Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Berkumpulnya Para Anggota Kerje

WELCOME BACK TO MY STORY

"Loli! Shota!"
-Emi, Rin, Rei, Leo-

Akhirnya... Dengan napas lega, Noran menjatuhkan badannya ke tanah dan menghadap ke langit.

Keringat bercucuran di dahi dan baju bagaikan habis mandi, badan pegal, akhirnya beristirahat dengan tenang.

"Hah... Capek juga" Ucap Noran menyeka keringatnya.

Karena keringat sudah membasahi bajunya, Noran membuka baju Tentaranya dan menyisakan singlet coklat di badannya.

Badan tinggi dan tubuhnya yang cukup terlihat bugar, berjalan menuju ke tepi lapangan.

"Ran, tangkap!" Ucap salah satu Temannya.

Noran pun menangkap sebuah botol air minum penuh dari Temannya.

"Makasih" Ucap Noran dan duduk di bawah pohon.

Temannya pun ikut serta duduk disampingnya.

"Ran, Kau kok bisa telat? Biasanya Kau cepat datang, bahkan pagi udah disini" Ucap Temannya.

Oh iya, mereka Teman Noran bernama Andi, Reyhan, dan Johan.

"Tidak ada kabar, terjebak macet, dihadang orang" Ucap Noran dengan singkat, padat, dan jelas.

"Kok bisa? Padahal setiap anggota dikasih kabar, kenapa Kau tidak?" Tanya Johan menatap bingung.

"Awalnya sih udah dikasih kabar dengan Komandan Miguel, cuman waktu itu Aku tidak memegang Hp. Terus setelah itu, tidak ada kabar lagi" Ucap Noran menghabiskan air minumnya dan membuangnya ke tong sampah dari kejauhan.

"Dan juga... Dia sudah nyuruh kasih kabar ke Aku melalui kalian" Ucap Noran sembari bersandar di pohon.

"Kami? Kami saja tidak ada disuruh apa apa, hanya disuruh datang" Ucap Reyhan.

Saat mendengar itu, Noran mengerutkan alisnya.

"Yakin? Masa iya Komandan Miguel berbohong" Ucap Noran tidak percaya.

"Iya serius, kalau ada pun kami udah kabari" Ucap Andi meyakinkan.

"Ah kemungkinan saja yang dikabari itu dengan yang lain, kan kita nggak tau" Ucap Reyhan.

Mereka pun mengangguk setuju.

"Udah dulu yaa, Aku mau ketemu Komandan Miguel" Ucap Noran pergi sembari memasang kembali baju Tentaranya.

Temannya hanya mengangguk dan pergi ke Gedung berlawanan dengan Noran.

Dengan berjalan santai, Noran menuju ke lantai 2 Gedung dengan sesekali menyapa para Tentara yang lewat.

Gedung Markas Tentara Angkatan Darat cukup luas dan besar, bahkan bisa menampung ribuan orang di dalamnya.

Markas Angkatan Darat, Udara, dan Air hanya berjarak 10km diantaranya.

Noran lebih memilih Angkatan Darat karena Ia tidak ingin mengendarai Pesawat ataupun Kapal Tentara.

Ia hanya ingin berkendara menggunakan Motor atau Mobil Tentara.

Saat tiba di depan pintu Ruangan Komandan Miguel, Noran menarik napasnya dan membuangnya secara perlahan.

"Nggak usah takut Noran, ini hanya sekali saja terjadi kok" Ucap Noran menenangkan dirinya.

Setelah itu, Noran mengetuk pintu Ruangan tersebut.

"Permisi"

"Masuk"

Noran pun masuk setelah di izinkan masuk, lalu duduk di kursi hadapan Komandan Miguel.

"Sudah selesai?" Tanya Komandan.

"Sudah Komandan" Ucap Noran.

"Kelakuan Kamu itu jangan diulangi lagi Noran, Kamu sudah telat lama bahkan Upacara Penerimaan Anggota baru saja sudah selesai dari tadi" Ucap Komandan dengan tegas.

"Maaf Komandan, sesuai dengan yang Saya bilang tadi bahwa Saya tidak ada dapat Informasi" Ucap Noran meminta maaf.

"Baik, jangan diulangi lagi. Saya maafkan kali ini, tapi Laporan ini bakalan Saya kasih ke Gubernur Kota" Ucap Komandan Miguel sembari mempersipkan laporan.

"Tapi Komandan-" Ucapan Noran terpotong.

"Tidak ada tapi tapian, Kamu itu udah berlebihan terlambat. Kamu tau kan? Sebentar lagi, Kamu itu akan menyandang Gelar 'Sniper King'. Jangan karena ini saja Kamu tidak berhasil" Ucap Komandan Miguel.

"Kamu itu juga harus menjadi contoh bagi yang Junior dan yang baru masuk, Kamu itu udah Senior. Kalau Kamu ulangi, Kamu itu udah pelanggaran berat"

"Paham?" Ucap Komandan.

"Paham Komandan" Ucap Noran dengan tegas.

"Baiklah, sekarang Kamu boleh keluar" Ucap Komandan Miguel.

Dengan berat hati, Noran keluar dari Ruangan tersebut dengan perasaan kesal.

"Kenapa saat Aku ingin memberitahu malah dipotong? Dan kenapa harus diajukan kepada Gubernur Kota?!" Noran membatin kesal dan mengepal tangannya dengan kuat.

Noran tidak ingin, tapi mau bagaimana lagi. Sudah terlanjur, tidak bisa di ganggu gugat.

Noran berjalan menuruni tangga dengan keadaan lesu dan tidak semangat.

Pikiran Noran bercampur aduk setelah mendengar perkataan Komandan Miguel, bahwa Ia akan dilaporkan kepada Gubernur Kota.

Seandainya Ia gagal menyandang Gelar "Sniper King", maka Impiannya sirna seketika. Padahal Ia sudah berjanji, untuk mendapatkan Gelar itu.

"Hah... Baiklah" Ucap Noran menghela napas.

Noran pun berjalan menuju Gedung sebelah tempat para Tentara berkumpul.

....:D

"Hufftt... Hari yang melelahkan" Ucap Leo yang merebahkan tubuhnya di punggung Rei.

"Hey! Ayolah, kita lagi di jalan" Ucap Rei merasa keberatan harus menahan berat badan Leo di punggungnya.

Kini, para Keluarga Gaje termasuk Nosei, sedang dalam perjalanan pulang dari sekolah mereka.

Dengan matahari yang sudah ingin terbenam, menandakan hari sudah semakin sore.

"Aku nginap di Rumah kalian boleh kan?" Tanya Nosei kepada Rin.

"Oh boleh kok, makin ramai makin seru" Ucap Hana.

"Hoy! Aku yang ditanya loh"

Setelah beberapa menit berjalan, kini mereka sampai di Rumah Kediaman Keluarga Gaje.

"Halo! Kami pulang!" Ucap mereka serentak.

Emi membuka pintu Rumah dan mereka pun segera bergegas masuk.

"Santai ngapa, kek orang mau ngejar sembako" Ucap Emi menatap datar mereka.

"Hmm... Mana Mark?" Tanya Rui yang menatap sekeliling Rumah.

"Oh Mark, Dia tadi pergi keluar. Katanya sih ada yang mau dibeli" Ucap Emi menjelaskan.

Setelah itu, Emi kembali duduk dan melanjutkan makan nasdang sembari menonton TV.

Setelah mereka bersih bersih, kini mereka sedang bersantai di Rumah tersebut.

Ada yang bermain Game, nonton film, ada yang tidur, dan lainnya lah.

"Yoo! Semuanya!" Ucap Nosei yang tiba tiba mendobrak pintu menggunakan tangannya seolah olah itu Rumahnya sendiri.

Mereka semua hanya menatap Nosei dengan datar.

"So fun kah begitu?"

"Tidak sopan emang"

"No akhlakless"

"Nol attitude nol!"

Setelah mendengar itu, Nosei pun pundung di pojokan sembari memainkan jarinya di dinding.

....'-')/

Di malam hari, mereka semua sudah berkumpul di Ruang Tamu Rumah Keluarga Gaje.

"Yak sekarang semuanya-"

Saat Leo ingin menyampaikan sesuatu, ketukan dari pintu Rumah terdengar memotong pembicaraan.

Dengan segera, Emi membuka pintu dan terlihat Nica serta Lica di depan pintu dengan senyuman mereka.

"Selamat malam semuanya" Ucap Lica dan Nica sembari masuk.

"Selamat malam!" Mereka pun membalasnya.

Leo menatap Emi, menuntut untuk kenapa ada Lica dan Nica.

"Aku undang mereka untuk bergabung, biar seru" Ucap Emi santay dan duduk di sofa.

"Hah... Baiklah. Kita mu-"

Perkataan Leo kembali terpotong dikarenakan ada ketukan pintu kembali mengganggu.

Emi segera membuka pintu dan ternyata ada 2 Anak kecil di depan pintu.

Emi yang melihatnya seketika mimisan melihat ada loli dan shota secara bersamaan.

"Loli! Shota!" Emi, Rin, Rei, Leo teriak terkejut melihat kedua Anak tersebut.

"Eee... Apakah benar ini Rumah Kakek Noran?" Tanya Gadis kecil.

"Ka-kakek?! Noran?!"

Mereka semua kaget dan saling menatap tidak percaya.

"Noran punya cucu?!"

AH ELAH SALAH PAHAM-_-||

....:D

"Oh begitu, jadi Felicia manggil Noran dengan sebutan 'Kakek'?" Tanya Hana dan diangguki Felicia.

"Shikumori? Teman Felicia?" Tanya Rei dan diangguki oleh Shikumori.

"Kenapa kalian bisa sampai sini?" Tanya Xia sembari meletakkan teh hangat diatas meja.

"Eee... Tadi mau ke Rumah Kakek Noran untuk temenin jalan jalan, eh tapi nggak tau Rumahnya. Jadi, kami tanyain ke orang" Ucap Felicia sambil memainkan Bonekanya.

Mereka semua mengangguk mengerti.

"Ahahaha... Bentar, Aku ketawa dulu. Ahahahaha! Bisa bisanya dipanggil Kakek" Ucap Emi ketawa.

"Ahahaha bener, sumpah lucu!" Ucap Mark ikutan ketawa.

"Udah udah! Biarin aja" Ucap Leo.

Mereka semua mulai tenang dan duduk rapi mengelilingi meja di tengah.

Leo, Rei, Rin, Ita, Xia, Rui, Mark, Nosei, Hana, Emi, Lica, Nica, Shikumori, dan Felicia.

"Ekhem... Baiklah. Anggota Kaje sudah bertambah, jadi ini bakalan ramai dari biasanya yaa. Selamat bergabung bagi yang baru masuk" Ucap Leo memasang wajah serius.

"Semuanya sudah berkumpul, kecuali Noran karena Ia lagi bertugas. Tapi, setidaknya Ia masih ada dan bakalan balik lagi kesini" Ucap Leo menjelaskan sembari meneguk teh nya.

"Kita mulai yaa... Kerje adalah sebuah Organisasi yang didirikan oleh Aku, Rei, dan Rin. Kaje itu kepanjangannya ialah Keluarga Gaje, kalian pasti udah tau lah yakan" Ucap Leo sembari meneguk teh nya, lagi.

"Tujuan dengan didirikan nya Kerje adalah untuk mengumpulkan informasi tentang masalah masalah di Kota ini atau lebih tepatnya Negara ini" Ucap Leo meneguk tehnya, lagi.

TEGUK TEROOSS!!!

"Dengan adanya informasi yang kita kumpulkan... Kita bakalan tau apa yang disembunyikan oleh Pemerintah" Ucap Leo meneguk tehnya untuk terakhir kali.

"Kalian pasti tau, kejadian kejadian beberapa tahun silam. Tahun yang dimana kejadian yang dimana terjadi Pemberontakan Teroris dan Gangster secara besar besaran di Kota ini..."

"Saat kejadian itu, kita masih keadaan masih Anak kecil dan tentu kita tidak tau penyebabnya..."

"Tapi... Lama kelamaan, kalian pasti penasaran kan apa penyebabnya?" Tanya Leo sembari menatap mereka satu per satu.

Mereka mengangguk tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, kecuali Felicia dan Shikumori.

Mereka berdua hanya menatap sekeliling dan sesekali menjauh dari Emi dan Rin.

"Nah, saat kejadian itu... Dilihat, diamati, dan diteliti secara mendalam... Pemerintah seolah olah tidak peduli dengan Pemberontakan itu, dengan bukti mereka tidak menangkap para Teroris dan Gangster itu..."

"Pemerintah hanya mengusir mereka, atau lebih tepatnya meredamnya saja dan Kasus itu pun ditutup rapat beberapa bulan kemudian!" Ucap Leo yang diakhiri menepuk meja.

Terlihat dari wajah Leo yang sedikit kesal setelah mengatakan itu, Ia tidak terima.

"Walaupun begitu, para Teroris dan Gangster sesekali melakukan serangan kecil kecilan terhadap masyarakat..."

"Tindakan Pemerintah? Tidak peduli sama sekali. Bahkan mereka hanya menurunkan beberapa Tentara dan Polisi untuk meredamnya saja..."

"Coba kalian pikir pakai logika deh... Kalau misalnya Teroris dan Gangster hanya diusir saja, apakah mereka bakalan berhenti?" Tanya Leo.

Mereka semua menggeleng tidak.

"Tentu, mereka akan mengulang kembali karena dibiarkan begitu saja" Ucap Leo sembari menghela napas.

"Aku merasakan kejanggalan dengan Pemerintah sekarang" Ucap Leo sembari bersandar.

"Sebentar... Apa ada kelompok selain Teroris dan Gangster?" Tanya Rui.

"Oh iya, ada. Kelompok lain itu adalah... Mafia" Ucap Leo kembali mulai serius.

"The Mafia, adalah kelompok yang tidak pernah ikut campur dengan urusan Teroris dan Gangster..."

"Aku pernah dikabari oleh seseorang misterius... Bahwa kelompok Mafia tidak akan pernah bergabung ataupun mencampuri urusan Teroris dan Gangster" Ucap Leo mencoba mengingat pertemuannya dengan orang misterius.

"Tunggu, kenapa Kau yang dikabari?" Tanya Mark.

"Entahlah, Aku tidak tau. Kemungkinan Ia tau kalau Aku mendirikan Kerje, maybe" Ucap Leo mengangkat bahu nya tanda tidak tau.

"Apa Mafia pernah membuat keributan?" Tanya Nosei.

"Hmm... Menurut informasi yang didapat, mereka pernah membuat keributan. Tapi, 1 tahun setelah kejadian Pemberontakan" Ucap Leo menjelaskan sembari melihat dokumen yang diberikan Rin.

"1 tahun setelah Pemberontakan?" Ucap Mark yang terlihat mencoba mengingat sesuatu.

"Kenapa? Ada sesuatu yang ingat?" Tanya Leo penasaran.

"Oh tidak, itu mengingatkan Ku pada sepupu Noran yang dinyatakan menghilang pada 1 tahun Pemberontakan" Ucap Mark menjelaskan.

"Maksud? Tolong diperjelas" Ucap Leo penasaran.

"Begini, Noran mempunyai sepupu yang pernah tinggal bersamanya. Tapi, karena kejadian Pemberontakan itu, Sepupu Noran menghilang secara tiba tiba tanpa jejak. Setelah 1 tahun kemudian, dinyatakan hilang" Ucap Mark.

"Oh begitu" Ucap Leo.

"Sebentar... Kau bilang bahwa Sepupu Noran menghilang saat Pemberontakan itu, apakah Pemberontakan itu melibat Keluarga Noran? Mungkin lebih tepatnya, menjadi korban?" Tanya Rei yang sedikit menjanggal di pikirannya.

Mark pun terlihat sediki terkejut, setelah itu Ia menenangkan dirinya dengan menghela napas.

"Kenapa? Kau kaget? Ada yang teringat? Atau... Disembunyikan?" Tanya Rin yang curiga.

"Eee... Itu... Ah sial..." Mark sedikit kesal karena pertanyaan mereka malah mengingat sesuatu.

"Ayolah Mark, tidak boleh disembunyikan. Kita butuh informasi dan kami tidak akan memberitahu ke orang luar kok" Ucap Rei makin penasaran.

"Ugkh... Aku nggak sanggup... Biar Noran saja yang menceritakannya saat Ia kembali" Ucap Mark memijit kepalanya dan berjalan pergi menuju kamar.

Rei yang ingin menahan Mark tidak bisa karena dihentikan oleh Leo.

"Biarkan saja, beri Dia waktu untuk menenangkan dirinya. Mungkin Ia tidak sanggup karena kejadian yang cukup kelam" Ucap Leo.

"Oke, sampai disini saja dulu yaa. Mungkin kalian udah tau apa tugas dan tujuan Kerje, jadi mohon bantuannya" Ucap Leo mengakhiri pembicaraan.

Mereka pun mengangguk dan segera meneguk teh karena tenggorokan sudah memberontak butuh air.

"Mark..." Rui mengucapkan nama Mark sembari menatap pintu kamar Mark dari kejauhan

....'-')

"Argkh... Kenapa harus mengingat kejadian itu lagi!" Ucap Mark memukul tempat tidurnya.

Terlihat Mark mengeluarkan keringat dingin dan sedikit air mata menetes beberapa kali.

Mark membuka jendela kamar, angin malam dan sinar bulan memasuki kamar Mark.

"Bukannya Aku tidak ingin memberitahu, tapi... Aku tidak sanggup..."

Bersambung....

Yuhuu... Chapter Cerita kali ini selesai juga.

Hohoho, banyak misteri yang belum terungkap ya guys yak...

Nggak lama lagi misterinya terungkap kok, jad tetap stay di Cerita ini ya:D

Dah segini aja dulu~

Sampai jumpa di chapter selanjutnya yaa~
Byee~
Dadaa~
See youu~

Ttd
Selasa, 31 Mei 2022

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro