Di meja pesta kaum berharta,
Anggur dituang, tawa menggema.
Sementara di sudut kampung yang hina,
Rakyat kecil berjuang untuk sesuap nasi saja.

Harga naik, langit tak terjangkau,
Namun janji mereka tetap terdengar bangga.
“Kami peduli rakyat jelata,” katanya,
Sambil menumpuk laba, sambil menghisap daya.

Subsidi katanya untuk semua,
Tapi berakhir di kantong yang sama.
Rakyat kecil merintih, perutnya hampa,
Berpeluh-peluh, tapi tak berdaya.

Si kaya bilang, "Kerja lebih keras!"
Padahal lapangan lenyap, harapan pun terpas.
“Hematlah!” teriak mereka dari istana megah,
Sementara rakyat menghitung receh di rumah.

Di layar kaca, grafik ekonomi menanjak,
Tapi di pasar, harga sembako merangkak.
Pertumbuhan katanya membanggakan,
Tapi kantong rakyat makin mengeringkan.

Oh negeri, kapan kau sadar?
Pesta ini tak bisa selamanya menghindar.
Rakyat kecil bukanlah angka belaka,
Mereka juga manusia, penuh asa.

K21 13122024