DRAMA SATU BABAK
kang,
kau tumbuk gaplek sekilo itu
karena tanganmu perkasa
kang,
setelah itu kampaklah kayu untuk menanak
karena tanganmu perkasa
kang,
setalah itu cangkul sebidang tanah di selangkanganku, karena kau perkasa
semailah bibit unggulmu
biar tumbuh satu presiden
biar lahir satu dokter
biar hadir satu ustad
Jangan kau semai bibit bedebah,
mafia,
koruptor,
penipu,
pecundang
iya sayang,
kalau menumbuk gaplek itu mudah
begitupun membelah kayu bakar
tapi mengangkangimu untuk menyemai bibit unggul...
hmmm, aku tidak tahu caranya sayang
karena bibit yang ada di testisku adalah bedebah,
mafia,
koruptor,
penipu,
pecundang.
kau tidak tahu kang?
apa sayang?
ada ritual yang bisa mengubah bibit bedebahmu bisa tumbuh menjadi bibit unggul?
aha,
adik tahu caranya?
ya aku tahu,
ayo aku kangkangi kamu
nannti sayang,
tumbuk dulu sekilo gaplek itu
nanti kau tidak bisa menugal kalau tidak makan dulu
jangan lupa membelah kayu bakar, karena sekilo tiwul tidak akan masak tanpa kayu bakar
adik, aku tidak sabar menabur bibit ini.
lihat aku sudah menggengam bibitnya
ah kau kang,
ah adik,
dan aku tidak ceritakan ritual menabur bibit itu.
kang, kau salah
bukan begitu cara menabur bibit bedebah menjadi unggul.
ah kau dik,
itu susah, biarlah lahir bedebah–bedebah baru di negeri ini.
kau kang, oh
mereka berdua tertidur di lincak reot beralas tikat pandan yang sudah kusam
lupa sarapan tiwul picek.
Oleh: S.S.Van Beuteles
Galela, 24 Juli 2016
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro