Egois
Embun dingin membalut hangatnya pagi,
burung berkicau dengan merdunya,
keindahan alam terbentang luas meneduhkan hati siapapun yang melihatnya,
tapi semua itu tak kunjung menyejukkan hatiku yang penuh dengki.
Mungkin memang benar,
aku adalah umat-Nya yang paling egois,
ingin memiliki segalanya,
tanpa berjuang.
Ingin selalu diberi,
tanpa pernah memberi.
Melambung ego setinggi langit,
karena sebuah pujian.
Hanya ingat kepada-Nya dikala terpuruk,
berteriak dan memohon pertolongan-Nya.
Melupakan-Nya,
dikala kebahagian datang menyambut.
Lupa akan diri yang hanya sebatas butiran pasir,
yang takkan pernah berarti tanpa campur tangan-Nya.
Lupa akan hukum karma yang bekerja dengan adil,
tanpa memandang status sosial.
Mungkin benar,
aku adalah umat-Nya yang paling egois.
AG_lin
-Surabaya, 25 Juni 2020
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro