Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Tugas Dan Persiapan Untuk Misi

WELCOME BACK TO MY STORY

"Ungkapkan dan jangan dipendam, lepaskan dan jangan ditahan. Aku akan setia mendengarkannya"
-Rui-

Malam yang indah, dengan sinaran rembulan dan juga angin malam yang menerpa lembut di kegelapan malam.

Malam yang begitu tenang dan damai, dirasakan oleh Pemuda yang berada di jendela kamar Rumah KerJe.

Kini, Mark duduk di kursi menghadap ke luar jendela dan melihat sebuah foto.

Sebuah foto yang mena gambar keluarga kecil yang harmonis diiringi dengan senyuman bahagia disetiap anggotanya.

Disitu terlihat 1 anak cowok, 1 remaja cewek dan kedua orang tua dibelakangnya. Mark yang melihatnya pun tersenyum sembari mengelus foto tersebut.

Senyuman yang menampilkan sedikit kesedihan, setetes air mata terjatuh di atas foto itu.

Lalu, Mark memeluknya dengan erat seolah olah tidak ingin jauh foto tersebut.

Yaa, sudah dipastikan itu adalah keluarga Mark.

"Seandainya... Seandainya Aku kuat waktu itu... Mungkin Aku bisa menyelamatkan mereka..." Ucap Mark dengan lirih.

"Aku berjanji, jika Aku bertemu dengan mereka... Akan Ku pastikan mereka tidak akan melihat matahari lagi" Mark mengepal tangannya.

Rasa kesal, marah dan sedih bercampur dengan satu mengingat masa lalunya. Rasa ingin balas dendam pun timbul dalam dirinya.

....:D

Langkah yang tidak terlalu cepat dan juga tidak terlalu lambat, Rui menaiki tangga ke lantai 2 sembari membawa nampan berisi teh hangat dan cemilan.

Rui berdiri tepat hadapan pintu kamar Mark, Ia menatap dan menghela napas pelan.

Sebelumnya, Ia berharap ini bisa membantu Mark tenang. Rui cukup khawatir setelah melihat Mark seperti tadi.

Jadi, Ia berinisiatif membantu Mark menenangkan diri. Semoga berhasil, itu harapannya.

"Mark! Boleh Aku masuk?" Ucap Rui sembari mengetuk.

Mark yang ada di dalam pun menatap ke arah pintu. Tidak ada rasa ingin menjawab.

"Mark? Boleh?" Rui mengulang perkataannya.

Rui mengerutkan alisnya, mengira Mark sudah tidur. Tapi, Rui juga berpikir tidak mungkin Mark tidur secepat itu.

Dengan berani, Rui memegang gagang pintu dan membukanya... Ternyata tidak terkunci sama sekali.

Terlihat Mark yang duduk menghadap jendela, tanpa melihat ke Rui sama sekali.

"Mark, ini Aku bawa kan teh sama cemilan" Ucap Rui sembari meletakkannya diatas meja yang kebetulan dekat Mark.

"Iyaa" Ucap Mark singkat, padat, jelas.

Rui pun duduk di samping Mark, ikut menatap ke luar jendela yang dimana sinar rembulan menyinari mereka.

Keheningan terjadi.

Rasanya cukup sulit untuk membuka percakapan jika sudah begini, canggung yang dirasakan.

"Ada apa?" Mark membuka percakapan duluan.

"Tidak ada... Hanya ingin melihat Mu saja, dari wajah kelihatan sedih" Ucap Rui menatap Mark.

Mark pun menyadarinya pun memalingkan wajahnya. Lalu, menyeka wajahnya yang sedikit lembab.

"Aku cukup khawatir, melihat diri Mu yang bersedih tiba tiba saat pertanyaan tadi. Apa ada yang mengganjal? Atau ada masalah di... Masa lalu mungkin?" Tanya Rui sedikit memiringkan wajah nya menatap Mark.

"Ah itu..." Mark seketika tidak sanggup mengatakannya.

Rui mendekat sedikit ke Mark, kedua bahu mereka menempel dan kembali menatap wajah tampan Mark.

"Katakan saja, tidak perlu dirahasiakan. Disini kita saling terbuka tanpa merahasia, kita ini sudah seperti Keluarga" Ucap Rui sembari tersenyum.

"Ungkapkan dan jangan dipendam, lepaskan dan jangan ditahan. Aku akan setia mendengarkannya" Ucap Rui yang masih dengan senyuman manisnya.

Mark menatap ke foto sebelumnya, kembali menatap keluar jendela, dan kembali menatap Rui.

Sebuah tetesan air mata kembali jatuh dan Mark pun memeluk Rui dengan erat.

Rasa yang ditahan dan dipendam cukup lama, kini dilepaskan. Mark butuh seseorang yang bisa mendengarkan perasaan sedihnya.

Sudah lama sekali Ia tidak merasakan yang namanya pelukan. Pelukan hangat yang membuatnya tenang dan bisa melepaskan beban yang ditahannya.

Dia bersyukur ada Rui yang bisa mendengarkan isi hati dan beban pikirannya selama ini.

.....'-')/

Dengan sinar rembulan yang menerangi dan angin dingin yang menerpa, Noran memakai jaket hitamnya.

Noran berjalan di sepanjang koridor Markas Tentara Angkatan Darat dengan langkah yang cepat.

Noran menuju ke Ruangan Komandan Miguel, ada hal yang ingin di sampaikan.

Setelah sampai disana, ada beberapa Tentara seangkatannya seperti Johan, Andi, Reyhan, dan 2 Tentara lainnya.

Noran ikut berbaris sejajar diantara mereka, lalu menatap ke arah Komandan Miguel yang juga menatap menatap mereka satu per satu.

"Apa sudah berkumpul semua?" Tanya Komandan Miguel memastikan.

"Sudah Komandan!" Ucap mereka dengan tegas.

"Baik, sesuai yang Saya sampaikan di panggilan tadi. Ada hal yang ingin Saya sampaikan, tapi sebelum itu silahkan duduk" Ucap Komandan Miguel mempersilahkan mereka duduk.

Noran dan Tentara seangkatannya pun duduk sejajar di hadapan Komandan Miguel.

"Hal yang ingin Saya sampaikan adalah... Gubernur Kota akan melakukan Perayaan Ulang Tahun Putrinya yang ke 18 tahun, apa kalian sudah mengetahuinya?" Ucap Komandan Miguel dan diangguki bahwa mereka tau.

"Perayaan itu akan di lakukan di Kantor Gubernur, yang akan dimulai 3 hari lagi" Ucap Komandan Miguel.

"Tapi, yang khawatirkan adalah... Ada seseorang yang ingin menghancurkan Perayaan tersebut" Ucap Komandan Miguel dengan tatapan serius nya.

Mereka semua kaget dengan sedikit melotot, tapi setelah itu mereka kembali tenang.

"Orang itu Saya tidak tau, tapi di harapkan waspada dan bertindak. Maka dari itu, Saya memilih kalian untuk dalam misinya ini!" Ucap Komandan Miguel menepuk mejanya yang kebetulan ada nyamuk lewat.

"Saya memilih kalian karena kalian memiliki potensi dan bakat yang hebat. Jadi, Saya membutuhkan kalian" Ucap Komandan Miguel sembari menatap mereka satu per satu.

Noran dan lainnya saling menatap, seolah olah apakah mereka harus menyetujuinya.

"Apa cuman kami saja? Tidak ada Tentara lain yang akan ikut?" Tanya Noran.

"Ada, tapi hanya bisa mengawasi di gerbang Kantor Gubernur. Kalian akan berada dalam lingkungan Kantor sebagai penjaga dan pemantau keadaan di dalam" Ucap Komandan Miguel menjawab pertanyaan Noran.

Noran mengangguk paham, lalu menatap Tentara lain. Mereka semua mengangguk setuju.

"Baiklah, persiapkan diri kalian. Kita akan berangkat 2 hari lagi!" Ucap Komandan Miguel sembari berdiri dari kursi.

"Siap!" Mereka menjawab serentak sembari ikut berdiri.

.....'^')

Di pagi hari, jam menunjukkan pukul 05.00. Embun pagi masih ada menerpa Kota, tetapi sudah ada beberapa orang yang sudah beraktivitas.

Ada yang sudah mulai siap berangkat kerja, tidak terkecuali para Tentara.

Pakaian Tentara yang lengkap, senapan laras panjang terpasang di punggung, dan topi khas Tentara sudah bertengger di kepala.

Noran berdiri tegas di antara semua Tentara yang sedang berbaris dengan sikap istirahat ditempat, bersiap di beri tugas oleh atasan.

"Baiklah, untuk semua kalian yang ada disini. Berpatroli lah di Kota dan bertindak lah ketika ada kriminal serta tolonglah orang yang kesusahan" Ucap seseorang bertubuh kekar disamping Komandan Miguel.

Ia adalah Letnan Tino.

"Baik!" Ucap mereka, seluruh Tentara di depan Markas Tentara.

Mereka semua bergerak menggunakan kendaraan masing masing.

Noran yang kebetulan membawa motornya, tentu Ia menggunakannya. Dengan tujuan ke tengah Kota yang sudah ditentukan.

Noran mendapatkan tugas di sekitar Mall bersama Andy dan 2 Tentara lainnya.

Tugas patroli ini dilakukan di berbagai tempat, agar mengurangi tindak kriminal atau terjadinya hal hal yang tidak inginkan.

Apalagi akan ada acara di Kantor Gubernur, itu akan memicu Teroris atau Gangster yang ingin merusaknya.

Untungnya, Noran mendapatkan posisi patroli yang tidak jauh dari Kediaman KerJe. Maka dari itu, Ia berniat akan sesekali mampir.

"Andy, mana Johan?" Tanya Noran kepada Andy yang kebetulan berpatroli bersamanya.

"Tadi sebelum kita berangkat, Komandan Miguel memanggilnya. Sepertinya ada kepentingan" Ucap Andy memperbaiki letak topinya.

"Oh baiklah" Ucap Noran mengangguk.

Para Tentara pun memulai tugas mereka masing masing.

.....:D

Dilain sisi, tepatnya di tempat yang tidak diketahui orang orang. 3 orang sedang berbicara serius sambil duduk di sebuah sofa.

"Bagaimana? Apa Tentara sudah bergerak?" Tanya seorang Pria berkumis tebal.

"Sudah, sesuai perkiraan. Noran dan temannya berada di tengah Kota tepatnya di sekitar Mall" Ucap seorang Pria yang berada di sampingnya dan juga ada seseorang yang memakai masker.

"Saya sudah meminta pada seorang Teroris untuk melakukan tugas yang sesuai rencana sebelumnya" Ucap seorang bermasker.

"Baiklah, mari buat pertunjukan yang meriah sebelum harinya tiba" Ucap Pria berkumis sembari tersenyum jahat.

"Ah pasti pertunjukan ini menyenangkan..."

Bersambung....

Yuhuu... Akhirnya nih Cerita berlanjut kembali ya guys yak.

Mohon maaf nih kalau lama Update, karena lagi ada urusan dan kesibukan di RL.

Mohon maaf juga sudah lama menunggu:)

Segini aja dulu yaa...

Sampai jumpa di chapter selanjutnya...
Byee~
Daaa~
See you~

Ttd
Senin, 27 Juni 2022

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro