Semua untukmu, hanya untukmu.

Samar-samar aku mencium bau darah, diikuti dengan teriakan orang-orang.

Suara roda yang bergesekan.

"Yang laki-laki sudah meninggal, kita harus menyelamatkan gadis ini." Ada suara yang terdengar dari sebelah kiri, tapi penglihatanku terlalu buram untuk mengenali tempat di mana aku berada.

Sepertinya aku sedang di ranjang.

Warna putih.

Kepalaku pusing.

Di mana Dyan?

Kenapa aku tidak mati bersamanya saja?

Kami sudah berjanji.

"Kita butuh donor darah, apakah ada informasi mengenai korban?"

Lalu kemudian semua menjadi gelap.