.

" Bocah. Kau butuh baju baru." Ucap Tobirama. Dia menarik lembut, seperti seorang onii-chan menuntun adik kecilnya ke salah satu toko.

Mereka bertiga masuk kedalam toko baju anak-anak.

Tobirama berbicara sama pemilik toko. Sedangkan Kagami, melihat kain-kain. Satu kain menarik perhatian. Dia mengambil kain itu.

" Sakura-chan."

Sakura mendongak menatap Kagami yang memanggil tadi. Pria Uchiha itu berjongkok, memasangkan banda pada rambutnya.

Senyum Kagami melihat wajah manis Sakura memakai banda merah di buat seperti telinga kelinci.

Sakura melebarkan mata. Dia melihat kaca di sampingnya. Penampilan dia, sama seperti Ino mendadaninya.

" Sakura-chan punya jidat lebar tapi kau tidak perlu malu. Sakura-chan terlihat manis kok seperti ini." Ucap Kagami.

Sakura menutupi jidatnya. Dia melirik Kagami. Tobirama datang menghampiri. Menatap gaya rambut baru Sakura.

" Itu terlihat bagus. Tapi kalau sudah besar jangan pakai gaya rambut itu, kurang cocok." Celetuk Tobirama.

" Ah iya. Sakura-chan manis memakai gaya ini sekarang, kalau besar nanti lebih cantik berponi menyamping." Kagami malah ikutan.

Sakura menatap keduanya dengan kekesalan di wajah kecilnya. Mengembungkan kedua pipi yang membuat terlihat lebih besar.

Tobirama dan Kagami menatap Sakura dengan tatapan ap kami salah? Sedangkan pemilik toko menggeleng kepala dengan kepolosan dua pria dewasa menangani anak kecil.

.

.

.

.

.

Mengurus gadis kecil ternyata tidak seperti mengurus adik laki-laki. Dia cuma terbiasa mengurus adik laki-laki ketimbang adik perempuan.

Kejadian di toko baju tadi, Sakura jadi merengutkan wajah sampai tiba di kediaman Tobirama.

Kagami juga bingung, dia baru saja dekat dengan gadis kecil itu tapi dia membuat gadis kecil seperti permen kapas itu, mengcemberutkan wajah. Tobirama bukan bingung seperti Kagami. Tapi dia lebih bingung padanya diri sendiri.

Untuk apa dia bingung untuk gadis kecil baru di kenal?

Karna kebingungan mengenai alasan wajah cemberut gadis kecil permen kapas itu. Kagami menanyai ke Hiruzen yang mungkin tahu jawaban.

" Mungkin kalian menyinggung Sakura-chan. Anak kecil cepat tersinggung lalu menangis kalau kalian bicara tak baik, apalagi anak perempuan kecil."

Kata Hiruzen, membuat Tobirama dan Kagami ingat lagi ucapan pemilik toko yang mengatakan ' kalian polos sekali menangani gadis kecil ' dan ucapan yang mereka lontarkan di toko baju.

Mereka menyinggung gaya rambutnya.

Wajah keduanya menjadi pias.

Hari sudah malam.

Kagami tadinya mau meminta maaf pada Sakura tapi niatan itu terurungkan oleh larangan Tobirama karna hari sudah malam.

Tobirama selesai membaca gulungan perang. Besok hari dimana Teamnya kembali berangkat ke medan perang.

Menutup gulungan.

Bosan. Ia keluar dari ruang kerja, berjalan santai di lorong kediamannya.

Kediaman milik Tobirama begitu sunyi. Mengabdikan diri pada konoha, Tobirama memilih untuk tidak membangun keluarga. Menurut Tobirama, membangun keluarga maka fokus kalian terbagi dua, melindungi desa dan keluarga.

Karena pengalamannya juga dari kecil tentang keluarga, klan dan perebutan kekuasaan, menambah keyakinan Tobirama tidak ingin membangun sebuah keluarga.

Mata merah Tobirama menangkap sosok Sakura duduk di lantai kayu teras, mata merah menangkap ekspresi wajah kecil Sakura.

Sakura versi kecil, mendongak karna merasakan kehadiran seseorang. Tobirama duduk menyilang di sampingnya, Sakura menatap sebentar lalu melihat ke depan lagi.

" Apa yang kau lihat, bocah." Kata pertama Tobirama untuk menyapa.

" Cuman lihat malam. Indah sekali kan, paman."

Tobirama juga menatapnya juga. Dia terlalu larut dengan desa dan pekerjaan sampai tidak tahu kalau dia memiliki halaman rumah begitu cantik di malam hari.

" Apa kau ingin tinggal selamanya di konoha." Kata Tobirama.

" Saya masih memikirkan. Saya ingin mengelilingi tempat lalu menjadi kuat." Kata Sakura juga.

" Kau tidak perlu mengelilingi dunia kalau ingin menjadi kuat. Aku bisa mengajarimu, sebagai sensei." Setelah mengatannya, Tobirama membuang muka bersamaan Sakura menatapinya.

Senyum kecil Sakura. Dia memejam mata membiarkan angin malam menyapu wajah.

" Ada yang ingin saya lindungi. Suatu kehormatan saya bisa menjadi murid Tobirama-sama."

Tobirama sedikit mengintip.

" Mungkin saya tidak bisa lama di konoha. Tapi, kalau boleh. Apa Tobirama-sama bisa mengajari saya teknik jurus air? " Kata Sakura.

Sepenuhnya Tobirama menatap Sakura yang juga menatapnya.

Pancaran mata itu lagi. Yang membuat dia begitu terganggu.

" Kapan mau aku ajarkan."

" Sekarang! Saya ingin melihatnya walau sekali saja. Tidak apa kan?" Seruan Sakura antusias.

Tobirama berdiri. Dia memakai sandal, berjalan ke tengah taman yang sedang mereka pandangi.

Dia menghadap Sakura yang masih duduk dengan wajah tanya?

" Bukankah kau ingin melihat jurus airku."

Wajah Sakura berbinar. Dengan senyum lebar dan anggukan, Sakura memakai sandal, menghampiri sang Hokage kedua.

Di depan Tobirama. Sakura melihat sesakma gerakan tangan dan apa yang di ucapkan. Air mengelilingi Tobirama, begitu kuat dan cantik.

" Aku akan tujukan lagi teknik lainnya. Tapi dengan syarat."

" Apa itu, Tobirama-sama."

Dengan wajah poker face. Tobirama mengatakan. " Jangan berbicara formal padaku, dan jangan panggil dengan sebutan " Sama " Kau berbicara nonformal pada Kagami, dan memanggil Kagami "Nii-san" Jadi.. Panggil aku juga seperti itu."

Sakura mengedipkan mata. Apa dia Hokage kedua yang dia dengar pemimpin berwajah datar, tegas, dan kharisma. Sekarang lagi, merajuk? Hanya karna cara bicara dan panggilan Ia dengan beliau sama Kagami berbeda.

Sakura terkikik geli. Itu membuat Tobirama memberi kedutan kekesalan di jidatnya.

" Saya minta maaf. Habis anda mengatakan sesuatu yang manis."

" Saya tidak bisa memanggil anda nonformal di depan semua orang. Tapi, aku bisa bicara jika tidak di depan umum."

" Lalu untuk panggilan. Aku, akan beri jawaban besok saja." Senyum lebar Sakura.

' besok. Semoga besok aku bisa kembali dengan selamat.' batin Tobirama.

" Besok aku pergi untuk melakukan misi. Mungkin dua hari lagi pulang ke konoha, mungkin hari itu aku bisa mendengar panggilan bocah padaku." Ucap Tobirama.

Tobirama tidak tahu kalau Sakura lagi mengukir senyum misterius.

" Tuan Tobirama tidak perlu khawatir. Anda akan mendengar panggilan saya pada anda sebelum dua hari itu, dan itu rahasia." Ucap Sakura membalas.

Tobirama penasaran. Maksud dia bisa mendapat jawaban panggilan gadis kecil ini sebelum kepulangan dia ke konoha, apa.

Ia tidak memikirkan terlalu jauh.

Tobirama menganggap mungkin Sakura mengirim dia surat.

Dan di malam itu. Tobirama mengajarkan Sakura teknik jutsu air miliknya. Menjadikan dia murid satu harinya.

........

Pagi harinya. Sakura tidak bisa mengantar kepergian Tobirama dan Kagami. Tapi Kagami menyempatkan menemui Sakura di kediaman Tobirama, sekaligus ingin meluruskan kesalahpahaman di toko baju.

Sakura menjawab dia tidak marah lagi sama Kagami, sedikit jegah Kagami memeluknya erat dan menggesekan pipi pria itu ke pipinya.

Di hari ini. Sakura untuk terakhir kalinya dia melihat punggung Tobirama dan Kagami.

Ia harus menyelamatkan Kagami dan Tobirama dari kematian yang di rencanakan orang itu.


T. B. C

Episode selanjutnya penyelamatan Kagami dan Tobirama, sekaligus Sakura ke era selanjutnya 😆

Ini seperti perjalanan waktu yah 🙂

Kasih vote dan komentar kalian untuk mendukung cerita ini dan biar aku semangat 🔥😁 next chapter, dahhhh 👋🧕

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro