Misi Mencari Informasi
WELCOME BACK TO MY STORY
Keesokan harinya, tepatnya di Sore hari. Para Anggota KerJe mempersiapkan semua peralatan yang akan digunakan saat Misi malam hari nanti.
Ini saatnya pembuktian kebenaran yang disembunyikan selama ini, harus bisa diselesaikan secepatnya.
Harapan mereka, semoga saja berhasil dan menyelesaikannya dengan cepat.
"Yoo, apa Kau ingin menggunakan senjata itu?"
Sebuah suara yang familiar terdengar dari belakang Noran dan Ia pun melihat ke belakang.
Ia melihat Feldha mendekat sembari membawa teh hangat juga, lalu duduk di kursi sampingnya.
"Iya Bang, sudah lama sekali Aku tidak menggunakan senjata ini" Ucap Noran sembari mengelus Sniper yang bercorak Biru Merah.
"Sniper peninggalan Ayah, ini akan secara perdana dalam Misi ini. Aku tidak sabar menggunakannya" Ucap Noran dengan senyumannya.
"Ahahaha... Bagus, semoga berhasil" Ucap Feldha menepuk bahu Noran.
"Abang juga ikut?" Tanya Noran yang menatap ke depan.
Matahari mulai menurun dan meninggalkan sinar orange yang masih belum hilang.
"Entahlah, lihat saja nanti dapat tugas bagian mana" Ucap Feldha sembari menyeruput teh nya.
Noran mengangguk mengerti dan meminum teh hangatnya.
.....:D
Malam telah tiba, sinar rembulan tidak terlalu terang dikarenakan tertutup sebagian oleh awan malam.
Saatnya Anggota KerJe bergerak menuju Gedung Gubernur, tempat Acara Ulang Tahun Putri nya yang ke 18.
"Rei, Emi, Mark, Rui, Felicia, Shikumo, Hana, Xia, Ita. Segera pergi ke Acara, nanti akan Ku arahkan sesuai rencana"
"Noran, Kau yang akan kami adalkan saat orang yang membawa Bom nanti tiba. Jadi, tunggu laporan selanjutnya"
"Aku dan Rin akan di Rumah untuk memantau kalian dan Noran"
"Oh iya, satu lagi. Bang Feldha akan datang ke Acara itu sebagai pendatang biasa diundang. Jadi, kalau kalian kesulitan bisa meminta bantuan kepadanya"
Leo mengatakannya melalui earphone kecil yang ditempelkan di telinga, tentunya setiap Anggota mendapatkannya.
Mereka akan berkomunikasi melalui earphone, agar mendapatkan kabar lebih cepat dan tanpa diketahui orang lain.
Kelompok Rei sudah berada di Gedung Gubernur, mereka menaiki mobil yang dibawa oleh Feldha.
Sangat banyak orang yang diundang datang ke Gedung Gubernur, untungnya mereka dapat undangan ke Acara tersebut dari 2 hari yang lalu.
"Apa kalian bisa melewati penjaga itu? Kalian akan diperiksa secara menyeluruh, jadi usahakan barang rahasia kita tidak diketahui" Ucap Leo memberi tahu.
Yaa, penjaga kali ini akan memeriksa barang barang para undangan yang hadir.
Tentu, para dipaksa untuk berusaha menyembunyikan barang rahasia yang dibawa.
Barang rahasia itu adalah alat pelacak sebesar lalat dan titik kordinasi tembak sebesar lalat juga.
"Yaa cukup berat, tapi boleh dicoba" Ucap Mark yang penasaran dan menatap mereka satu per satu.
"Sesuai rencana sebelumnya, keluarkan kemampuan kalian. Aku yakin, kalian pasti bisa" Ucap Leo meyakinkan mereka.
"Huhuu... Ini pasti mengasyikkan" Ucap Xia tidak sabar.
Disinilah mereka saatnya menjalankan rencana, tanpa harus diketahui orang lain.
"Kalian duluan, nanti Aku terakhir" Ucap Feldha melipat tangannya di dada
Feldha menyuruh mereka duluan, agar Ia bisa menyembunyikan barang rahasia.
Mereka pun berjalan menuju ke pemeriksaan sembari mengoper satu per satu earphone mereka.
Barisan Emi, Ita, Mark, Rui melepaskan earphone dan mengopernya ke barisan belakang.
Earphone mereka di oper dan tiba di tangan barisan Xia, Felicia, Shikumo, Rei, Hana.
Mereka menyembunyikan earphone di kantong baju dan menunggu kelompok Emi yang diperiksa.
Pemeriksaan kelompok Emi sudah selesai, sekarang pemeriksaan kelompok Xia.
"Pak, boleh minta tanda tangan nggak? Soalnya Bapak kan penjaga andalan disini" Ucap Xia sembari menyerahkan buku untuk tanda tangan.
"Oh baiklah" Ucap penjaga itu dengan senang hati.
Xia memasukkan earphone milik Emi dan miliknya ke dalam lengan baju nya dan terus meluncur ke rok gamis bawahnya.
Xia pun menghentakkan kakinya dua kali, sebagai tanda bahwa earphone Emi akan jatuh ke tanah.
Felicia dan Shikumo pun menyadari nya, lalu Shikumo mengejar Felicia seperti bermain kejar kejaran.
Saat sudah sampai di dekat Xia, Felicia pura pura jatuh. Dengan cepat, Ia menangkap dan melempar earphone Emi, Ita, Shikumo, dan Felicia.
"Aduh, jangan lari Nak. Jadi jatuhkan" Ucap penjaga lain dan mendekat ke arah Felicia untuk membantu.
Emi pun mulai menekan tombol kamera flash di tangannya dan cahaya flash saat memfoto pun menyilau kan pandangan dua penjaga tadi.
Melihat celah, dengan cepat Rei, Hana dan Shikumo melempar earphone sisanya ke arah Mark dan Rui.
Mereka berdua menangkapnya dengan cara yang sedikit bar bar, menurut Rei.
Mark membentangkan tangannya seolah olah ingin memeluk Rui, lalu Rui pun ikut membentangkan tangan dan memeluk Mark.
Saat pembentangan tangan, disana earphone mendarat di tangan mereka secara tepat.
Mereka melakukannya agar tidak diketahui orang sekitar dan berpura pura berpelukan, seperti pasangan kekasih.
"Nyaman sekali..." Ucap Rui dengan pelan, yang malah terbawa suasana.
"Huh? Apa?" Tanya Mark yang mendengar suara pelan Rui barusan, tapi Rui menggeleng.
"Hey! Kenapa Kamu melakukan flash foto?" Tanya salah satu penjaga yang terkena flash dan memarahi Emi.
"Maaf Pak, Saya tadi hanya ingin foto Anak ini saat terjatuh cuman flash nya lupa dimatiin" Ucap Emi meminta maaf.
Ia sengaja menghidupkan flash nya agar menyilaukan pandangan, sekaligus memfoto Felicia yang terjatuh menggemaskan menurut nya.
"Lain kali jangan diulangi" Ucap penjaga itu dan Emi mengangguk.
Mereka kembali melakukan pemeriksaan dan hanya meninggalkan Feldha yang sendirian yang belum melakukan pemeriksaan.
"Bang Fel, apa bisa melakukannya? Ini cukup beresiko loh" Ucap Hana dari earphone.
"Tenang sajaa, ini sudah Ku rencanakan diluar rencana utama" Ucap Feldha tersenyum.
"Hey, Kamu yang disana. Apa tidak masuk?" Tanya salah satu penjaga kepada Feldha.
"Saya lagi menunggu teman Pak, jadi sebentar lagi" Ucap Feldha sembari menjauh.
Feldha pun memanggil seseorang, yang merupakan bawahannya dan membicarakan sesuatu.
"Lakukan sesuai rencana kita, lakukan dalam 5 menit" Ucap Feldha dan angguki oleh bawahannya.
Dengan segera, bawahannya pergi mengendap endap dan mengelilingi Gedung untuk mencari sesuatu.
"Kalian masuk lah terlebih dahulu, tunggu Aku memberi kabar" Ucap Feldha melalui earphone.
Mereka pun mengiyakan dan pergi masuk ke dalam Gedung. Mereka akan mengikuti rencana Feldha untuk sementara.
"Bang Feldha, Kau yakin akan berhasil tanpa ketahuan?" Tanya Leo kurang yakin.
"Serahkan saja pada Ku, Aku yakin berhasil tanpa hambatan" Ucap Feldha percaya diri.
Leo pun mengangguk mengerti.
"Noran, apa Kau sudah siap?" Tanya Leo kepada Noran yang berada di balkon Rumah.
"Sebentar lagi" Ucap Noran.
Noran sedang mengeluarkan isi dari peluru Snipernya, yang berupa bubuk mesiu.
Bubuk mesiu itu Ia keluarkan separuh dan menambah sedikit dengan bubuk mesiu Bazoka.
Noran kembali memasukkannya ke dalam peluru Sniper, lalu mengasah ujung peluru agar menjadi sangat tajam.
Tidak butuh waktu lama, ketajaman peluru Sniper sangat terasa saat Ia menggoresi sedikit jarinya yang langsung terluka.
Noran memasukkan peluru itu ke dalam Sniper dan mengkokang nya dengan yakin.
"Tinggal menunggu kabar selanjutnya"
.....'-')
"Wih, besar banget"
Hana terpukau melihat besarnya Gedung Gubernur dari dalam.
Dengan besarnya Gedung ini, keramaian tidak menyesakkan. Namun, di lain sisi Rui menempel pada Mark agar tidak terpisah.
Mereka pun duduk di kursi yang disediakan, kecuali Rei, Mark, dan Rui.
"Jika nanti mati lampu, jangan panik. Itu bagian dari rencana Ku"
Terdengar suara Feldha dari earphone mereka, bersamaan juga lampu Gedung langsung mati.
Keributan mulai terdengar, tapi Anggota KerJe tetap tenang sesuai perintah.
Walaupun begitu, Mark tidak pernah tenang sama sekali karena Ia phobia gelap.
Tiba tiba, sebuah tangan menepuk bahu Mark dengan kuat dan membuatnya kaget setengah mati.
Ternyata itu adalah Feldha dengan senyumannya dan menunjukkan barang rahasia kepada mereka.
Feldha memberikannya kepada Emi dan lampu pun hidup kembali seperti semula.
"Sangat mudah" Ucap Feldha sembari duduk tenang.
"Sekarang, Ku serahkan pada kalian" Ucap Feldha sembari menutup matanya karena ngantuk.
Mereka semua saling menatap dan mengangguk.
Saatnya mereka masuk ke tahap selanjutnya, menempelkan pelacak kepada target.
Mereka semua menyebar sesuai arahan Leo dari earphone.
Mereka berusaha mencari Komandan Miguel, Johan, dan orang yang membawa Bom tanpa harus diketahui.
Presiden? Itu tidak perlu, karena Ia tidak hadir.
Hana, Ita, Shikumo, dan Felicia mencari Johan. Mark, Rui, Xia akan mencari Komandan Miguel.
Sedangkan Emi dan Rei akan mencari orang pembawa Bom.
.....'^')
"Dimana Dia?" Ucap Ita melihat sekeliling mencari Johan.
Mereka mencari di bagian belakang, mana tau ada Johan lewat atau berada di belakang para undangan.
Sesuai dugaan, mereka melihat Johan yang sedang duduk sembari minum.
"Bagaimana cara kita menempelkan ini?" Tanya Shikumo sembari menunjukkan alat pelacak.
"Hanya ada satu cara untuk melakukannya" Ucap Ita melihat Shikumo dan Felicia.
"Kami? Kami harus menempelkannya?" Tanya Felicia yang bingung sembari memeluk boneka santet nya.
"Iyaa benar, kami mengadalkan kalian sekali lagi" Ucap Hana mengangguk.
Felicia menatap Shikumo untuk meminta jawaban, tapi Shikumo hanya mengangkat bahu nya tanda Ia tidak tau.
"Eee... O-oke" Ucap Felicia sedikit memiringkan kepala karena gugup.
Shikumo dan Felicia pura pura berbicara sembari melakukan kejar kejaran.
Yaa, mereka juga mendekati Johan yang ingin berdiri dari posisi duduknya.
Dengan sengaja, Shikumo menabrakkan dirinya kepada Johan dan dengan cepat memasang alat pelacak tepat di dekat saku baju nya.
Johan nyaris saja jatuh dan untungnya Ia memegang meja dengan cepat.
"Ah maaf Om" Ucap Shikumo meminta maaf.
"Ya tidak apa apa, lain kali jangan lari lagi disini. Bahayaa" Ucap Johan memaafkan.
Shikumo pun mengangguk dan mendekati Felicia untuk pergi. Sesekali Shikumo menjahili Felicia, dengan memukul boneka santet nya.
"Hey!" Felicia pun kesal dan mengejar Shikumo yang kembali menuju Hana dan Ita.
.....'-')/
"Ini akan sulit"
Rui, Mark telah menemukan Komandan Miguel yang sedang menatap ke arah Acara Ulang Tahun yang sudah di mulai.
Orang orang bersorak yang membuat mereka agak kesulitan untuk fokus.
Dengan terpaksa, Mark dan Rui mendekati Komandan Miguel. Xia menatap dari kejauhan.
"Permisi Komandan" Ucap Mark menyapa Komandan Miguel.
"Ah ya? Ada apa?" Tanya Komandan Miguel menatap Mark.
"Perkenalkan, Saya Mark Sahabat Noran" Ucap Mark berjabat tangan dengan Komandan Miguel.
Rui pun mulai berjalan perlahan ke belakang Komandan Miguel. Ia akan menempelkan alat pelacak.
"Begini Komandan..." Mark mulai menjelaskan tentang Noran yang tidak bisa hadir dan sesekali menatap Rui yang cukup kesusahan.
Rui kesusahan memasang pelacak karena Komandan Miguel yang tidak bisa tenang.
Karena kesal dan ingin cepat untuk selesai, Rui pun melemparkan saja pelacak itu dan untungnya menempel tepat di bawah ketiak Komandan Miguel tanpa disadari.
"Huh! Bikin kesal saja" Ucap Rui pelan dan kembali ke sisi Mark.
"Ah begitu, baiklah" Ucap Komandan Miguel mengangguk.
"Terimakasih Komandan atas waktu luangnya, Saya pamit" Ucap Mark pergi bersama Rui.
Mark dan Rui kembali ke tempat Xia yang sedang enaknya memakan kue.
.....:)
K
ini, Emi dan Rei sedang berusaha mencari keberadaan orang yang membawa Bom.
Acara Ultah telah sampai di pemotongan Kue. Waktu bagi mereka tidak banyak dan bahkan mereka harus berlari kecil.
"Emi, apa itu Dia?" Tanya Rei menepuk pelan bahu Emi dan menunjuk ke depan.
Emi melihat arah tunjuk Rei dan melihat seseorang yang memakai topi hitam. Orang itu terlihat gelisah dan terburu buru.
Bisa dilihat Ia dicurigai, tapi oranh disekitarnya tidak menyadarinya.
Emi dan Rei pun yakin itu orangnya, lalu Emi pun berjalan mendekat ke arah orang itu.
Emi berpura pura sebagai fotografer, sesekali berjalan mendekat ke arah orang tersebut.
"Ran, bersiaplah. Sebentar lagi titik koordinat target diketahui" Ucap Rei kepada Noran menggunakan earphone.
"Ah selalu siap bro" Ucap Noran yang sedang meminum coklat panasnya.
Emi dengan cepat menekan foto flash mengarah ke orang tersebut dan dengan cepat Rei menyenggol orang tersebut, lalu menempelkan alat koordinat target.
"Ah maaf" Ucap Rei meminta maaf dan pergi begitu saja sembari meminum sirup.
Emi dan Rei pun pergi menjauh dari sana.
Tiba tiba di monitor kecil milik Noran, muncul titik target berwarna merah dan bersamaan memunculkan wajah orang tersebut.
"Waw, tempat sangat strategis" Ucap Noran memeriksa jarak dirinya dan orang tersebut.
Jaraknya sejauh 10 km dari Noran, orang tersebut di dalam Gedung dan Noran pun bersiap untuk menembak.
"Kami percayakan pada Mu, Noran"
Itulah suara terakhir yang Noran dengar dari Anggota KerJe. Ia sangat gugup, takut tidak berhasil.
Noran memidik ke arah target dari kejauhan, Ia sangat serius dan keringat setetes bercucuran dari keningnya.
Noran pun menutup matanya dengan tenang dan menghirup udara dengan lembut, lalu membuka matanya.
"Demi kedamaian, peluru ini Ku persembahkan!" Ucap Noran serius.
Pelatuk Ia tekan dan satu peluru meluncur dari Sniper nya dengan cepat.
Peluru itu meluncur dengan cepat sesuai dengan arah yang ditentukan ke target.
Peluru itu berjalan mulus dan lurus, hingga peluru itu menembus jendela kaca.
Peluru itu terus bergerak dan menembus kepala target dengan brutal.
Darah terciprat bersamaan orang itu tumbang dengan darah yang bercecer di lantai.
Orang orang yang melihatnya pun berteriak dan panik ketakutan.
Feldha yang sudah terlelap dari tidur pun kaget dan terjatuh dari tempat duduk.
"Nice try!"
.....:D
Ambulance dan Tentara penjinak Bom pun dipanggil untuk melakukan pemeriksaan kepada orang yang ditembak tadi.
Ternyata benar, orang tadi yang tertembak adalah pembawa Bom bunuh diri.
Semua orang pun kaget, tentunya Komandan Miguel dan Johan ikut kaget mendengarnya.
Untungnya, Acara diselesaikan dan para undangan pun disilahkan pulang.
Para Anggota KerJe pun hanya menatap tersenyum dan pergi dari Gedung Gubernur.
Mereka pun berjalan dengan posisi melengkung dengan gaya keren masing masing.
"MISI SELESAI!!!"
Bersambung....
Yosh... Akhirnya nih Cerita Update lagi ya guys yak
Fiuhh... Chapter kali ini Aku panjangin karena adegan epic moment (menurut Ku) dimunculin disini:D
Gimana dengan Ceritanya? Menarik?
Semoga suka dengan Ceritanya yaa~
Sampai jumpa di chapter selanjutnya yaa~
Byee~
Dadaa~
See you~
Ttd
Senin, 4 Juli 2022
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro