Bab 2 ( Era perang pertama )
Cast : Sakura.H || MultiSaku ||
Genre : Memutar waktu, Ninja, Romance, tragedi, komedi
.
.
.
.
.
Tempat familiar, hanya saja beda zaman dan jalanan masih kuno.
Sakura berdiri di depan gerbang desa Konoha. Ia mengikuti Tobirama dan murid-muridnya masuk.
Kepala Sakura melihat kanan-kiri. Ini desa konohanya, tempat dia lahir, tempat dia bertemu Ino, tempat dia bergabung dengan team7.
Wajah Sakura menjadi muram.
Kagami melihat itu.
" Gulali.. "
" Aku bukan gulali, paman." Wajah kesal Sakura menatap Tobirama.
Dengan wajah datar biasa saja, Tobirama menjawab. " Aku bukan pamanmu, panggil aku.. Tobirama-sama." Tampak berpikir agar gadis kecil di depannya memanggilnya dengan sebutan apa.
" Baik, Tobirama-sama, Hokage ke dua."
" Kau tahu aku Hokage kedua? "
" Anda meminta saya memanggil Tobirama-sama, berarti Anda pemimpin bukan, jadi anda adalah Hokage ke dua konoha."
" Hooo, kau tahu dari mana aku Hokage kedua konoha."
" ... Hanya Hokage konoha yang memakai nama Hokage sebagai nama pemimpin." Tampak ragu mengatakan, tidak mungkin dia mengatakan kalau dia tahu karena pertemuan mereka di medan perang ke empat dan informasi yang dia tahu dari Hokage era Tsunade Senju.
Tobirama tersenyum tipis. Dia menepuk kepala merah muda Sakura sampai Sakura menunduk kebawah saking cukup kencang tapi tidak menyakitkan tepukan itu.
" Kau tinggal bersamaku."
" Tapi Hokage-sama, anda tidak bisa membiarkan orang asing tinggal bersama anda walau dia hanya anak kecil." Ucap Danzo.
Tobirama menatap salah satu muridnya itu. " Karena dia anak kecil, aku bisa memantaunya, memang apa yang dia lakukan bocah ingusan ini padaku." Kata Tobirama di akhiri ucapan sombongnya.
" Ayo bocah pink."
Pipi Sakura mengembung.
" Aku bukan bocah pink, namaku Sakura, Sa-ku-ra! " Serunya.
" Aaa, bocah pink."
Ujar Tobirama tidak peduli. Dia berjalan duluan.
Sakura mengikuti dan terus berkata kalau namanya " Sakura " Bukan bocah pink.
Kagami berbalik pulang.
Danzo menatap sinis keturunan Uchiha itu.
.
.
.
.
.
.
.
Pagi Hari menyambut.
Sakura kecil yang sudah melakukan ritual mandi, dia keluar dari kediaman Tobirama. Duduk di undakan jalan. Tampak berpikir dengan kedua tangan menyanggak bawah dagunya.
Besok adalah hari kematian Senju Tobirama Hokage kedua. Dan sebelum kematiannya, dia mau menobatkan Hiruzen Sarutobi sebagai Hokage selanjutnya.
Tidak. Hiruzen Sarutobi tidak boleh menjadi Hokage. Kepemimpinan Hiruzen waktu itu tidaklah salah, tapi dia membiarkan Naruto, dia membiarkan Anbu Rood Danzo. Karena misinya itu, Uchiha Shisui terbunuh oleh Danzo dan anbunya dan Hiruzen Sarutobi tidak menuntaskan penyebab kematian Uchiha Shisui.
Dan karena itu. Uchiha Itachi membantai Klannya, membiarkan Sasuke melihat kematian keluarga dan Klannya, dan lahir Klan Uchiha terbantai saat itu.
Jika Tobirama Senju dan Kagami Uchiha tetap hidup. Maka kelicikan dan kecurangan Danzo tidak terjadi, atau setidaknya, bisa mengubah jalan takdir yang harusnya terjadi itu.
Tapi.
Tobirama Senju masih tidak menyukai Klan Uchiha.
Dia tidak membenci atau menyukai Klan Uchiha. Setidaknya di era Tobirama, Klan Uchiha tidak terkucilkan seperti era Hiruzen Sarutobi. Kalau Tobirama mulai mempercayai Klan Uchiha..
Sakura berdiri, mata dia berbinar.
Benar. Setidaknya buat Senju Tobirama sedikit mempercayai Uchiha, tidak membenci tapi menyukai keberadaan Uchiha yang ikut membantu melindungi Konoha.
Dengan begitu, Tragedi kebantaian Klan Uchiha, Klan Uchiha yang terkucilkan dan kematian Uchiha-Uchiha lain yang membuat mereka menuduh Konoha. Semua tidak terjadi kalau Tobirama sedikit mempercayai Uchiha.
Tobirama harus tetap menjadi Hokage sampai Minato Namikaze yang menjadi Hokage ke tiga.
" Bocah Pink.."
Wajah binar Sakura berubah cepat menjadi kedutan kekesalan.
Menatap kesal pria pemilik kediaman tempat dia menumpang tidur semalam.
" Paman, panggil saya Sakura."
" Terserah aku, jangan panggil aku paman, tidak sopan."
" Huh, terserah aku juga." Jawab Sakura membuang muka.
Tobirama tidak menjawab. Dia menatapi Sakura. Merasa masih di lihatin, mata Sakura terbuka, melirik Tobirama. " Ada apa paman." Ucapnya.
" Hn. Masuk, kita sarapan."
Tobirama masuk kedalam. Sakura sudah berjalan di sampingnya, langkah Tobirama di perlambat.
" Paman, paman habis ini mau kemana."
" Ke menara Hokage."
" Boleh saya ikut."
" Tidak "
" Tapi nanti sendirian disini."
Tobirama berpikir, benar, kalau dia ke gedung Hokage, bocah ini sendirian di sini. Bisa saja ada orang jahat dan dia di apa-apakan.
Kening Tobirama mengkerut. Kenapa dia peduli pada keselamatan bocah pink cerewet ini.
" Kau boleh ikut, tapi jangan berulah." Ujar Tobirama.
" Yeeee " Girang Sakura. Hehehe, kesempatan, aku bisa cari tahu penyebab kematian Kagami Uchiha. Pikir Sakura.
Aku melakukannya untuk mengawasi dia. Kalau sendirian di sini, dia bisa mencuri benda penting lalu kabur. Pikir Tobirama.
Keduanya berpikir berbeda-beda dengan ekspresi berbeda-beda juga.
.
.
.
.
.
.
.
.
Muka cemberut Sakura. Menatap malas Tobirama, Kagami, dan calon-calon tetua konoha.
Ia kira kalau dia ikut dan bersikap seperti anak seusia yang ingin main, dia bisa keluar dan bermain dengan mudah? Tapi apa..
Nyatanya dia terjebak di ruang Hokage.
" Paman.. "
Panggilan Sakura membuat Tobirama menengok padanya. Kagami dan murid-muridnya Tobirama yang lain menatap bingung ke wajah Tobirama lalu ke Sakura. Jelas bingung kan, mendengar anak kecil memanggil paman ke pemimpin desa.
Dan pemimpin mereka tidak kesal sama sekali.
" Saya bosan. Boleh kah saya main sebentar paman Hokage." Kata Sakura. Tobirama mengernyitkan alis, mata merah dia terlihat seperti marah.
Sakura sudah mengeluarkan keringat melihat ekspresi Tobirama, berpikir mungkin Tobirama tidak mengizinkan. Melihat wajah Sakura seperti ketakutan (dimata Kagami) dan wajah marah Tobirama.
" Tuan Hokage, Sakura-chan sepertinya bosan. Dia masih kecil, dia pasti ingin bermain dengan teman seusianya. Jika anda izinkan, saya akan menjaganya." Ucap Kagami. Mencoba mengalihkan suasana.
Tobirama menatap Kagami. Dia menutup mata sebentar lalu membukanya lagi. Dia tidak terlihat kesal. " Terserah " Jawaban Tobirama.
Wajah Sakura berbinar. Dia tersenyum lebar.
" Terimakasih " Serunya.
Wajah semu bahagia Kagami dan Hiruzen melihat wajah ceria Sakura yang menurut mereka imut.
Tobirama tidak menanggapi, dia menutup matanya, tapi belakang leher dia merah.
Kagami membukakan pintu membiarkan Sakura keluar dengan hati riang. Sebelum menutup pintu, Kagami membungkuk badan pamit pada Tobirama, pintu di tutup.
Sakura kecil berjalan tenang, dia memandangi koridor gedung Hokage dulu sering dia lewati. Memang berbeda karena perubahan jaman, tapi koridor ini masih terasa familiar untuknya.
" Paman Kagami.."
Kagami menunduk menatap Sakura lebih pendek darinya.
" Paman Kagami punya keluarga?" Sakura mendongak memandangi Kagami.
Kagami diam. Dia tersenyum tipis.
" Hn. Aku memiliki keluarga dan Klan, namanya Uchiha."
" Apakah paman akan menikah."
Wajah Kagami memerah.
" Yah, aku sudah memiliki calon." Tampak Kagami malu-malu. Dia menatap Sakura. " Sakura-chan tahu arti kata menikah dari siapa."
" Orangtua Saku juga begitu. Dan, suatu hari, aku juga ingin menikah seperti orangtua Saku dan paman Kagami." Ucap Sakura, sambil membayangkan sosok Sasuke. Cinta pertamanya.
" Sakura-chan besar nanti pasti menikah. Kalau menikah, cari pria yang baik yang bisa melindungi Sakura-chan."
" Aa, dan jangan panggil paman Kagami, panggil Kagami-Niichan."
Kepala Sakura miring kecil.
" Niichan..? "
Kagami berhenti jalan maka Sakura juga ikut berhenti.
Kagami berjongkok di depan Sakura, dia memegang kedua lengan kecil Sakura dengan lembut.
" Aku ingin sekali memiliki adik kecil. Pertama kali melihat Sakura-chan, aku sudah merasa ingin menjadi Niichan untuk Sakura-chan."
Memegang kedua tangan kecil Sakura.
" Bolehkah, aku memanggilmu Imouto." Ucap Kagami.
Sakura tidak bisa berkata. Dia agak terkejut dengan ungkapan Kagami.
Mereka baru saling kenal tapi pria di depannya ini langsung ingin menjadikan dia sebagai adiknya.
Dia ini orang asing.
" Tapi aku orang asing. Apa paman tidak takut kalau orang asing sepertiku jadi adik paman." Ucap Sakura, pelan.
Kagami tersenyum.
" Kalau aku takut, tidak mungkin aku mengatakannya. Aku yakin, Sakura-chan bukan anak jahat, Sakura-chan anak baik, adik baik untuk Kagami Uchiha."
Sakura menatap lurus ke wajah Kagami.
Kagami di buat terpana dengan tatapan Sakura berikan.
" Kagami.. "
Dada pria Uchiha ini terasa berdegub.
" .. Niichan. Kagami-Niichan." Ucap Sakura lancar.
Sebuah ikatan terikat.
Senyum bahagia Kagami.
" Karena Kagami-Niichan menjadi Niichanku, Kagami-Niichan traktir aku dango." Kata Sakura.
Kagami terkekeh. Mengacak kecil rambut merah muda itu, Sakura mengerang tidak senang, mengembungkan pipi.
Melihat itu, Kagami tidak tahan untuk tidak menusuk pipi gembul itu.
" Merayakan hari jadi hubungan kakak-adik, Kagami-Niichan belikan dango untukmu." Kata Kagami, terkekeh senang, menjauhkan jarinya dari pipi itu.
Kagami berdiri. Dia menggandeng tangan kecil itu.
Sakura menatap tangan Kagami terasa besar. Membalas genggaman itu, mengikuti langkah Kagami.
Sempat Sakura melirik kebelakang.
Bayangan seseorang..
.
.
.
.
" Bocah pink itu mengganggu. Tapi, dia tidak mungkin menghalangi rencanaku."
" Hihihi. Kalau mengganggu tinggal di singkirkan saja, kan."
" Besok. Uchiha Kagami harus mati di hari itu juga."
Kupu-kupu terbang menjauh.
Kupu - kupu tadi hinggap di jari kecil, Sakura.
" Orangtua itu, biang dalangnya." Gumam kekesalan Sakura.
" Terimakasih " Ucap Sakura pada kupu-kupu itu. Kupu-kupunya menghilang seperti abu.
' Besok yah. Aku harus bisa mencegah kematian Tobirama Senju dan Kagami Uchiha.' Pikir Sakura.
Sepasang kaki anak kecil menghampirinya.
Sakura menatap satu anak laki-laki menghampirinya. Wajah anak kecil itu tampak malu.
" Ha-halo.. " Sapa anak itu.
Sakura menatap dengan mata besarnya itu. Dia tersenyum, membalas sapaan itu.
" Haloo "
" A-anu, i-itu. Aku, mau memberi ini!" Dia menyodorkan bunga cosmos warna pink.
Sakura mengambilnya, tersenyum kecil. " Terimakasih."
Anak laki - laki itu tampak senang. Merasa Sakura merespon baik, dengan berani dia mengatakan..
" Namamu siapa "
" Sakura "
" Sakura, Sakura mau berkencan denganku."
Sakura membatu.
Wajah senang bocah itu. Bocah itu tidak tahu hawa hitam di belakang dia. Bocah itu sadar hawa tidak enak, dia berbalik badan.
Melihat Kagami dan Tobirama, menatap dengan wajah datar sekali dengan aura hitam mereka berdua.
T. B. C
Ada dua atau tiga episode lagi adalah episode sedih dan menuju akhir dari pertemuan Sakura dengan Tobirama dan Kagami..
Tekan vote kalian setelah baca dan kasih komentar juga biar aku semangat lanjutin ceritanya 😊
Sampai jumpa di chapter selanjutnya.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro