Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Ledakan Di Mall

WELCOME BACK TO MY STORY

"Hehehe... Awas saja kalian"
-Ita-

"HOY!!! HOODIE KU KOCAK!!!"

"PINJAM BENTAR!!!"

"HUWAAAA!!! AIR MATI!!!"

"BONEKA MAPUMAPU KU MANA WOY?!"

"YAK HAJAARR TEROOSS!!! JANGAN LUPA JOGET DI PAGI HARI!!!

"...."

Oke, seperti biasa di pagi hari yaa...

Yang dimana keributan terjadi di Kediaman KerJe, lagi dan lagi. Tiada hari tanpa keributan bagaikan para demo yang berjumlah ribuan orang.

Bahkan Lica dan Nica yang disamping Rumah saja, sudah marah marah karena keributan mereka.

Rasa menyesal timbul karena tinggal di samping Rumah yang penuhi dengan keributan.

"Cukup sabar sajaa"

Itulah ucapan Lica dan Nica dengan penuh kesabaran, bahkan mereka pernah memecahkan kaca Rumah KerJe dengan batu karea terlalu sabar.

Dilain sisi, Ita hanya menanggapi dengan diam dan tidak peduli dengan keributan tersebut.

Dengan aura tenang dan santai serta pendengaran yang dituli kan, Ita memasang sepatu sekolah lalu berangkat sekolah tanpa memperdulikan mereka.

Ia sudah lelah untuk menanggapinya.

Saat sudah jauh dari Rumah, Ita menghela napas dengan santai kembali seperti semula dengan senyuman terpampang di wajahnya.

Dengan langkah tidak cepat maupun lambat, Ia sesekali menyapa tetangga nya yang kenal.

Setelah beberapa lama melangkah, tiba tiba sebuah klakson mobil terdengar sampai ke telinganya.

"Halo Ita!" Ucap para anggota KerJe diatas mobil.

"Lah?!"

Mobil KerJe lewat begitu saja tanpa berhenti dan terus melaju ke sekolah.

Dengan bengong, Ia berusaha mencerna kejadian barusan.

Tadi ribut, kenapa sekarang akur dan Ia ditinggal?

Dengan helaan nafas kasar, Ia kembali jalan dengan langkah seperti semula.

Tidak lama kemudian, sebuah mobil datang kembali mengklakson.

"Ita! Ayo ikut kita!" Ucap Xia mengajak Ita naik mobil.

Disamping Xia sudah ada Rui yang melambai dengan senyuman manis.

Ita dengan senang naik ke mobil dan mereka pun berangkat mengejar mobil KerJe.

Ternyata, Xia dan Rui berbeda mobil dengan Leo dan lainnya. Keberutungan tidak hilang di pihak Ita.

"Hehehe... Awas saja kalian"

.....'^')/

Oke, mari kita kembali ke Noran dan teman Tentaranya.

Noran berjalan santai bersama temannya di dalam Mall. Ia tidak membawa senapannya, karena itu bakalan membuat keributan atau orang orang mengira akan ada tindakan yang tidak diiinginkan.

Coba kalian bayangkan, beberapa Tentara membawa senjata ke Mall? Apa mereka tidak berpikiran kalau ada kejahatan nanti?

Maka dari itu, Noran hanya membawa pistol yang digantung dalam jas Tentaranya.

Ia mengelilingi Mall seolah olah seperti orang yang ingin jalan jalan. Tentunya dengan Andy dan 2 Tentara lainnya.

"Ran, kami mau makan dulu yaa" Ucap 2 Tentara yang bersama tadi.

"Iya, silahkan" Ucap Noran.

Mereka pun pergi ke arah berlawanan dan meninggalkan Noran bersama Andy.

"Ran, yok istirahat dulu. Duduk bentar aja" Ucap Andy yang diangguki Noran.

Mereka duduk di kursi yang kebetulan kosong, hanya untuk melepas penat setelah berjalan cukup lama.

Dilain sisi, ada seseorang yang mencurigakan. Memakai pakaian serba hitam dengan masker menutupi wajahnya.

Ia berada di lantai satu, sedangkan Noran dan Andy berada di lantai dua.

Awalnya Noran dan Andy tidak menyadarinya, tapi seseorang itu menabrak orang lain yang otomatis perhatian Noran kepada orang tersebut.

Dilihat gerak geriknya saat mencurigakan, Ia melihat sekeliling dengan langkah terburu buru menuju lantai 3.

"Andy, tunggu sebentar disini" Ucap Noran dan pergi mengejar orang tersebut.

Andy hanya diam ditempat dan melanjutkan memainkan game di Hpnya.

.....:D

"Permisi, bisa berhenti sebentar" Ucap Noran menghentikan orang yang mencurigakan tadi.

Orang tadi melihat kebelakang sebentar dan berlari menjauhi Noran. Dengan segera, Noran mengejar orang tersebut.

"Berhenti!" Teriak Noran yang tetap mengejar orang tersebut.

Orang itu dan Noran mengelilingi lantai 2 dengan kejar kejaran, sampai pada akhirnya Andy menangkap orang tersebut.

"Yup tertangkap, mau kemana?" Ucap Andy menahan orang tersebut.

Noran dengan segera membuka masker orang itu dan terlihat lah wajah orang Pria yang sudah berumur 30an.

Noran kaget melihat Pria tersebut, Pria itu adalah tetangga di samping Rumahnya yang terbakar.

"Pak Ridho?!" Noran kaget melihatnya dan Pria yang bernama Ridho hanya menunduk.

"Bapak kenapa?" Tanya Noran sembari mendekat.

"Noran jangan mendekat, Bapak tidak ingin melukai" Ucap Pak Ridho ingin menjauh tapi ditahan oleh Andy.

"Melukai? Emang kenapa Pak? Coba katakan" Ucap Noran.

Pak Ridho terlihat ragu untuk mengatakan, tapi pada akhirnya Ia memberitahunya dengan membuka bajunya.

Terlihatlah sebuah Bom tempel yang di rantai kuat dan erat yang terpasang di tubuh Pak Ridho.

Bom tempel itu menunjukkan waktu hitung mundur yang tersisa 7 menit lagi.

Otomatis Noran dan Andy kaget dan panik seketika melihatnya.

"Bapak kenapa bisa ditempel Bom?" Tanya Noran yang berusaha melepaskan Bom tersebut.

"Ada seseorang yang mengancam Bapak, Ia ingin Bapak meledakkan Mall ini atau Keluarga Bapak akan..." Ucapan Pak Ridho terhenti yang tergantikan oleh tangisan yang tertahan.

"Bapak minta maaf, Bapak terpaksa Noran" Ucap Pak Ridho dengan tangisan.

Entah kenapa Noran terlihat kesal mengepal kuat tangannya setelah mendengarnya.

Noran dengan segera memanggil 2 Tentara sebelumnya untuk meminta pertolongan.

Tidak lama kemudian, mereka berdua datang dan Noran menjelaskan kepada mereka.

Mereka pun kaget seketika, Noran meminta peralatan untuk membuka Bom tempel tersebut.

Dengan hanya bermodal tang yang berukuran sedang, Noran mulai memutuskan rantai nya satu per satu.

"Sudah cukup Noran, itu tidak akan bisa. Bapak udah pasrah" Ucap Pak Ridho pasrah.

Noran tidak mendengarkannya, Ia tetap berusaha membukan Bom tempel tersebut.

Pak Ridho adalah tetangga baiknya sejak kecil, bahkan Ayah dan Ibu nya dekat dengan Pak Ridho krnea kebaikannya.

Noran tidak ingin orang baik disekitarnya menghilang atau pergi.

Keringat bercucuran, tangan yang berurat, dan tenaga yang sudah hampir mencapai batas, rantai Bom itu baru terlepas satu.

Andy sesekali menyeka keringat Noran dengan sapu tangan dan 2 Tentara lainnya sesekali mengganti Tang yang digunakan Noran.

"Sudahlah Noran, itu tidak akan bisa" Ucap Pak Ridho.

Waktu di Bom sudah tinggal 2 menit lagi, sedangkan rantai baru terlepas 2 dari 10 rantai.

"Tidak Pak, Bapak harus selamat. Keluarga Bapak pasti sudah menunggu di Rumah" Ucap Noran serius sembari melepaskan rantai ke 3.

Orang orang di Mall yang berlalu lalang menyadari ada Bom tempel di Mall saat melihat Noran berusaha membuka Bom di badan Pak Ridho, kericuhan dan kepanikan pun terjadi.

2 Tentara tadi pun mulai mengevakuasi orang orang setelah waktu Bom tempel hanya menyisakan 1 menit lagi.

Noran segera mempercepat melepaskan rantai Bom tersebut, yang meninggalkan 6 rantai lagi.

"Sial! Sial! Sial!" Noran terlihat kesal karena kesusahan.

Waktu meninggalkan kurang dari 30 detik, tapi rantai ke 6 sulit untuk dilepaskan karena berada di perut Pak Ridho.

"Noran, lebih baik Kamu pergi. Kmau harus selamat!" Ucap Pak Ridho sembari mendorong jauh Noran.

"Tapi Pak-..." Ucapan Noran terhenti.

"Tidak ada waktu lagi Noran, ini tidak sempat. Bapak titip pesan, jaga Keluarga Bapak yaa" Ucap Pak Ridho dengan senyuman yang dipaksakan.

Noran tidak tega, tapi Ia harus ditarik paksa oleh Andy atas perintah Pak Ridho.

Waktu tinggal 10 detik, tapi Noran Andy masih di jalan menurun di eskalator ke lantai 1.

Saat waktu akan habis, Pak Ridho mengucapkan dua kalimat syahadat dan Bom tempel pun meledak pada saat itu juga.

Tanpa di duga sebelumnya, ternyata sudah di pasang Bom di sisi Mall yang otomatis ikut meledak.

Noran dan Andy yang tidak sempat keluar pun terkena ledakan dan terlempar jauh.

Ledakan demi ledakan terjadi, menghancurkan gedung Mall sampai runtuh.

Noran terlempar tepat di depan pintu keluar Mall, sedangkan Andy harus tertimpa reruntuhan bangunan.

"Andy!" Noran segera bangun dan berniat menolong Andy, tapi di hentikan oleh Noran.

"Noran, segera lari!" Ucap Andy.

Saat Noran ingin menolong Andy, sebuah runtuhan bangunan menimpa Andy sekali lagi dan Noran harus menghindar lalu menabrak dinding kaca hingga pecah.

Noran menatap kaku tidak percaya, Andy harus gugur dalam insiden ini setelah melihat darahnya mengalir di sela sela runtuhan.

Dengan tenaga diambang batas, capek, dan luka di sekujur tubuh Noran tidak sanggup bangun dan terpaksa pingsan di tempat.

Insiden ini menyebabkan 7 orang meninggal termasuk Andy dan Pak Ridho, 12 orang luka parah termasuk Noran, dan 10 orang luka ringan termasuk 2 Tentara tadi.

Beberapa Ambulance dan Damkar pun di turunkan ke TKP, untuk membawa orang yang meninggal dan terluka ke Rumah sakit serta memadamkan api di Mall setelah ledakan.

.....'-')

Disisi lain, yang jauh dan tidak diketahui orang lain sama sekali.

"Ahahahaha... Drama dan pertunjukan yang sangat bagus" Ucap seorang Pria berkumis setelah melihat insiden Mall di monitor sembari bertepuk tangan.

Dua orang disampingnya ikut senang dan tertawa setelah melihatnya.

"Ini baru pembukaan yang meriah!"

.....:)

Disisi lain lagi, di tempat sebuah Rumah yang cukup jauh dari Kota dan tentunya juga tidak ketahui orang luar.

"Hm? Benarkah?" Tanya seorang Pemuda yang tinggi dan sedikit kekar.

"Benar Tuan, Noran dan teman Tentaranya terlibat dalam insiden itu membuatnya mengalami luka parah. Dan juga beberapa orang meninggal dan terluka" Ucap bawahannya menjelaskan.

"Baiklah, terimakasih infonya. Sekarang kembali lah" Ucap Pemuda itu dan bawahannya pun pergi.

"Hah... Benar benar mengejutkan. Mungkin... Aku akan turun tangan"

Bersambung....

Yosh, akhirnya chapter kali ini selesai lagi ygy.

Gimana gimana? Menarik? Biasa saja?

Semoga menarik yaa dan suka nih dengan Ceritanya:D

Sebentar lagi bakalan terungkap siapa karakter yang tidak diketahui ini, jadi mohon bersabar menunggu.

Segini aja dulu yak...

Sampai jumpa di chapter selanjutnya yaa...
Byee~
Dadaah~
See you~

Ttd
Selasa, 28 Juni 2022

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro