Aku tidak percaya kalau ada orang yang sebegitu bodohnya percaya dengan kata-kata: "Dia pasti berubah."

Memangnya kamu tukang bengkel?

Pada dasarnya, manusia memang punya naluri untuk selalu baik kepada semua orang, ditambah lagi dengan bumbu cinta yang akan melumpuhkan kinerja otak seseorang.

Aku tidak percaya kalau setitik kebaikan saja bisa membuat seseorang terlena.

Aku tidak percaya.

Tidak ingin percaya.

Percaya? Memangnya manusia bisa mempercayai orang sebegitunya? Apakah karena kita begitu haus?

Ketika awalnya seseorang memberimu segelas air, membuatmu sanggup melepaskan dahaga, kemudian kamu akhirnya bisa sembuh.

Sembuh dari kesepian, sembuh dari kegundahan, dan sembuh dari—

—mungkin keluarga.

Orang-orang akan terjebak dalam siklus itu, perlahan gelas yang diberi tidak lagi penuh, tetapi  setengah kosong. Tapi tetap saja, air itu tetap membuatmu merasa lebih baik, meski hanya sedikit.

Dan perlahan, tidak akan ada air yang diberikan lagi.

Dan kamu akan menangis.

Terlihat menyedihkan.

Kini semuanya dapat dipahami.

Rasa percaya bahwa suatu saat, orang tersebut akan memberikan gelas berisi air untuk melepaskan dahagamu seperti yang pertama kalinya.

Dan ini bukan hanya tentang cinta romantis.

Bukannya keluarga juga sama? Haus kasih sayang, berusaha melakukan apapun demi mendapatkan perhatiannya.

Pada dasarnya, manusia memang mencoba untuk percaya, mencoba untuk berharap.

Hingga akhirnya jatuh ke lubang yang paling dasar, meringkuk dalam waktu tanpa batas, terjebak dalam pikiran di mana semua jari menunjukku dan mengatakan bahwa ini semua salahmu.

Maaf sudah percaya.

Maaf untuk diriku yang terluka.