Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Merasa Bersalah

WELCOME BACK TO MY STORY

"Halo, sudah lama kita tidak bertemu yaa"
-Feldha-

"Ugh..."

Noran kini telah sadarkan diri dalam keadaan perban disekujur tubuhnya dan sebuah selimut yang menutupi sebagian tubuhnya.

Impus terpasang di punggung tangannya dan detak jantung normal di monitor.

Yaa, Noran sekarang di sebuah Rumah Sakit dengan nuansa serba putih.

Jendela kamar yang ditempatinya terbuka membuat udara segar dan cahaya matahari masuk dengan tenang.

Dengan tenaga yang ada, Noran melihat ke sampingnya dan menemukan seorang perempuan cantik yang tertidur dengan kepala dekat perutnya.

Dibelakang perempuan itu, terlihat juga seorang Pemuda tertidur di paha perempuan cantik yang juga tertidur.

Mereka adalah Xia, Mark, dan Rui.

Noran hanya tersenyum, kemudian menatap langit langit kamar dan mengingat kejadian di Mall.

Sedikit rasa pusing menyerang kepalanya dan Noran memegangi kepalanya, seolah olah untuk tidak mengingatnya kembali karena itu adalah insiden yang mengenaskan.

Entah kenapa tetesan air mata jatuh, mengingat bahwa orang yang sangat baik dan tidak bersalah harus pergi karena kelalaiannya.

Seandainya...

Seandainya Ia mengetahuinya dari awal, pasti tidak akan terjadi seperti ini. Pasti, pikirnya.

Tidak lama kemudian, Xia bangun dari tidur nya. Ia menatap Noran kaget dan membangunkan Mark Rui yang tertidur.

Mereka bertiga mendekati Noran dan menanyai keadaannya.

"Bagaimana? Udah mendingan?" Tanya Mark.

"Yaa... Lumayan, tapi masih pegal dan sedikit rasa sakit di tangan kiri" Ucap Noran sedikit mengangkat tangan kirinya.

Mereka mengangguk dan bernafas lega, lalu mereka mencuci muka karena habis bangun tidur.

"Mana yang lain?" Tanya Noran yang berusaha bersandar di dinding tempat tidur.

Xia membantu nya untuk bersandar dan meletakkan bantal di punggung Noran.

"Mereka tadi malam datang, cuman sebentar karena ada urusan yang ingin diselesaikan" Ucap Rui sembari duduk disamping Noran.

Noran pun mengangguk mengerti.

"Sudah berapa lama Aku tidak sadarkan diri?" Tanya Noran sembari menatap keluar jendela.

"Sudah 3 hari sejak kejadian di Mall, Kau mengalami tulang retak bagian tangan kiri" Ucap Mark.

Noran pun sedikit kaget dan menatap ke arah tangan kirinya. Dam benar, sebuah benda lurus seperti triplek sebesar tangan Noran tertempel dan dibalut dengan perban.

Pantas Ia merasakan sedikit sakit saat menggerakan tangan kirinya, Noran tidak menyangka ini bakalan terjadi.

"Aku salah... Aku lalai dalam tugas" Ucap Noran merasa bersalah pada dirinya.

"Tidak, Kamu tidak salah. Itu sudah takdir" Ucap Xia yang mulai menyuapi bubur kepada Noran.

Awalnya Noran menolak karena tidak ada selera makan, tapi setelah melihat tatapan puppy eyes dari Xia, maka mau tidak mau Ia harus menerimanya.

"Takdir? Itu dibilang takdir? Itu jelas jelas sudah direncakan, bukan takdir yang direncakan Tuhan" Ucap Noran menjelaskan bahwa Ia tidak terima.

"Kami tau itu, tapi tetap saja Kau tidak bersalah. Jika itu bukan takdir, maka itu hanya kecelakaan" Ucap Mark menatap Noran.

Noran hanya diam sembari di suapi oleh Xia. Ah bisa bisanya Dia harus disuapi begini, malu yang dirasakan.

"Sudahlah, jangan merasa bersalah. Kita akan mencari tau siapa dalang dibalik semua ini" Ucap Rui sembari tersenyum.

Mereka pun mengangguk membuat Noran kembali tersenyum.

.....:D

Mari kita kembali ke KerJe...

Para Anggota KerJe melakukan rapat mendadak di Kediaman setelah mengetahui kejadian Ledakan di Mall, yang salah satu korbannya adalah Noran.

"Bagaimana menurut kalian?" Tanya Leo dengan serius menatap mereka satu per satu.

"Menurut Ku, ini pasti ulah dari Teroris. Pasti mereka, karena tidak mungkin itu hanya kemauan dan ini sudah direncanakan" Ucap Emi yang sesekali memakan nasdang.

"Hmm... Aku sama berpendapat dengan Emi. Hanya Teroris yang nekat melakukannya dan juga bukti itu merujuk ke mereka" Ucap Ita menyetujui perkataan Emi.

"Yang lain?" Tanya Leo kepada yang lain.

Mereka hanya mengangguk menyetujui perkataan Emi, mereka sepemikiran.

"Baiklah, saatnya kita bergerak untuk mencari informasi sebelum acara ulang tahun Putri Presiden tiba!"

.....'-')

Disebuah tempat pemakaman umum, terlihat 4 orang yang sedang dikuburan seseorang.

Mereka adalah Noran, Xia, Mark, dan Rui.

Mereka mendatangi kuburan Pak Ridho, Andy, dan orang orang tewas dalam insiden kemarin, karena kemauan Noran.

Noran menaiki kursi roda yang didorong oleh Xia.

Mereka mendoakan para korban, semoga mereka tenang di alam sana.

Kembali lagi, rasa bersalah itu muncul lagi dalam diri Noran. Ia terlalu lemah dan lalai dalam tugasnya.

"Sabar yaa" Ucap Rui menenangkan diri Noran.

"Aku salah, mereka orang yang sangat baik harus pergi karena kesalahan Ku" Ucap Noran menatap kuburan para korban.

"Aku pasti kena marah, dihukum, dan pasti di pecat dari Kemiliteran" Ucap Noran mengepal tangannya.

"Hey! Ayolah bro, jangan begitu. Aku yakin Kau tidak akan dikeluarkan dari Kemiliteran, itu bukan salah Mu" Ucap Mark menjelaskan.

"Sudah cukup merasa bersalah, mari doakan saja mereka tenang. Kamu sudah berusaha menyelamatkan mereka, walaupun itu gagal dan mereka pasti tidak akan menyalahi diri Mu" Ucap Xia menenangkan diri Noran dengan mengelus punggungnya.

Noran hanya menunduk dan berusaha tenang. Ia harus kuat menerima keadaan ini, mau bagaimana pun itu.

"Baiklah" Ucap Noran sudah mulai tenang.

Saat mereka ingin pergi, Noran menahan Mark.

"Hm? Ada apa?" Tanya Mark kepada Noran.

"Xia, Rui kalian pulang lah dulu. Aku dan Mark disini dulu, ada yang ingin kami kunjungi" Ucap Noran tersenyum.

"Tapi-..." Ucapan Xia terpotong.

"Tidak apa, biar Aku yang membantu Noran. Kalian pulang dulu, mungkin Leo dan yang lainnya sudah menunggu kalian" Ucap Mark.

Xia dan Rui mengangguk paham, lalu pergi meninggalkan Noran dan Mark.

"Hah... Ayo kita kunjungi makamnya" Ucap Noran dan Mark mengangguk.

Mark mendorong kursi roda Noran menuju makam yang lain, tidak jauh dari posisi mereka.

Setelah sampai, mereka melihat makam yang sudah ditumbuhi rerumputan liar.

Mereka tersenyum menatap makan tersebut.

"Assalamualaikum Ayah, Ibu... Aku datang" Ucap Noran yang meneteskan air mata.

"Assalamualaikum Ayah, Bunda... Aku datang mengunjungi kalian" Ucap Mark yang juga meneteskan air mata.

Benar, makam yang mereka kunjungi adalah makam orang tua mereka.

Orang tua mereka meninggal saat mereka berumur 10 tahun dalam insiden yang pernah membuat mimpi buruk bagi mereka dan Kota.

Masa lalu yang begitu mengenaskan dan menyedihkan bagi mereka, tidak akan pernah terlupakan.

Noran dan Mark membersihkan makam orang tua mereka dari rerumputan yang sudah mulai lebat.

Setengah jam kemudian, mereka pun sudah selesai membersihkannya dan duduk di sebuah bangku yang sudah disiapkan.

Angin yang lembut menerpa dan juga panas matahari yang tidak begitu menyengat, sangat menenangkan dan damai.

"Bagaimana? Apa perlu kita cari pelaku dibalik semua ini?" Tanya Noran menatap lurus kedepan.

"Yaa, sangat perlu. Ini menyangkut masalah kematian orang" Ucap Mark dengan serius.

"Tapi, kita butuh informasi yang luas untuk menemukannya. Kita tidak bisa mengambil langkah secara gegabah, harus ada rencana" Ucap Noran dan Mark mengangguk.

"Selama KerJe bersama kita, itu tidak akan sulit. Kita bisa meminta bantuan mereka, pasti bisa" Ucap Mark percaya diri.

"Yaa, semoga saja" Ucap Noran sembari menghela napas.

Mark mengepal kuat tangannya, Ia ingin membalas dendam atas kematian keluarganya.

Noran menatap foto kedua orang tuanya yang sangat Ia sayangi dan cintai.

Keheningan kembali terjadi dengan angin lembut menerpa mereka berdua.

Entah apa yang ingin dikatakan, tidak ada topik pembicaraan lagi yang ingin dibahas.

Tiba tiba, seseorang datang mengagetkan mereka dari arah pintu masuk pemakaman umum.

"Halo, sudah lama kita tidak bertemu yaa" Ucap orang tersebut.

Ia memakai topi hitam, baju putih yang ditutupi jaket hitam, dan celana jeans hitam.

Senyuman orang itu muncul sambil menatap Noran dan Mark yang kaget bukan kepalang.

"Feldha?!"

Orang disebut namanya dengan Feldha pun tersenyum dan duduk diantara mereka berdua.

Noran dan Mark hanya bisa melongo melihat Feldha disamping mereka.

"Ternyata kalian masih mengenal Ku ya, ingatan kalian sangat kuat ya. Ahahaha..." Ucap Feldha sembari tertawa.

Noran dan Mark tidak menyangka bahwa Feldha mendatangi mereka secara tiba tiba.

Sudah lama sekali mereka tidak bertemu sejak kejadian saat orang tua mereka meninggal.

Entah darimana rasa kemarahan dan kesal, Noran memaksakan diri untuk menghantam Feldha dengan tendangannya.

Feldha yang sudah menduganya pun berdiri dan menahan dengan kedua tangan, tapi Ia harus mundur cukup jauh.

"Wah, kekuatan Mu sudah meningkat drastis ya. Aku tidak menyangka" Ucap Feldha terpukau.

"Kemana saja Kau selama ini Bang Feldha?!" Teriak Noran.

Noran berlari ke arah Feldha sembari mengepalkan tangannya dengan kuat, berniat meninju Feldha.

Bersambung....

Eaaa... Akhirnya nih Cerita update lagi ya guys yak.

Akhirnya Feldha muncul juga dengan secara mendadak yaa, ahahaha...

Ada masalah apakah Noran dan Feldha selama ini?

Mari kita tunggu jawabannya di chapter mendatang ya:D

Segini aja dulu yaa...

Sampai jumpa di chapter selanjutnya...
Byee~
Dadaa~
See you~

Ttd
Rabu, 29 Juni 2022

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro