Pelacur Kata-Kata
Di pasar retorika, ia menjajakan diri,
kata-kata manis, tapi pahit di hati.
Janji dijual murah, semurah mimpi,
sebab makna telah mati, hanya suara yang berarti.
Ia berdiri megah di panggung opini,
menjual dusta seperti madu asli.
Kata-katanya memeluk, tapi penuh paku,
meninggalkan luka yang tak kunjung sembuh.
"Kejujuran? Ah, itu komoditi tua,"
katanya dengan senyum yang beraroma dusta.
"Orang-orang ingin hiburan, bukan kebenaran,
biarkan aku menari di atas kebodohan."
Ia melacur pada siapa saja yang bayar,
tak peduli nilai, tak peduli benar.
Si pembeli puas, si pendengar linglung,
mencoba memahami omong kosong yang dihitung untung.
Namun, pelacur kata-kata, ingatlah satu hal:
suara yang dijual tak selamanya abadi.
Hari akan tiba, di mana bisikanmu lenyap,
terkubur oleh kebenaran yang tak pernah engkau dapat.
Dan saat itu, siapa akan peduli?
Ketika sejarah menulis namamu dalam debu iri.
Kata-katamu, yang dulu kau agungkan,
hanya jadi sampah, di tepi jalan kehancuran.
K21_20241205
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro